Follow us on:
Ulama Sejagad Membela Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah


bantahan terhadap buku Idahram alias Marhadi yang berjudul "Ulama Sejagad Menggugat Wahhabi-
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarkatuh.

Bismillah.

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله
يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مّسْلِمُونَ
يَآ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْراً وَنِسَآءً وَاتَّقُوْا اللَّهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْباً
يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ وَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماًً
أما بعد: فإن أصدق الكلام , كلام الله . وخير الهدي , هدي محمد صلى الله عليه وسلم . وشر الأمور محدثاتها , وكل محدثة بدعة , وكل بدعة ضلالة , وكل ضلالة في النار
 
Amma ba’du :
Idahram menulis buku yang berjudul "Ulama Sejagad Menggugat Salafi Wahabi" Dari judulnya saja sudah nampak kedustaan atas buku ini. Dari sisi judul saja, buku ini sudah salah. Benarkah ulama seluruh dunia telah menggugat dakwah dan kaum Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab? Padahal banyak para ulama yang membela dakwah tauhid yang dihidupkan kembali oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Mungkin yang dimaksud Idahram itu yang menggugat Salafi Wahhabi adalah Abdul Karim Al-Khatib, Muhammad Abu Zahrah, Muhammad Sa'id al-Buthi, atau yang semisal mereka. Yang anti terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Lalu Ulama Sejagad mana yang dimaksud oleh Idahram?

Jika menelaah kitab para ulama, maka gugatan Abdul Karim Al-Khatib, Muhammad Abu Zahrah, Muhammad Sa'id Al-Buthi sudah di jawab dengan ilmiah oleh Syaikh Prof. DR.Shaleh Fauzan al-Fauzan. -silahkan memabaca jawaban ilmiah Syaikh Shaleh Fauzan dalam masalah ini-
Berikut Beberapa pandangan Ulama Timur dan Barat tentang Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah

- Imam Muhammad bin Isma'il As-Shan'ani rahimahullah (pengarang kitab Subulus Salam) :
 
Ketika sampai kepada beliau dakwah yang dibawa oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Maka beliau memujinya dengan menggubah suatu syair yang indah :
"Ucapan selamat dariku untuk Najd dan orang yang tinggal di Najd (Hijaz) sana.
Walaupun ucapan ku tidak akan terdengar dari jauh.
Telah memancar dari sebuah kaki bukti Sana'a mata air kehidupan.
Menghidupkan dan memanjangkan nya dengan guyuran hujan dari awan.
Maka berhentilah dan bertanyalah kepada orang pandai yang hidup ditanah Haram.
Yang dengan nya dia menunjukkan orang bodoh, petunjuk kehidupan.
Muhammad, dia yang mengajak manusia menuju ajaran Ahmad.
Betapa terpujinya yang memberi petunjuk dan menjadi sumber petunjuk.
Betapa banyak manusia yang mengingkari perkataan nya.
Menolak tanpa dasar kebenaran dan fakta.
Tidaklah setiap perkataan diterima dengan terbuka.
Dan tidaklah semua perkataan akan ditolak.
Kecuali perkataan Rabb kita dan Rasul-Nya.
Maka demikianlah perkataan manusia yang mulia itupun ditolaknya.
Sesungguhnya perkataan manusia,
Tergantung kepada ketelitian nya dan sumbernya.
Dan telah datang kabar kepada kita,
Bahwa dia mengembalikan ajaran yang mulia ini, sebagaimana awalnya.
Dia menampakkan kebenaran yang tersembunyi dari orang bodoh dan ahli bid'ah.
Dan akupun mengikutinya.

- Imam Muhammad bin Ali Asy-Syaukani (Penulis Kitab Nailul Authar, Yaman) rahimahullah :

Ketika sampai berita kematian Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah pun merangkai bait-bait syairnya,
“Telah wafat tonggak ilmu dan pusat kemuliaan,
Rujukan utama orang-orang pilihan yang mulia.
Ilmu-ilmu agama nyaris hilang bersama wafatnya,
Wajah kebenaran pun hampir lenyap tertelan derasnya arus sungai.”

- Syaikh Muhammad Rasyid Ridha rahimahullah (Pemimpin Majalah Al-Manar Mesir) :
 
Beliau berkata didalam muqaddimah kitab nya Shiyaanatul Insan :
"Dalam umat ini tidak akan pernah kosong dari ulama Rabbani yang adil, yang selalu berusaha memperbaharui urusan dien umat Islam ini, terutama ketika masa - masa yang penuh dengan bid'ah. Dan Sungguh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab merupakan salah satu ulama mujaddid tersebut. Beliau bangkit untuk mengajak manusia kembali memurnikan tauhid. dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah saja. Beliau juga mengajar manusia untuk meninggalkan bid'ah dan maksiat."

- DR.Thaha Husain (Sastrawan Mesir) berkata :
 
“Sungguh dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah mazhab baru namun hakikatnya lama, kenyataannya ajaran ini memang baru bagi orang-orang yang hidup di zaman ini, tetapi hakikatnya lama. Sebab dakwah beliau tidak lain hanyalah ajakan yang kuat kepada Islam yang murni, bersih lagi suci dari noda-noda syirik dan paganisme.”

- Syaikh Muhammad Hamid Al-Faqi rahimahullah (Seorang Ulama Besar Al-Azar Mesir) menjelaskan :
 
"Istilah Wahhabi (Wahabi) disandarkan kepada Imam Muhamamd bin Abdul Wahhab, seorang Mujaddid abada ke 12 Hijriyah. Penisbatan tersebut merupakan julukan yang TIDAK BENAR, menurut kaidah bahasa ARAB. Yang benar seharusnya mereka menjulukinya dengan istilah Muhammadiyyah. Dikarenakan penggagas dan pembagun gerakan dakwah ini bernama MUHAMMAD, bukan ABDUL WAHHAB.
 
Dan sesungguhnya pengikut Madzhab (fiqih) Hanbali berpegang kepada ajaran Imam Ahmad bin Hambal dalam urusan furu'. Sebagaimana pula para pengikut madzhab (fiqih) lain nya. 

Mereka juga tidak menuduh -baik dengan ucapan ataupun tulisan- bahwa Syaikh Muhamamd bin Abdul Wahhab datang mengajarkan madzhab yang baru. Beliau juga tidak mengada - adakan pemahaman ilmu yang menyimpang (menyeleweng) dari ajaran para Salafus Shaleh. Akan tetapi seluruh amal dan kesungguhan beliau, dicurahkan untuk menghidupkan kembali ajaran islam yang lurus. Dan mengembalikan manusia sesuai dengan ketetapan al-Quran, terutama dalam urusan tauhi uluhiyah dan ibadah hanya kepada Allah Ta'ala, menghinakan diri, menundukkan diri, berdoa, bernadzar, bersumpah dan bertawakal hanya kepada Allah. Beliau (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab) mengajak manusia untuk mentaati syariah Islam. Dalam persoalan tauhid Asma wa Shifat, beliau mengajak manusia untuk mengimani ayat - ayat yang berkenanaan dengan tauhid tersebut sebagai mana adanya, tanpa menyimpang makna dan mentakwilkan nya. Tanpa tasybih dan tamtsil (menyerupakan dan memisalkan Allah dengan makhluk), mengajak manusia untuk mengimani Allah dalam tauhid Asma' wa Shifat sesuai dengan ayat al-Quran dengan lafadz bahasa Arab yang shahih, sesuai dengan hadits yang datang dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam. Sebagaimana pula yang dipahami oleh para sahabat, dan tabi'in, serta para Imam yang mendapat hidayah, baik dari golongan terdahulu maupun sekarang. Dan beliau menekankan bahwa realisasi syahadat Laa ilaaha illaallah Muhammadar Rasulullah tidak akan sempurna kecuali dengan perkara - perkara tersebut diatas."

- Syaikh DR.Muhammad Taqiyuddin Al-Hilali rahimahullah (seorang Ulam Iraq) berkata :
 
"Tidak dapat dipungkiri bahwa Imam Rabbani Muhammad bin Abdul Wahhab, bangun dengan membawa dakwah yang lurus, memperbaharui amanah yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dan para sahabat. Beliau juga meletakkan dasar dari sebuah daulah / negara yang mengingatkan orang tentang daulah pada masa khulafa' rasyidin."

- Syaikh Khairuddin Az-Zarkali rahimahullah dalam kitab nya Al-I'lam berkata :
 
"Muhammad bin Abdul Wahhab merupakan pemimpin kebangkitan pembaharuan Islam di jazirah Arab masa kini. Beliau mengikuti manhaj yang diajarkan oleh Salafus Shaleh, mengajak manusia kepada tauhid yang lurus dan murni, menyingkirkan bid'ah dan menghancurkan semua gambar buruk tentang Islam."

- Syaikh Mahmud Syukri Al-Alusi (Seorang Ulama Iraq) berkata :
 
Beliau berkata, “Baliau (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab) termasuk ulama yang selalu memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang munkar, dahulu beliau mengajarkan sholat dan hukum-hukumnya serta seluruh rukun-rukun agama, beliau juga selalu memerintahkan untuk berjama’ah.”

- Syaikh Muhammad Abduh rahimahullah juga memuji Syaikh Muhammad bin Abdul Wahha dan memberikan julukan kepada beliau sebagai Mujaddid yang agung dan mengaku mengikuti ajaran beliau.

- Syaikh Muhammad Khalil al-Haras rahimahullah berkata :
 
"Sesungguhnya penjagaan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab terhadap kitab yang dikarang oleh Imam Ibnu Taimiyyah dan menghidupkan kembali ajaran nya, merupakan bukti dari sifat terpujinya dan akan selalu di ingat semua kebijaksanaan dan pandangan baik beliau. Karena kitab - kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah sebelumnya tertimbun dalam tumpukan, dilupakan dan diremehkan oleh manusia, terutama oleh para ahli bid'ah, dan orang bodoh, yang tidak mau sedikitpun melihat cahaya yang tersimpan didalamnya, dan tidak mau memperhatikan peranan nya yang sangat penting dalam menunjukkan kaum muslimin kepada ajaran yang lurus. Bahkan banyak diantara mereka memperingatkan kaum Muslimin untuk tidak mempelajarinya, dan mengaikatkan nya dengan kitab - kitab yang dikarang oleh orang - orang filsafat. Maka ketika gerakan yang dibagun oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab datang, mereka mengembalikan kitab pembaharu yang dikarang oleh Imam Ibnu Taimiyyah dan Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah kepada kedudukan yang semestinya. Mereka juga memperbaharui kembali cetakan nya kemudian menyebarkan nya."

- Syaikh Al-Allamah Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz rahimahullah (Ketua Lajnah Ad-Daimah dan Haiah Kibar Ulama) berkata :
 
"Alhamdulillah, yang telah memberikan karunia kepada hamba-Nya pada setiap zaman dengan munculnya seorang Imam yang memberi petunjuk, mengajak manusia kembali kepada jalan yang lurus. Menuntut manusia melewati jalan yang lurus dan mengajarkan kepada manusia yang butuh tentang petunjuk. Menunjukkan kepada manusia bahaya pengingkaran terhadap kitabullah dan sunnah Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam. Menunjukkan kepada manusia bahaya mengikuti keyakinan yang bathil penyimpangan orang - orang sesat. Para Imam tersebut memberikan penjelasan kepada manusia tentang hakikat dien (agama) yang benar, dan membuka syubhat yang ada secara gamblang. Satu diantara Imam tersebut adalah Imam Al-Allamah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, semoga Allah memberikan kebaikan kepada beliau dialam kubur dan memasukkan beliau kedalam Jannah.
Beliau (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab) adalah orang yang istiqamah dalam dakwah, tekun dalam mengkaji ilmu dan pemberani dalam berjihad. Beliau juga banyak menghasilkan kitab yang bermanfaat, juga menulis banyak risalah, terutama dalam menjelaskan akidah yang benar dan membantah pemahaman yang menyelisihi ajaran Islam yang benar dengan menggunakan dalil dan penjelasan. Beliau terus berjuang sampai dien (agama) Allah diberi kemenangan, pertolongan dan sampai terhina nya kelompok menyimpang. Beliau terus berjuang sampai akidah salaf tersebar diseluruh jazirah Arab dan sekitarnya."

- Syaikh Abbas Mahmud Al-Iqod rahimahullah berkata :
 
"Tampak jelas dalam perjalan sejarah kehidupan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, bahwa dia mendapatkan kesulitan dalam menyampaikan dakwahnya. Sebagaimana sulitnya orang yang memanggil manusia lain yang tuli. Terutama ketika beliau menghadapi orang - orang jahil dan berbuat syirik, sedangkan manusia telah terbiasa berbuat syirik seperti menggantungkan jimat, tamimah, dan lain nya. Manusia juga telah terbiasa untuk menggunakan shiri dan bantuan - bantuan syaitan dalam menghadapi masalah, termasuk ketika mereka meminta hujan dan menghindari wabah. Maka menjadi wajib untuk mendakwahi mereka dan memalingkan manusia dan perbuatan jahiliyyah tersebut. Dan telah menjadi hasil yang nyata dari dakwah Wahhabiyah (dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul wahhab), bahwa mereka mampu menghindarkan manusia dari berbagai macam perbuata bid'ah dan khurafat."

- Syaikh Abu Syamah Abdul Dhahir Al-Mishri (salah satu Imam di Masjidil Haram) berkata didalam syair nya :
 
"Aku memuji Syaikh Imam Muhammad bin Abdul Wahhab.
Semua manusia yang Shalih Alim Rabbani.
Yang mengajarkan petunjuk, yang penuh dengan lautan kedarmawanan.
Yang menghancurkan semua musuh.
Yang mengerahkan semua serangan nya kepada berhala.
Manusia yang beramal di negeri Najd.
Mengajak manusia kembali kepada Iman dan Islam.
Hingga besok hari, Najd serupa taman bunga.
Dia mendapatkan naungan pengetahuan.
Dia menghidupkan agama yang lurus sebagaimana semula.
Dan menegakkan nya dengan pedang dan petunjuknya.
Petunjuknya adalah kitab dan sunnah.
Petunjuk yang dibawa oleh pemuka manusia.
Betapa banyak dia terangi kesyrikan dan pengikutnya.
Dia timpakan kepada mereka semua kehinaan.
Dia menjelaskan tauhid dan ibadah."

- Prof. DR.Wahbah Az-Zuhaili hafizhahullah (Penulis Fiqih Islam Wa Adillatuhu) berkata :
 
"Ibnu Abdul Wahhab memulai dakwahnya pada tahun 1134 H / 1730 M. Beliau memerintahkan kepada yang Ma'ruf dan mencegah yang munkar. Dakwah yang beliau bawa merupakan nyala pertama kesadaran dunia Islam pada masa kini. Beliau sangat memperhatikan urusan tauhid, yang merupakan tiang dari ajaran Islam, disaat banyak dari kaum Muslimin yang telah rusak tauhid mereka."

- Syaikh Manna' Khalil Al-Qattan rahimahullah berkata :
 
"Setelah menerangkan tentang buruknya nasib ajaran Islam dan politik di Najd pada waktu itu, setelah berlalu mendung yang menutupi cakrawala kaum muslimin, kemudian Allah berkenan untuk menjauhkan mendung tersebut dan mengembalikan kesucian akidah umat. Allah membersihkan kaum Muslimin dari noda syirik dan jahiliyah, dan menjauhkan kesedihan dan keputus asaan. Maka secara bertahap mulailah naiklah suara tauhid yang dengan nya Rasul diutus, "Laa ilaaha illallah" menumbuhkan kembali akidah yang lurus membuang diri dari keburukan bid'ah dan khurafat, dan memberikan air kehidupan dari mata air Islam yang murni bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah, dan ajaran yang dipeluk oleh para Salaf. Begitulah kumandang suara yang dilantunkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, kemudian suara itu menggema di sekitar negeri Najd dan dunia Islam."

- Syaikh Ali Ath-Thantawi rahimahullah berkata :
 
"Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah tumbuh dan berkembang. Beliau mampu melihat cahaya kebaikan yang Allah berikan. Allah Ta'ala mentakdirkan beliau menjadi salah seorang yang dikhabarkan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam sebagai manusia yang diutus untuk memperbaharui ajaran ummat. Bahkan beliau adalah manusia yang paling berhak untuk mendapat julukan tersebut, dibandingkan dengan orang lain yang ada pada masa kita hari ini. Dan telah wujud secara nyata bagaimana negeri Najd berhasil kembali kepada tauhid yang lurus dengan perantara tangan beliau."

- Syaikh Al-Allamah Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah
 
Beliau berbicara dalam usaha menolak anggapan orang yang mengatakan Fitnah Nejed adalah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Beliau berkata :
"Telah diketahui betapa besar dendam, kebencian yang tersembunyi, dan tuduhan - tuduhan dusta yang dilakukan ole kelompok yang jahat terhadap Imam Mujaddid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Semoga Allah melimpahkan kepada beliau pahala, karena usaha beliau dalam mengeluarkan manusia dari kegelapan syirik menuju cahaya tauhid yang murni. Mereka (para penuduh) melakukan fitnah kepada beliau, dan berbuat kedustaan dan celaan demi tujuan tertentu yaitu untuk memalingkan manusia dari dakwah tauhid ini. Dan dari perkataan beberapa ulama yang menerangkan secara jelas berapa buruknya keadaan umat Islam ini sebelum dakwah ini muncul. Salah satu nya yaitu perkataan seorang ulama dari Sana'a Syaikh Muhammad bin Isma'il As-San'aani dalam syair yang beliau gubah -lihat no 1-

- Syaikh Prof.DR.Shaleh Fauzan al-Fauzan hafizhahullah berkata :
 
"Secara umum telah diketahui bahwa dakwah yang dilakukan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab bukan merupakan madzhab baru. Tetapi dakwah ini dibangun diatas aqidah salafus shaleh ahlussunnah wal jama'ah. Dan dalam urusan fru' (fiqih) beliau mengikuti madzhab Imam Ahmad bin Hambal. Dakwah ini tidak pernah keluar dari prinsip kelompok diatas."

- Syaikh Muhammad Jamil Zainu rahimahullah didalam kitabnya Minhajul Firqatin Najiyah pada pembahasan ke 16 "Pengertian Wahhabi" kata beliau :
 
"Orang - orang yang memusuhi tauhid biasa memberikan julukan "Wahhabi (wahabi)" kepada setiap orang yang bertauhid yang mereka nisbatkan kepada Muhammad bin Abdul Wahhab. Jika mereka mau jujur, sebenarnya julukan yang lebih tepat adalah "Muhammadi" yaitu nisbat kepada namanya yakni Muhammad. Namun Allah pun menghendaki nama Wahhabi itu dinisbatkan kepada Al-Wahhab (Yang Maha Memberi) yaitu salah satu dari nama - nama Nya yang mulia. Jadi jalau orang - orang sufi menisbatkan diri kepada jamaah yang biasa memakai shuf (kain wol), maka orang - orang wahhabi pun menisbatkan diri mereka kepada Al-Wahhab yaitu Allah yang telah memberi mereka tauhid dan meneguhkan mereka untuk mendakwahnya."

- Syaikh DR.Muhammad bin Sa'ad Asy-Syuwai'ri hafizhullah berkata didalam kitab nya Tashhih Khata' Tarikhi Hauli Al-Wahhabiyah :
 
"Dakwah Syaikh Muhmmad bin Abdul Wahhab adalah pembaharu yang muncul pertama kali ditengah - tengah Jazirah Arab pada abad ke 12 H. Dakwah ini muncul ketika kaum Muslimin sangat membutuhkan nya, untuk membebaskan mereka dari kejahilan yang telah menyelimuti mereka dan untuk meluruskan semua pemahaman mereka yang keliru dalam aqidah dan ibadah. Yang mana kesalahan mereka yang terbesar adalah kejahilan mereka terhadap masalah agama dan perbuatan mereka menokohkan para ulama yang juga jahil terhadap masalah agama mereka.
Dakwah Syaikh Muhammad datang untuk menyingkirkan semua kotoran yang melekat dalam pengajaran-pengajaran Islam dan meluruskan apa yang disusupkan kedalam tauhid, berupa penyekutuan makhluk bersama sang Khaliq."

- Syaikh Mas'ud An-Nadwi rahimahullah berkata :
 
"Diantara kedustaan paling tampak yang ditujukan kepada dakwah Syaikhul Islam -Muhamamd bin Abdul Wahhab- adalah menamakan dakwah belaiu dengan sebutan "Wahhabiyah". Orang - orang yang mempunyai keinginan tertentu berusaha dengan penamaan ini untuk menetapkan bahwa dakwah beliau adalah agama yang diluar Islam. Orang - orang Inggris, Turki, dan Mesir sama sama menjadikan dakwah ini sebagai momok yang menakutkan, karena nya setiap kali ada pergerakan Islam yang bangkit dinegeri - negeri Islam pada dua abad terakhir dan orang - orang Eropa memandangnya sebagai ancaman terhadap kepentingan - kepentingan mereka, mereka dengan segera menghubungkan pergerakan tersebut dengan Wahhabiyah Najdiah, walaupun pergerakan tersebut bertentangan dengan nya."

- Syaikh Ahmad bin Hajar rahimahullah (hakim pengadilan syariah ternama di Qatar) berkata dalam kitab nya Naqdhu Kalam Al-Muftarin Al-Hanabilah As-Salafiyin :
 
"Dan mereka (para pencela) menisbatkan kepada Syaikh -Muhammad bin Abdul Wahhab- dan para pengikut beliau bahwasanya mereka tidak mengakui kehormatan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, mengingkari adanya syafaat Rasul, mereka mengharamkan ziarah kekuburan beliau, tidak membolehkan shalawat kepada Rasul dan seterusnya.
Jawaban (atas tuduhan terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab) adalah Bahwa semua perkara yang dituduhkan kepada mereka ini adalah kedustaan yang tidak benar sama sekali. Kitab - kitab mereka sudah dicetak, dijual dan dibagikan, karenanya barangsiapa yang ingin mengetahui dustanya semua tuduhan ini maka hendaknya dia membaca kitab - kitab mereka."
Pandangan Ora Orientalis Tentang Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

- Departemen Penerangan Inggris menjelaskan :
 
"Wahhabi adalah suatu gerakan pemurnian ajaran Islam. Kaum Wahhabi adalah orang yang mengikuti ajaran Rasul Shallallahu'alaihi wa sallam satu satunya (al-Quran dan As-Sunnah) dan tidak mau memperhatikan selain kedua nya. Sedangkan musuh - musuh kaum Wahhabi adalah musuh - musuh Islam yang sebenarnya."

- Yolancher (seorang pemuka Orientalis) berkata :
"Jika kita mau memperhatikan hubungan antara Islam Sunni (Ahlussunnah) dengan gerakan Wahhabi di negeri Najd, akan kita dapatkan sesungguhnya yang mengarahkan perhatikan kita khusus kepada sejarah perkembangan keagamaan adalah Wajib bagi orang - orang yang menyandarkan dirinya kepada hukum Islam terkini, bahwa sesungguhnya Wahhabi merupakan gambaran kelompok yang menopang ajaran islam sesuai dengan apa yang diletakkan oleh Nabi. Dan tujuan dari gerakan Wahhabi ini adalah mengembalikan ajaran islam sebagaimana aslinya."

- Bronzkis (seorang sekertaris Jendral Inggris) berkata :
 
"Orang - orang yang memusuhi lelaki ini -Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab- dan para penikut beliau, telah menyebarkan tuduhan bahwa dia telah kafir. Walaupun sebenarnya dia dan pengikutnya adalah orang - orang yang benar - benar mengikuti Kitabullah dan Sunnah. Gerakan merekapun adalah gerakan pemurnian ajaran islam. Demikian pula musuh - musuh mereka menyebarkan tuduhan , bawah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan pengikut beliau melarang kaum Muslimin untuk menziarahi kota Madinag. Tuduhan tersebut merupakan tuduhan yang ngawur, karena mereka hanya melarang kaum Muslimin melakukan perbuatan syirik disekitar Raudhah yang suci, sebagaimana pula mereka melarang manusia untuk melakukan perbuatan syirik diatas kuburan para wali dan orang - orang shalih lain nya.

- Henri Laasur (seorang Orientalis Prancis) berkata :
 
"Sesungguhnya nama Salafi merupakan julukan yang diberikan kepada gerakan Wahhabi. Karena mereka bertujuan untuk mengembalikan kemurniaan ajaran Islam seperti pada masa Salafus Shalih. Sesungguhnya gerakan salafi ini berbeda dengan gerakan yang lain. Pandangan mereka yang lebih dekat kepada wawasan dan mereka membuka kembali pintu ijtihad, mereka menghancurkan khurafat, menghilangkan amal yang melampaui batas ajaran Islam, dan berusaha sungguh - sungguh dalam menunjukkan kesesuaian islam dengan tuntutan zaman."

Demikian pujian para ulama -semoga Allah merahmati mereka semua nya- dan masih banyak lagi pujian terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Kira nya cukup apa yang kami paparkan diatas sebagai bukti ketidak benaran Idahram dalam buku nya itu.

Nasehat Bagi Para Pencela dan Penuduh, terutama kepada Idahram :
 
Sebagai penutup risalah singkat ini, maka saya bawakan nasehat dan perkataan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah bagi para penuduh dan penantang dakwah beliau :
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata :

“Saya ingatkan kepada orang-orang yang menentangku bahwa kewajiban bagi setiap orang adalah mengikuti apa yang dengannya Nabi memerintahkan umatnya (yakni as-Sunnah). Dan saya katakan kepada mereka: Buku-buku ini (saya) bersama anda. Lihatlah kedalamnya dan jangan ambil perkataanku. Akan tetapi jika anda telah mengetahui perkataan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam ada di dalam kitab-kitabmu maka ikutilah ia meskipun sebagian besar orang menentangnya.

Jangan mengikutiku atau orang lain (tanpa syarat) kecuali dalam perintah Rasulullah, yang anda temukan dalam kitab-kitabmu. Dan ketahuilah bahwa tidak ada yang dapat menyelamatkan anda kecuali mengikuti Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam. Kehidupan dunia ini hanyalah sementara dan tidak patut bagi
seseorang yang berakal sehat untuk lalai mengenai Surga dan Neraka.” (Ad-Durar as-Saniyyah; 1/89-90)
“Saya mengajak orang-orang yang menentangku kepada empat hal: Kitabullah atau Sunnah Rasulullah atau kepada ijma para ulama. Dan jika dia menolaknya, maka saya mengajaknya untuk melakukan mubahalah.” (Ad-Durar as-Saniyyah 1/55)

-semoga bermanfaat-

Abu Abdillah Prima Ibnu Firdaus ar-Roni al-Mirluny
Desa Merlung, 13 Ramadhan 2012 H / 02 Agustus 2012 M

Risalah kecil ini dihimpun dari kitab :
1. Pro dan Kontra Dakwah Wahhabi karya Syaikh Muhammad Jamil Zainu. Pustaka Ats-Tsauri. judul aslinya Dakwatusy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Bainal Mu'aridhin wal Mu'ayyidin.
2. Wahabi dan Imperialisme karya DR.Muhammad bin Sa'ad Asy-Syuwairi. cet griya Ilmu. Tashih Khata' Tarikhi Hauli Al-Wahhabiyah.
3. Al-Firqotun Najiyah karya Syaikh Muhammad Jamil Zainu. Pustaka Media Hidayah. Judul asli Minhajul Firqatin Najiyah wat Tha'ifah Al-Manshurah.
4. Meluruskan Kesalah Pahman Terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab karya Syaikh Shaleh bin Abdul Aziz as-Sindi. disebarkan oleh raudhatun muhibbin.org judul asli تسحيح مفاهيم خاطئه في قضية مهمة
5. Salafi, Antara Tuduhan dan Kenyataan karya Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray. Pustaka TooBagus

Sumber: http://salafonfacebook.blogspot.com/2012/08/ulama-sejagad-membela-syaikh-muhammad.html?showComment=1345956334869#c1034738741673006359

MEMBONGKAR KEDOK SUFI HADRAMAUT

Penulis buku " al-Masyra' ar-Rawy fi Fadhooil Aali Baa'alwy " (buku yg penuh dongeng-dongeng khurafat) menyebutkan bahwasanya asy-Syaikh Abdulloh Ba'abbaad bertanya kepada 'Alwy bin al-Faqiih al-Muqaddam tentang yg dia lihat melalui kasyf setelah bapaknya wafat, maka 'Alwy bin al-Faqiih al-Muqaddam berkata :

" Nampak bagiku tiga perkara : Saya menghidupkan dan mematikan. Saya mengatakan kepada sesuatu : " Kun (jadilah) ", maka akan terjadi. Dan saya mengetahui perkara yg akan terjadi."

[dinukil dari buku " Ziaroh Hud 'alaihissalaam lisy Syaikh Ahmad al-Mu'allim " (kunjungan Nabi Hud 'alaihissalaam kepada asy-Syaikh Ahmad al-Mu'allim) ."

Kemudian, Abdulloh Ba'abbaad berkata : " Kami menghara yg lebih dari ini semua." [2/21].

DENGARKANLAH !!!

Apa yg di katakan oleh 'Alwy bin al-Faqiih al-Muqaddam bahwasanya dia bisa menghidupkan dan mematikan dengan seizin Alloh. Dia juga mengatakan kepada sesuatu "KUN" (jadilah), maka akan terjadi, serta dia juga mengaku mengetahui perkara yg akan terjadi.

Adapun yg pertama : maka dia telah menjadi seorang Namrud yg lain, dan betapa banyak Namrud-Namrud dikota hadhramaut (Yaman), serta golongan Namrud yg pertama adalah Al-Habib 'Alwy bin Sahl yg telah meniupkan Ruh ke dalam gambar seekor ayam jantan dan burung-burung.

Yg kedua : maka dia telah berusaha menyaingi berbagai kekhususan Rabb semesta alam, (QS. Yasin : 81-83). Yg sama sekali tidak diragukan bahwa perkataan ini lemah dan kebatilannya amat jelas, bahkan ini merupakan aib yg amat besar bagi suatu kaum, yg terbongkar kesesata mereka, sehingga tidak perlu lagi dibantah dan didiskusikan. Akan tetapi hukum atas orang seperti ini adalah diperintahkan untk bertoubat.

Adapun yg ketiga : yaitu perkataan : " Dia juga mengetahui perkara yg akan terjadi.

Renungilah fìrman Alloh (artinya) :

" Dan pada sisi Alloh-lah kunci-kunci semua yg ghaib; tidak ada yg mengetahui kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yg di daratan dan dilautan, dan tiada sehelai daun pun yg gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yg basah atau yg kering melainkan tertulis dalam kitab yg nyata (Lauh Mahfudz)." [QS. Al-An'aam:59].

Ketika Abu Hayyan al-Andalusy rahimahulloh (penulis tafsir) " al-Bahru al-Muhith " menafsirkan firman Alloh Ta'aala ini, beliau berkata :

" Inilah pembatasan: bahwasanya tidak ada yg mengetahui dan melihat kunci-kunci tersebut selain Alloh Ta'aala. Dari orang-orang yg menistbatkan diri mereka kepada kain wool (sebagai tanda ke zuhudan alias sufi), sungguh telah muncul berbagai pengakuan-pengakuan akan pengetahuan mereka tentang hal-hal ghaib, mereka juga mengaku-ngaku mengetahui balasan yg akan diterima oleh para pengikutnya, yaitu bahwasannya para pengikut tersebut pasti akan masuk surga bersama tokoh-tokoh sufi mereka. Hal ini mereka beritakan diatas mimbar-mimbar, dan tidak ada seorangpun yg mengingkarinya. Ini semua bersamaan dengan hakekat keadaan mereka yg tidak berilmu, akan tetapi tokoh-tokoh sufi tersebut menipu manusia seakan-akan mereka mengetahui hal-hal yg ghaib.

Di dalam shahih Muslim ada riwayat dari 'Aisyah radhiyallohu Anha : " Barangsiapa menyangka bahwa Muhammad memberitakan apa yg akan terjadi esok hari, maka sungguh ia telah membuat kebohongan yg paling besar atas nama Alloh."

Alloh Ta'aala berfirman (artinya):

" Katakanlah : Tidak ada seorangpun dilangit dan dibumi yg mengetahui perkara yg ghaib, kecuali Alloh." [QS. An-Naml:65].

Wallohu A'lam.

Sumber : Syaikh Ali Babakar rahimahulloh.

Izzat di Tarukan Kab. Pemalang.

SHALAWAT

by  Al-Ukhti Orcela Puspita -hafizhahallah-

bismillaah,

Lafazh bacaan sholawat yang paling ringkas yang sesuai dalil2 yang shahih adalah :

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma shollii wa sallim 'alaa nabiyyinaa Muhammad.

"Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad) .

[SHAHIH. HR. At-Thabrani melalui dua isnad, keduanya baik. Lihat Majma’ Az-Zawaid 10/120 dan Shahih At- Targhib wat Tarhib 1/273].



▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓

SHALAWAT NABI YANG SHAHIH


عن أنس بن مالك قال: قال رسول الله : «مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً ، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطياتٍ ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ» رواه النسائي وأحمد وغيرهما وهو حديث صحيح.

Dari Anas bin malik radhiallahu 'anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak)”[SHAHIH. Hadits Riwayat An-Nasa’i (no. 1297), Ahmad (3/102 dan 261), Ibnu Hibban (no. 904) dan al-Hakim (no. 2018), dishahihkan oleh Ibnu Hibban rahimahullah, al-Hakim rahimahullah dan disepakati oleh adz-Dzahabi, rahimahullah juga oleh Ibnu hajar rahimahullah dalam “Fathul Baari” (11/167) dan al-Albani rahimahullah dalam “Shahihul adabil mufrad” (no. 643). ].

Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan anjuran memperbanyak shalawat tersebut [Lihat “Sunan an-Nasa’i” (3/50) dan “Shahiihut targiib wat tarhiib” (2/134)], karena ini merupakan sebab turunnya rahmat, pengampunan dan pahala yang berlipatganda dari Allah Ta’ala [Lihat kitab “Faidhul Qadiir” (6/169)].

Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini :

● Banyak bershalawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan tanda cinta seorang muslim kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam [Lihat kitab “Mahabbatur Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bainal ittibaa’ walibtidaa’” (hal. 77).], karena para ulama mengatakan: “Barangsiapa yang mencintai sesuatu maka dia akan sering menyebutnya” [Lihat kitab “Minhaajus sunnatin nabawiyyah” (5/393) dan “Raudhatul muhibbiin” (hal. 264).].

● Yang dimaksud dengan shalawat di sini adalah shalawat yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits-hadits beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih (yang biasa dibaca oleh kaum muslimin dalam shalat mereka ketika tasyahhud), bukan shalawat-shalawat bid’ah yang diada-adakan oleh orang-orang yang datang belakangan, seperti shalawat nariyah, badriyah, barzanji dan shalawat-shalawat bid’ah lainnya. Karena shalawat adalah ibadah, maka syarat diterimanya harus ikhlas karena Allah Ta’ala semata dan sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam [Lihat kitab “Fadha-ilush shalaati wassalaam” (hal. 3-4), tulisan syaikh Muhammad bin Jamil Zainu.]. Juga karena ketika para sahabat radhiyallahu ‘anhuma bertanya kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “(Ya Rasulullah), sungguh kami telah mengetahui cara mengucapkan salam kepadamu, maka bagaimana cara kami mengucapkan shalawat kepadamu?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ucapkanlah: Ya Allah, bershalawatlah kepada (Nabi) Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keluarga beliau…dst seperti shalawat dalam tasyahhud[SHAHIH. Riwayat Bukhari (no. 5996) dan Muslim (no. 406)].

● Makna shalawat kepada nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah meminta kepada Allah Ta’ala agar Dia memuji dan mengagungkan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dunia dan akhirat, di dunia dengan memuliakan peneyebutan (nama) beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, memenangkan agama dan mengokohkan syariat Islam yang beliau bawa. Dan di akhirat dengan melipatgandakan pahala kebaikan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, memudahkan syafa’at beliau kepada umatnya dan menampakkan keutamaan beliau pada hari kiamat di hadapan seluruh makhluk [Lihat kitab “Fathul Baari” (11/156)].

● Makna shalawat dari Allah Ta’ala kepada hamba-Nya adalah limpahan rahmat, pengampunan, pujian, kemualian dan keberkahan dari-Nya [Lihat kitab “Zaadul masiir” (6/398).]. Ada juga yang mengartikannya dengan taufik dari Allah Ta’ala untuk mengeluarkan hamba-Nya dari kegelapan (kesesatan) menuju cahaya (petunjuk-Nya), sebagaimana dalam firman-Nya:

{هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا}

“Dialah yang bershalawat kepadamu (wahai manusia) dan malaikat-Nya (dengan memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman” (QS al-Ahzaab:43).

Lafazh bacaan sholawat yang paling ringkas yang sesuai dalil2 yang shahih adalah :

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma shollii wa sallim 'alaa nabiyyinaa Muhammad.

"Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad) .

[SHAHIH. HR. At-Thabrani melalui dua isnad, keduanya baik. Lihat Majma’ Az-Zawaid 10/120 dan Shahih At- Targhib wat Tarhib 1/273].


Kemudian terdapat riwayat-riwayat yang Shahih dalam delapan riwayat, yaitu :

1. Dari jalan Ka'ab bin 'Ujrah

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد

"Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid, Allaahumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid".

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya Allah, Berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"

[SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 6/27, dan 7/156, Muslim 2/16, Abu Dawud no. 976, 977, 978, At Tirmidzi 1/301-302, An Nasa-i dalam "Sunan" 3/47-58 dan "Amalul Yaum wal Lailah" no 54, Ibnu Majah no. 904, Ahmad 4/243-244, Ibnu Hibban dalam "Shahih" nya no. 900, 1948, 1955, Al Baihaqi dalam "Sunanul Kubra" 2/148 dan yang lainnya]

2. Dari jalan Abu Humaid As Saa'diy

اللهم صل على محمد وعلى أزواجه وذريته كما صليت على إبراهيم ، وبارك على محمد وعلى أزواجه وذريته كما باركت على إبراهيم ، إنك حميد مجيد

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shol laita ‘alaa ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah,berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada isteri-isteri beliau dan keturunannya,sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim. Ya Allah, Berkahilah Muhammad dan isteri-isteri beliau dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim,Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"

[SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 7/157, Muslim 2/17, Abu Dawud no. 979, An Nasa-i dalam "Sunan" nya 3/49, Ibnu Majah no. 905, Ahmad dalam "Musnad" nya 5/424, Baihaqi dalam "Sunanul Kubra" 2/150-151, Imam Malik dalam "Al Muwaththo' 1/179 dan yang lainnya].

3. Dari jalan Abi Mas'ud Al Anshariy

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على آل إبراهيم وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على آل إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shol laita ‘alaa aali ibroohiim ,wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohiim fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim, dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim atas sekalian alam, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"

[SHAHIH, HR Muslim 2/16, Abu Dawud no. 980, At Tirmidzi 5/37-38, An Nasa-i dalam "Sunan" nya 3/45, Ahmad 4/118, 5/273-274, Ibnu Hibban dalam "Shahih" nya no. 1949, 1956, Baihaqi dalam "SUnanul Kubra" 2/146,dan Imam Malik dalam "AL Muwaththo' (1/179-180 Tanwirul Hawalik Syarah Muwaththo'"]

4.Dari jalan Abi Mas'ud, 'Uqbah bin 'Amr Al Anshariy (jalan kedua)

للهم صل على محمد النبي الأمي وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم وبارك على محمد النبي الأمي وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shol laita ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad yang ummi dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.Dan berkahilah Muhammad Nabi yang ummi dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"

[SHAHIH, HR. Abu Dawud no. 981, An Nasa-i dalam "Amalul Yaum wal Lailah" no. 94, Ahmad dalam "Musnad" nya 4/119, Ibnu Hibban dalam "Shahih" nya no. 1950, Baihaqi dalam "Sunan" nya no 2/146-147, Ibnu Khuzaimah dalam "Shahih" nya no711, Daruquthni dalam "Sunan" nya no 1/354-355, Al Hakim dalam "Al Mustadrak" 1/268, dan Ath Thabrany dalam "Mu'jam Al Kabir" 17/251-252]

5. Dari jalan Abi Sa'id Al Khudriy

اللهم صل على محمد عبدك ورسولك كما صليت على آل إبراهيم وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin ‘abdika wa rosuulika kamaa shol laita ‘alaa aali ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad hambaMu dan RasulMu, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim. Dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim"

[SHAHIH, HR Bukhari 6/27, 7/157, An Nasa-i 3/49, Ibnu Majah no. 903, Baihaqi 2/147, dan Ath Thahawiy dalam "Musykilul Atsaar" 3/73]

6. Dari jalan seorang laki2 shabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

اللهم صل على محمد وعلى أهل بيته وعلى أزواجه وذريته كما صليت على آل إبراهيم إنك حميد مجيد وبارك على محمد وعلى أهل بيته وعلى أزواجه وذريته كما باركت على آل إبراهيم إنك حميد مجيد

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa ahli baitihi wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shollaita ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid , wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa ahli baitihi wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada ahli baitnya dan istri-istrinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Dan berkahilah Muhammad dan kepada ahli baitnya dan istri-istrinya dan keturunannya, sebagimana Engkau telah memberkahi Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"

[SHAHIH, HR. Ahmad 5/347, Ini adalah lafazhnya, Ath Thowawiy dalam "Musykilul Atsaar" 3/74], dishahihkan oleh Al Albani dalam "Sifaat sahalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam", hal 178-179].

7. Dari jalan Abu Hurairah

اللهم صل على محمد و على آل محمد وبارك على محمد و على آل محمد كما صليت وباركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shollaita wa baarokta ‘alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad,sebagaimana Engkau telah bershalawat dan memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"

[SHAHIH, HR Ath Thowawiy dalam "Musykilul Atsaar" 3/75, An Nasa-i dalam "Amalul Yaum wal Lailah" no 47 dari jalan Dawud bin Qais dari Nu'aim bin Abdullah al Mujmir dari Abu Hurairah , Ibnul Qayyim dalam "Jalaa'ul Afhaam Fish Shalati Was Salaami 'alaa Khairil Anaam (hal 13) berkata, "Isnad Hadist ini shahih atas syarat Syaikhaini (Bukhari dan Muslim), dan dishahihkan oleh Al Albani dalam "Sifaat sahalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam", hal 181 ]

8. Dari jalan Thalhah bin 'Ubaidullah

اللهم صل على محمد و على آل محمد كما صليت على إبراهيم و على آل إبراهيم إنك حميد مجيد وبارك على محمد و على آل محمد كما باركت على إبراهيم و آل إبراهيم إنك حميد مجيد

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shol laita ‘alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid, wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah telah memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim,sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia".

[SHAHIH, HR. Ahmad 1/162, An Nasa-i dalam "Sunan: nya 3/48 dan "Amalul Yaum wal Lailah" no 48, Abu Nu’aim dalam "Al Hilyah" 4/373,semuanya dari jalan 'Utsman bin Mauhab dari Musa bin Thalhah, dari bapaknya (Thalhah bin 'Ubaidullah), dishahihkan oleh Al Albani].


► Tentang Ucapan صلى ا لله عليه وسلم

Di sunnahkan (sebagian ulama mewajibkannya) mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam setiap kali menyebut atau disebut nama beliau, yaitu dengan ucapan :

صلى ا لله عليه وسلم

"Shallallahu 'alaihi wa sallam"

Riwayat2 yang datang tentang ini banyak sekali, diantaranya dari dua hadits shahih di bawah ini :

1. Dari jalan Husain bin 'Ali bin Abi Thalib, ia berkata,

"Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Orang yang bakhil (kikir/pelit) itu ialah orang yang apabila namaku disebut disisinya, kemudian ia tidak bershalawat kepadaku (dengan ucapan-red)
صلى ا لله عليه وسلم ("shallallahu 'alaihi wa sallam"").
[SHAHIH. Dikeluarkan oleh AT Tirmidzi 5/211, Ahmad 1/201 no 1736, An Nasa-i no 55,56 dan 57, Ibnu Hibban 2388, Al Hakim 1/549, dan Ath Thabraniy 3/137 no 2885.

2. Dari Abu Hurairah, ia berkata,

"Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :" Hina dan rugi serta kecewalah seorang yang disebut namaku disisinya, lalu ia tidak bershalawat kepadaku"".
[SHAHIH. Dikeluarkan oleh Imam At Tirmidzi 5/210, dan Al Hakim 1/549. Dan At Tirmidzi telah menyatakan bahwa hadits ini Hasan].

Hadits ke dua ini, banyak syawaahidnya dari jama'ah para shahabat, sebagaimana disebutkan dalam kitab-kiatb : At Targhib wat Tarhib" (2/506-510) Imam Al Mundzir, "Jalaa-ul Afhaam (hal 229-240) Ibnu Qayyim, Al Bukhari dalam "Adabul Mufrad" (no 644, 645), Ibnu Khuzaimah (no 1888), Ibnu Hibban (no 2386 dan 2387 - Mawaarid).

Artikel yang terkait dengan perkara shalawat ini, dapat di lihat pada artikel dengan judul :

- BAGAIMANAKAH LAFAZH, CARA & WAKTU UNTUK BERSHALAWAT ?
- SHALAWAT BID'AH BUATAN KAUM SUFI
- APAKAH SHALAWAT NABI BOLEH DISINGKAT MENJADI SAW?
- SHALAWAT NARIYAH DALAM SOROTAN

[ Disalin dari Kitab "Sifat Shalawat dan Salam kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam", oleh Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat, Pustaka Imam Syafi'i, dan beberapa tambahan fawaid dari http://ibnuabbaskendari.wordpress.com/2010/07/23/keutamaan-membaca-shalawat-kepada-nabi-shallallahu-%E2%80%98alaihi-wa-sallam/ ]

Read more: http://www.abuayaz.co.cc/2010/08/shalawat-nabi-yang-shahih.html#ixzz1Sb5c93vQ

Pic by. Syariefuddien Ibrohiim


[Adapun "SHALAWAT-SHALAWAT yang BID'AH (SESAT)", ada di Link berikut : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1974135315539&set=a.1653325175486.2085068.1307751853&type=1&theater_pen]

Ahlussunnah bukan WAHABI





from Al-Akhi Ismail Saepudin -Hafizhahullah-

Ahlussunnah bukan WAHABI
Kalau seandainya Ahlus Sunnah ingin menisbahkan diri mereka kepada selain Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam, maka bukankah lebih pantas untuk menisbahkan diri pada ulama-ulama yang lebih utama daripada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab –rohimahulloh-.., seperti Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad –rohimahumulloh- dan lain-lain?!
Oleh karena itu, tidak pernah kita dapati Ahlus Sunnah menisbahkan diri mereka kepada individual ulama-ulama mereka setelah Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam, baik dari kalangan sahabat maupun orang-orang setelah mereka.

Penisbahan Ahlus Sunnah kepada Wahhabiyah tidaklah datang dari Ahlus Sunnah sendiri, akan tetapi datangnya dari ahlu bida’ yang bertujuan untuk menjauhkan manusia dari dakwah Ahlus Sunnah. Mereka menggambarkan kepada manusia -terutama umat Islam- bahwa setiap yang mendakwahkan kepada Tauhid dan Sunnah serta memberantas kesyirikan dan kebida’han serta kemaksitan-kemaksian yang lain, mereka adalah para pengekor Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab –rohimahulloh-, karena beliau demikian adanya yang sebelumnya mereka telah gambarkan terlebih dahulu ke dalam benak umat Islam tentang jeleknya dakwah beliau. Apakah mereka tidak tahu ataukah berpura-pura tidak tahu bahwa Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagian mereka tidaklah mengekor kepada sebagian yang lain, karena pedoman hidup mereka adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Hal itu karena kita dapati bahwa manhaj dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dari jaman sahabat sampai sekarang bahkan sampai hari kiamat nanti adalah sama. Barangsiapa keluar dari manhaj mereka, maka dia bukanlah bagian dari mereka walaupun dirinya mengaku demikian.

Penulis:
Abu ‘Amr Ridwan bin Zaki Al-Ambuny Al-Indunisiy
Dammaj,7Sya’ban 1432H

https://www.facebook.com/ismail.saepudin/posts/478531772171663