Follow us on:
TAREKAT SUFI NAQSYABANDIYAH

by Al-Ukhti Orcela Puspita -Hafizhahallah-

Oleh Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta

Pertanyaan :
Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta ditanya : Ada sebuah perkumpulan wanita dari Kuwait. Mereka menyebarkan dakwah sufi beraliran Naqsyabandiyah secara sembunyi-sembunyi, perkumpulan wanita tersebut berada dibawah naungan lembaga resmi.

Kami telah mempelajari kitab-kitab mereka, dan berdasarkan pengakuan mereka, yang pernah ikut perkumpulan wanita ini, tarekat ini memiliki pemahaman diantaranya :

[a] Barangsiapa yang tidak mempunyai syaikh, maka yang menjadi syaikhnya adalah syetan.
[b] Barangsiapa yang tidak bisa mengambil ahlak syaikh/gurunya, maka tidak akan bermanfaat baginya Kitab dan Sunnah.
[c] Barangsiapa yang mengatakan pada syaikhnya, "Mengapa begitu ?" Maka, tak akan sukses selamanya.

Selain itu, mereka berdzikir (dengan tata cara sufi, tentunya) seraya membawa gambar syaikhnya.
Mereka suka mencium tangan gurunya yang bergelar Al-Anisaa, dan berasal dari negeri Arab. Mereka menganggap akan mendapat berkah dengan meminum air sisa sang gurunya.

Mereka menulis do'a dengan do'a khusus yang dinukil dari buku Al-Lu'lu wa Al-Marjan Fi Taskhiri Muluki Al-Jann. Dan dalam lapangan pendidikan, perkumpulan ini membangun madarasah khusus untuk kalangan sendiri, mereka didik anak-anak berdasarkan ide-ide kelompoknya, bahkan ada di antaranya yang mengajar di sekolah-sekolah negeri umum, baik jenjang setingkat SMP maupun SMA. Sebagian mereka ada yang berpisah dengan suami dan meminta cerai lewat pengadilan, hal itu terjadi manakala sang suami menyuruh sang istri agar menjauh dari aliran yang sesat ini.

Pertanyaan yang kami ajukan :
[1] Bagaimanakah menurut syariat tentang perkumpulan wanita tersebut ?.
[2] Diperbolehkan mengawini mereka ?.
[3] Bagaimana pula hukumnya dengan akad nikah yang telah berlangsung selama ini ?.
[4] Sekarang, nasihat dan ancaman yang bagaimana yang pantas untuk mereka ?.

Mohon penjelasan.

Jawaban :

Tarekat sufi, salah satunya Naqsyabandiyah, adalah aliran sesat dan bid'ah, menyeleweng dari Kitab dan Sunnah.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Artinya : Jauhilah oleh kalian perkara baru, karena sesuatu yang baru (di dalam agama) adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat". [Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan Hakim]

Tarekat sufi tidak semata bid'ah.
Bahkan, di dalamnya terdapat banyak kesesatan dan kesyirikan yang besar, hal ini dikarenakan mereka mengkultuskan syaikh/guru mereka dengan meminta berkah darinya, dan penyelewengan-penyelewengan lainnya bila dilihat dari Kitab dan Sunnah.

Diantaranya, pernyataan-pernyataan kelompok sufi sebagaimana telah diungkap oleh penanya.

Semua itu adalah :
pernyataan yang batil dan tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah, sebab, yang patut diterima perkataannya secara mutlak adalah perkataan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana firman Allah.

"Artinya : Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah". [Al-Hasyr : 7]

"Artinya : Dan tidaklah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya". [An-Najm : 3]

Adapun selain Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam, walau bagaimana tinggi ilmunya, perkataannya tidak bisa diterima , kecuali kalau sesuai dengan Al-Kitab dan Sunnah.

Adapun yang berpendapat wajib mentaati seseorang selain Rasul SECARA MUTLAK, hanya lantaran memandang "si dia/orang"nya, maka ia murtad (keluar dari Islam).

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb selain Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb) Al-Masih putera Maryam ; padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa ; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan". [At-Taubah : 31]

Ulama menafsirkan ayat ini, bahwa :
makna kalimat "menjadikan para rahib sebagai tuhan" ialah bila mereka menta'ati dalam menghalalkan apa yang diharamkan dan mengharamkan apa yang dihalalkan. Hal ini diriwayatkan dalam hadits Adi bin Hatim.

Maka
wajiblah berhati-hati terhadap aliran sufi, baik dia laki-laki atau perempuan, demikianlah pula terhadap mereka yang berperan dalam pengajaran dan pendidikan, yang masuk kedalam lembaga-lembaga. Hal ini agar tidak merusak aqidah kaum muslimin.

Lantas,
diwajibkan pula kepada seorang suami untuk melarang orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya agar jangan masuk ke dalam lembaga-lembaga tersebut ataupun sekolah-sekolah yang mengajarkan ajaran sufi.
Hal ini sebagai upaya memelihara aqidah serta keluarga dari perpecahan dan kebejatan para istri terhadap suaminya.

Barangsiapa yang merasa cukup dengan aliran sufi, maka ia lepas dari manhaj Ahlus Sunnah wa Jamaah, jika berkeyakinan bahwa syaikh sufi dapat memberikan berkah, atau dapat memberikan manfa'at dan madharat, menyembuhkan orang sakit, memberikan rezeki, menolak bahaya, atau berkeyakinan bahwa wajib menta'ati setiap yang dikatakan gurunya/syaikh, walaupun bertentangan dengan Al-Kitab dan As-Sunnah.

Barangsiapa berkeyakinan dengan semuanya itu, maka dia telah berbuat syirik terhadap Allah dengan kesyirikan yang besar, dia keluar dari Islam, dilarang berloyalitas padanya dan menikah dengannya. !!!

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Dan janganlah kalian nikahi wanita-wanita musyrikah sebelum mereka beriman, .......... Dan janganlah kalian menikahkan (anak perempuan) dengan laki-laki musyrik sebelum mereka beriman ........". [Al-Baqarah : 221]

Wanita yang telah terpengaruh aliran sufi, akan tetapi belum sampai pada keyakinan yang telah kami sebutkan diatas, tetap tidak dianjurkan untuk menikahinya. Entah itu sebelum terjadi aqad ataupun setelahnya, kecuali bila setelah dinasehati dan bertaubat kepada Allah.

Yang kita nasehatkan adalah :

 
bertaubat kepada Allah,
kembali kepada yang haq,
meninggalkan aliaran yang batil ini
dan berhati-hati terhadap orang-orang yang menyeru kepada kejelekan-kejelekan.


Hendaknya
berpegang teguh dengan manhaj Ahlus Sunnah wal Jama'ah, membaca buku-buku bermanfa'at yang berisi tentang aqidah yang shahih, mendengarkan pelajaran, muhadharah dan acara-acara yang berfaedah yang dilakukan oleh ulama yang berpegang dengan teguh pada manhaj yang benar.

Juga kita nasehatkan kepada para istri agar taat kepada suami mereka dan orang-orang yang bertanggung jawab dalam hal-hal yang ma'ruf.

Semoga Allah memberikan taufiq-Nya.

[Fatwa ini dikeluarkan tanggal 18 Jumadil Awal 1414H dengan No. Fatwa 16011, dan dimuat di majalah As-Sunnah Edisi 17/II/1416H-1996M. Diterjemahkan oleh Andi Muhammad Arief Mardzy]

http://almanhaj.or.id/content/1485/slash/0/tarekat-sufi-naqsyabandiyah/


photo by Orcela 

SEPAK TERJANG PARA HABIB ( HABIB WAHABI-pen) MEMBERANTAS SYRIK DAN BID'AH (yang dilakukan HABIB SUFI DAN HABIB SYI'AH-pen)


by Al-ukhti Orcela Puspita -Hafizhahallah-

bismillaah,

Untuk lebih mengenal sepak terjang para Habib wahabi yang getol membela sunnah leluhur mereka dan memerangi bid'ah yang tidak pernah diajarkan oleh leluhur mereka, maka kami sangat berharap kepada para pembaca sekalian untuk mengunjungi website-website berikut ini:

Pertama :
www.dorar.net , sebuah website yang dimiliki dan dikelola oleh Habib 'Alawi bin 'Abdil Qoodir As-Saqqoof. Dalam web ini para pembaca bisa melihat sepak terjang beliau dalam berdakwah di atas manhaj salaf dan memberantas bid'ah.

Bahkan
dalam website beliau ada penjelasan tentang bahwa nasab :
As-Syaikh Abdul Qoodir Al-Jailaani
dan juga As-Syaikh Ahmad Ar-Rifaa'i
bukanlah termasuk Ahlul Bait. Karena dalam rangka melariskan pemahaman yang sesat maka kaum sufi menisbahkan kedua Syaikh ini kepada Ahlul Bait. 


(silahkan lihat : http://www.dorar.net/enc/firq/2400)

Kedua :
www.alsoufia.com, website ini dimiliki dan dikelola Habib Muhammad bin Abdillah Al-Maqdiy. Dalam web ini sangat nampak bagaimana usaha Habib Muhammad Al-Maqdy untuk membantah bid'ah sufi.

Ketiga :
alalbayt.com, dalam web ini juga para pembaca yang budiman bisa melihat betapa banyak Ahlul Bait yang berjuang membela sunnah leluhur mereka dan memberantas ajaran baru (bid'ah) yang tidak pernah dilakukan oleh leluhur mereka. Bahkan para pembaca akan dapati bagaimana Ahlul Bait wahabi membantah Ahlul Bait Sufi dan Ahlul Bait Syi'ah

Demikian juga kami sangat berharap para pembaca untuk menelaah kitab-kitab berikut yang ditulis oleh para habib wahabi untuk membantah para habib sufi.

Pertama :
kitab نسيم حاجر في تأكيد قولي عن مذهب المهاجر, karya Mufti Hadromaut Habib Al-'Allaamah Abdurrohman bin Abdillah As-Saqqoof (wafat tahun 1375 H), yang kitab ini sungguh menggoncang para sufi di kota Hadromaut di Yaman. 


Silahkan mendownloadnya di (http://www.soufia-h.com/soufia-h/book/naseem-hajer.rar). 
Adapun resensi buku ini bisa dilihat di (http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=171629)

Kedua :
Kitab التصوف بين التمكين والمواجهة, karya Habib Muhammad bin Abdillah Al-Maqdi. 


Silahkan mendownload kitab tersebut di (http://d1.islamhouse.com/data/ar/ih_books/single3/ar_altasouf_bain_altamkeen.pdf),

Ketiga :
Kitab إلى أين أيها الحبيب الجفري؟, ini adalah kitab karya Habib Doktor Kholduun Makkiy Al-Hasaniy yang disusun UNTUK MEMBANTAH Habib Ali Al-Jufri. Kitab ini sangat penting dan memiliki keterkaitan dengan Habib Munzir.
Karena Habib Ali Al-Jufri dan Habib Munzir sama-sama berguru kepada guru yang sama yaitu Habib Umar bin Hafiizh, ——►yang Habib Umar bin Hafiiz inilah yang pernah dihadirkan oleh Habib Munzir di Jakarta dan digelari sebagai Al-Musnid.

Habib Umar bin Hafiz inilah yang memberi kata pengantar bagi kitab Muridnya Habib Al-Jufri yang berjudul معالم السلوك للمرأة المسلمة yang telah dibantah oleh Habib Doktor Kholduun Makky Al-Hasaniy.

Habib Doktor Kholduun Makky Al-Hasaniy berkata di pengantar kitabnya tersebut :
"Dan gurunya Habib Umar bin Hafiizh telah memberikan kata pengantar terhadap buku ini, ia telah memuji kitab dan penulisnya (Habib Ali Al-Jufri) dengan pujian yang sangat tinggi. Bahkan sang guru telah menyifati buku tersebut dengan menyatakan bahwa buku tersebut adalah nafas-nafas (tulisan-tulisan) yang penuh keberkahan dan peringatan-peringatan yang mulia… telah dialirkan oleh Allah pada lisan Habib Al-Jufriy. Dan sang guru telah memuji Allah atas dimudahkannya dicetaknya kitab ini.

Jadi kitab ini adalah karya As-Syaikh Habib Al-Jufry dan telah diberkahi dan diberi pengantar oleh gurunya Habib Umar bin Hafiizh. Dengan demikian maka Habib Al-Jufry bertanggung jawab atas perkara-perkara yang ia tuliskan dalam buku ini" (lihat kitab Ila aina Ayyuhal Habiib Al-Jufriy hal 17).

Silahkan mendownload kitab ini di (http://www.4shared.com/document/bw_ToTWs/____.html)

Habib Al-Jufri ini memiliki KESALAHAN-KESALAHAN FATAL dalam masalah AQIDAH, bukan di sini perinciannya. Akan tetapi sekedar untuk wawasan maka silahkan lihat (http://www.youtube.com/watch?v=wPSbtto9wmM&feature=related).

Dan lihat cara ibadahnya (http://www.youtube.com/watch?v=EhO2OfBFZns&feature=related)

Dan
Al-Jufriy ini juga suka mencela para ulama wahabi dan merendahkan mereka, sama seperti teman sejawatnya Habib Munzir. Silahkan lihat (http://www.youtube.com/watch?v=WBLWOOCJRrg).

Dinukil dr. Ustadz Firanda Andirja, MA, -hafidzohullah-


http://firanda.com/index.php/artikel/bantahan/214-nasehat-habib-habib-wahabi-kepada-habib-habib-sufi-syiah



source and photo by Orcela

***

Nukilan Comment :

Comment :
anas mengatakan:
6 Desember 2011 pada 10:11 am

Di Hadramaut Yaman, terdapat tokoh ahlu sunnah seperti Al-Habib As-Sayyid Umar bin Hafidz (masih keturunan Rasulullah SAW [ maksudnya Shallallahu ‘alaihi Wa sallam-pen]).
Beliau tidak menganggap SYIAH sebagai KAFIR, sebagaimana anggapan Sekte WAHABY dari berbagai fatwa ulama wahaby.

JAWAB :
Uztads Abu Hudzaifah Al Atsary, mengatakan:
6 Desember 2011 pada 10:24 am

Umar bin Hafizh bukan Ahlussunnah, tapi SUFI KELAS BERAT. Biarpun keturunan Rasulullah kalau menyimpang ya tetap menyimpang. Tuh khomeini juga mengklaim dirinya Rasulullah..

bahkan
rata2 dedengkot syi’ah juga mengklaim sbg keturunan Rasulullah. Dan banyak tokohnya yg habib juga… (ada apa sebenarnya??)

Persamaan Sufi dengan Syi’ah:
1. Sama2 ahli bid’ah dan khurafat
2. Sama2 ghuluw thd orang shalih
3. Sama2 memusuhi dakwah salaf (wahhabi).
4. Sama2 qubury

Perbedaan utama Sufi dengan Syi’ah:
Sufi tidak mencaci para sahabat, tapi syi’ah mencaci dan bahkan mengkafirkan para sahabat.

Kalau persamaannya demikian banyak,
mana mungkin menganggap mereka kafir? Wong tokoh2 syi’ah sendiri banyak yg habib kok…
kan berabe jadinya kalau sesama habib saling mengkafirkan??

Contoh habib2 yg syi’ah di Indonesia:
Quraisy Shihab, Alwi Shihab, Omar Shihab, Husein Alatas, Haidar Bagir, Husein Al Habsyi (Bangil), dan masih puluhan atau bahkan ratusan lain yg syi’ah…

Adapun
sisanya (99 %) sufi tarekat, dan (1 %) yg benar-benar ahlussunnah sesuai manhaj salaf, atau mungkin ga’ nyampe.

Sungguh tragis nasibmu wahai para haba-ib…
dan lebih tragis lagi yang taklid kpd kalian.


Dinukil dr.
Uztads Abu Hudzaifah Al-Atsary , -hafidzohullah-
http://basweidan.wordpress.com/2011/12/01/fatwa-syaikh-al-allamah-abdul-muhsin-al-abbad-ttg-jihad-di-dammaj/

Uztads Abu Hudzaifah Al-Atsary adalah Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Ulumul Hadits, Islamic University of Medina, KSA. ( http://basweidan.wordpress.com/about/ )