Follow us on:
10 Faidah Dari Para Ulama

by Al-Akhi Al-Fadhil Prima Ibnu Firdaus Al-Mirluny -Hafizhahullah-

Faidah ini saya copas dari status Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal -Hafizhahullah-

1. Syaikh Sholih Al Fauzan:
Janganlah seseorang berfatwa kecuali ada salafnya.
(Dars Kitab Shifat Shalat Ibn Taimiyah)

2. Syaikh Sholih Al Fauzan:
Imam shalat jamaah tidak cukup punya suara bagus, yang terpenting harus paham fikih shalat.
(Dars Kitab Shifat Shalat)

3. Syaikh Sholih Al Fauzan:
Kebiasaan para salaf adalah mengajarkan hafalan al-Quran, akidah dan fikih sejak kecil karena begitu mudah. (Dars Akidah Qoirowaani)

4. Syaikh Sholih Al Fauzan:
Yang harus jadi perhatian utama dalam nasehat adalah bagi para pemuda saat ini
(Dars Akidah Qoirowaani)

5. Syaikh Sholih Al Fauzan:
Meskipun berbeda madzhab, Imam Malik, Syafii dan Hambali sama dalam ushul akidah.(Dars Akidah Qoirowaani)

6. Syaikh Sa'ad bin Nashir Asy Syatsri:
Baiknya ulama, maka baiklah ummat. (Dars Kitab Tauhid 4/11/1433, Riyadh KSA)

Jika ulama atau ustadznya rusak, maka lihat saja bagaimana keadaan umatnya.

7. Syaikh Sholih Al Fauzan:
Bagi pemula belajarlah agama dengan mempelajari kitab-kitab yang ringkas mulai dari akidah maupun fikih (Dars Akidah Qoirowaani 16/11/1433 )

8. Kata Ibnu Katsir:
Jika engkau menegakkan shalat, maka akan datang rizki dr jalan yg tidak engkau sangka2. (Tafsir Surat Thoha ayat 132)

Tentu sj janganlah kerjakan shalat untuk mendapatkan dunia semata, namun tetap ikhlas ingin meraih pahala dr sisi Allah.

9. Ibnu 'Uyainah:
Nabi shallallahu alaihi wa sallam selalu meminta pd Allah ilmu hingga Allah mewafatkan beliau. (Tafsir Ibnu Katsir 9: 372)

10. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin berkata:
Perlu diketahui bahwa pada saat ihram tidak ada shalat sunnah yang dianjurkan. Seperti ini tidak ada tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau sama sekali tidak pernah mengajarkan shalat sunnah ihram, baik lewat lisan maupun contoh lewat perbuatan beliau, begitu pula tidak ada ketetapan mengenai hal ini.(http://www.ibnothaimeen.com/all/books/article_16926.shtml)

Abu Abdillah Prima Ibnu Firdaus ar-Roni al-Mirluny
Jambi, Kamis : 18 Dzulqo'dah 1433 H / 4 Oktober 2012 M


source 

PENGOBATAN ALA NABI HANYA BERMANFAAT BAGI YANG YAKIN






by Syeh Abu Muhammad Herman -Hafizhahullah-

Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata:

Pengobatan ala Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bukanlah seperti pengobatan para dokter. Pengobatan ala Nabi adalah sesuatu yang yakin qath'iyun ilahiy yang BERSUMBER DARI WAHYU, misykat kenabian dan kesempurnaan akal.

Adapun pengobatan selainnya adalah kira-kira, praduga dan percobaan. Pengobatan ala Nabi hanya bermanfaat bagi orang yang mendapatkannya dengan PENERIMAAN dan KEYAKINAN atas kesembuhan dengannya serta kesempurnaan penerimaannya dengan KEIMANAN dan KETUNDUKKAN.

Penolakan manusia atas pengobatan ala Nabi ibarat penolakan terhadap penyembuhan lewat Al-Qur'an yang merupakan obat. Hal ini bukan dikarenakan lemahnya obat (dari pengobatan ala Nabi), tapi karena kebusukkan tabiat, kerusakan wadah dan tidak adanya (kurangnya) rasa penerimaannya. Wabillahit taufiq. [Diungkapkan oleh Ibnu Qayyim dalam kitab Az-Zaad (III/97-98)]

[Ash-Shahihah (I/434), Dikutip dari buku Ensiklopedi Fatwa Syaikh Albani, Pustaka As-Sunnah, Jakarta]

Semoga bermanfaat...

-Sahabatmu- Abu Muhammad Herman



TERAPI KURMA



Terapi kurma yaitu : kurma (tamr = kurma kering) berfungsi untuk menguatkan sel-sel usus dan dapat membantu melancarkan saluran kencing karena mengandung serabut-serabut yang bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim terutama ketika melahirkan.

Penelitian yang terbaru menyatakan bahwa buah ruthab (kurma basah) mempunyai pengaruh mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa systolenya (kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi). Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Maryam binti Imran untuk memakan buah kurma ketika akan melahirkan, dikarenakan buah kurma mengenyangkan juga membuat gerakan kontraksi rahim bertambah teratur, sehingga Maryam dengan mudah melahirkan anaknya. [Perkataan Dokter Muhammad Kamal Abdul Aziz dalam kitabnya Al-Ath’imah Al-Qur’aniyyah. Dicantumkan oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaly dalam Shahih Ath-Thibb An-Nabawy fi Dhau’il Ma’arif Ath-Thabiyyah wal Ilmiyyah Al-Haditsah (hal. 399), cet. Maktabah Al-Furqaan, th. 1424H]

Dr. David Conning, Direktur Jendral British Nutritient Foundation menyatakan:

"Kurma lebih unggul dari makanan lain yang mengandung gula. Hal ini juga didukung bukti, yaitu segelas air yang mengandung glukosa akan diserap tubuh dalam 20-30 menit, tetapi gula yang terkandung dalam kurma baru habis terserap dalam waktu 45-60 menit. Maka, orang yang makan cukup banyak kurma pada wakt sahur akan menjadi segar dan TAHAN LAPAR, sebab bahan ini juga kaya dengan serat." (Dikutip dari makalah kesehatan Pusat Kesehatan Universitas Utara Malaysia, diambil dari www.medic.uum.ed)

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah:

"Kurma termasuk buah yang paling banyak mengandung gizi YANG MENGENYANGKAN dan dibutuhkan tubuh karena kandungan unsur panas dan lembab. Bila dikunyah dan ditelan, bisa pula membunuh cacing. Selain panas, buah ini juga MEMILIKI ENERGI TAMBAHAN. Kurma adalah buah, makanan, obat, minuman, sekaligus gula-gula." (Ath-Thibbun Nabawi, edisi Indonesia: Metode Pengobatan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, penerbit Griya Ilmu, Jakarta).


Rasulullah صلى اللّه عليه و سلم bersabda :

"Sesungguhnya di dalam habbatussauda ( jintan hitam ) terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit, kecuali kematian. [ HR Bukhori & Muslim ]

Dan soal pengobatan bathiniyah ƴα̍nƍ bisa dilakukan diri sndr adalah merruqiyyah :

Ruqiyah

Imaam Ibn Qayyim Al-Jawziyyah (691 - 751 H) berkata:

Saya (Ibn Qayyim Al-Jawziyyah) pernah tinggal di Makkah selama beberapa waktu. Pada saat itu, saya terkena sejumlah penyakit tanpa bisa mendapatkan obat-obatan ataupun seorang thabib/dokter.

Akhirnya, saya mengobati diri sendiri dengan Al-Faatichach dan merasakan efeknya yang menakjubkan.

Pengalaman ini pun saya ceritakan kepada orang-orang yang tengah mengeluhkan penyakit yang mereka derita, hingga kemudian banyak dari mereka yang sembuh dalam waktu singkat.

Namun ada satu permasalahan yang harus difahami dan diperhatikan di sini. Dzikir-dzikir, ayat-ayat, do'a-do'a, ataupun obat-obatan yang dipergunakan untuk ruqyah dan penyembuhan, walaupun pada hakikatnya bermanfaat dan mampu menyembuhkan, namun tetap saja mempunyai ketergantungan terhadap keadaan tubuh penderita dan kuatnya pengaruh (orang) yang mengobati.

Apabila terjadi keterlambatan dalam penyembuhan, maka hal itu disebabkan oleh lemahnya pengaruh dan semangat dari fihak yang mengobati dan lemahnya tubuh (penderita), atau bisa jadi karena kuatnya faktor penghalang yang mencegah efek penyembuhan dari do'a tersebut.

(Kitab Ad-Daa' wa Ad-Dawaa' oleh Ibn Qayyim Al-Jawziyyah, Ed. Indonesia hal. 10)


Pengobatan ala Nabi ada BANYAK SEKALI, hanya saja TIDAK BANYAK yang diketahui orang. Di antaranya adalah pengobatan dengan menggunakan makanan/minuman:

1. Nasi.
2. Beras ketan.
3. Semangka.
4. Kurma.
5. Buah Tin.
6. Tajin gandum.
7. Es.
8. Bawang putih.
9. Roti gandum dengan kuah.
10. Jantung pokok kurma.
11. Keju.
12. Inai.
13. Habbatus Sauda' (jintan hitam).
14. Sutra.
15. Roti.
16. Cuka.
17. Lalat.
18. Emas dan perak.
19. Daun kemangi.
20. Buah delima.
21. Minyak zaitun.
22. Sari mentega.
23. Kismis.
24. Jahe.
25. Ikan.
26. Kacang kedelai.
27. Daging bakar.
28. Mayonais.
29. Tanah liat.
30. Pisang.
31. Anggur.
32. Madu.
33. Kayu cendana.
34. Mentimun.
35. Tebu.
36. Daun seledri.
37. Daging domba.
38. Daging: kambing muda, sapi, kuda, unta, kijang, kelinci, burung, dendeng, dll.
39. Air es dan air embun.
40. Air zamzam.
41. Kesturi.

Dan lain-lain... (lihat Ath-Thibbun Nabawi, edisi Indonesia: Metode Pengobatan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, penerbit Griya Ilmu, Jakarta).


semoga bermanfaat

photo by Abu Muhammad Herman