Follow us on:
^JIMAT^

by Ukhti Orcela Puspita -hafizhahallah-

▓ RINCIAN HUKUM MEMAKAI JIMAT

Memakai jimat termasuk bentuk KESYRIKAN. Para ulama kemudian memberikan perincian tentang hukum memakai jimat ini.

•—•

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, ”Memakai jimat dan sejenisnya,

▌apabila orang yang memakainya meyakini bahwa jimat itu berpengaruh dengan sendirinya tanpa (taqdir) Allah, maka dia melakukan SYRIK AKBAR dalam tauhid rububiyyah.
••►Karena dia meyakini bahwa ada pencipta selain Allah Ta’ala.

▌Apabila pemakainya hanya meyakini jimat itu sebagai sebab, tidak dapat berpengaruh dengan sendirinya, maka dia melakukan SYRIK ASHGHAR (syrik kecil_pen).
••►Karena dia telah meyakini sesuatu sebagai sebab (sarana), padahal bukan sebab. Maka dia telah menyekutukan Allah dalam menentukan sesuatu sebagai sebab, padahal Allah tidaklah menjadikan sesuatu itu sebagai sebab.”

[ Al-Qoulul Mufiid, 1/165.]

•—•

Lihatlah dalam kasus jimat ini.
Orang yang berakal pasti mengetahui bahwa tentu tidak ada hubungannya antara menggantungkan jimat di pojok rumah agar aman dari pencuri dan perampok. Atau antara menggantungkan jimat di leher agar terhindar dari marabahaya. Dia menggantungkan diri dan urusannya kepada sesuatu yang pada hakikatnya tidaklah dapat menimbulkan pengaruh apa-apa. Bahkan menyelamatkan dirinya sendiri pun, jimat itu tidak akan mampu.

Oleh karena itu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan tentang terputusnya pertolongan Allah Ta’ala bagi orang yang memakai jimat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang menggantungkan sesuatu, maka dia akan digantungkan kepada sesuatu tersebut.” [HR. Tirmidzi no. 2072. Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Ghayatul Maram no. 297.


▓ “BUKTINYA, NABI MUSA PUN MEMAKAI JIMAT !”

Sayangnya,
meskipun telah jelas dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang kesyirikan pemakaian jimat, para pemuja jimat itu berdalil (lebih tepatnya: berdalih) dengan tongkat Nabi Musa ‘alaihis salaam yang memiliki kesaktian sehingga bisa digunakan untuk membelah lautan.

Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta’ala yang artinya,
“Lalu Kami wahyukan kepada Musa, ‘Pukullah laut itu dengan tongkatmu!’ Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar.” (QS. Asy-Syu’ara [26]: 63)

Maka kita sampaikan kepada mereka,
▌“Apakah para pemuja jimat itu diperintahkan oleh Allah Ta’ala untuk memakai jimat-jimat mereka sebagaimana Allah Ta’ala memerintahkan Nabi Musa untuk memakai tongkatnya?”

•►Maka jika mereka menjawab “Ya”, berarti mereka telah mendustakan begitu banyak dalil syari’at yang sangat gamblang melarang pemakaian jimat.

Namun,
•►Jika mereka menjawab “Tidak”, maka berarti analogi mereka tentang pemakaian jimat dengan tongkat Nabi Musa jelas-jelas merupakan analogi yang keliru dan salah besar, karena kondisi keduanya sangat jauh berbeda.

Oleh karena itu,
•► dalih para pemuja jimat itu pada hakikatnya hanyalah dalih dan argumentasi akal-akalan saja yang digunakan untuk melawan dalil-dalil yang telah ditetapkan oleh syari’at.


Sehingga
▌klaim mereka bahwa kekuatan yang ada dalam jimat tersebut bersumber dari Allah Ta’ala -sebagaimana tongkat Nabi Musa- sehingga tidak masalah bagi kita memanfaatkannya, adalah klaim dusta atas nama Allah Ta’ala.
••►Karena jimat-jimat tersebut adalah benda mati yang sama sekali tidak memiliki kekuatan dan kesaktian sebagaimana yang mereka khayalkan selama ini.
••••►Andaikata jimat itu memang benar memiliki kekuatan, maka itu bukanlah dari Allah Ta’ala. Akan tetapi berasal dari setan yang dipuja-puja dan disembah oleh para pembuat dan pemakai jimat itu, sebagai timbal-balik atas penyembahan yang manusia lakukan kepada setan.
[ Disarikan dari Majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun XIII hal. 34-35.

Dinukil dr.
http://muslim.or.id/aqidah/jimat-nabi-musa.html

▓▓░ ░

Perhatikan hadits berikut ini:

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِلَ إِلَيْهِ

“Barangsiapa menggantungkan sesuatu; dijadikan ketergantungannya ada padanya.” [H.R. At-Tirmidzi (hal. 468 no. 2072) dan al-Hâkim (IV/216) dari hadits Abdullah bin 'Ukaim. As-Suyûthi dalam al-Jâmi' ash-Shaghîr (II/590 no. 8599) mengisyaratkan bahwa hadits ini hasan. Syaikh al-Albânî dalam Ghâyah al-Marâm (hal. 181 no. 297) menyimpulkan bahwa hadits ini hasan].

As-Suyûthî menjabarkan hadits di atas, “Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘dijadikan ketergantungannya ada padanya’ merupakan kiasan akan tidak adanya pertolongan dari Allah bagi orang tersebut.” [Syarh as-Suyûthî li Sunan an-Nasâ'î (VII/128 –Sunan an-Nasâ'î)].

Dinukil dr.
http://tunasilmu.com/benarkah-nabi-sulaiman-dan-nabi-musa-memakai-jimat-02.html


 Perhatikan hadits berikut ini:

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِلَ إِلَيْهِ

“Barangsiapa menggantungkan sesuatu; dijadikan ketergantungannya ada padanya.” [H.R. At-Tirmidzi (hal. 468 no. 2072) dan al-Hâkim (IV/216) dari hadits Abdullah bin 'Ukaim. As-Suyûthi dalam al-Jâmi' ash-Shaghîr (II/590 no. 8599) mengisyaratkan bahwa hadits ini hasan. Syaikh al-Albânî dalam Ghâyah al-Marâm (hal. 181 no. 297) menyimpulkan bahwa hadits ini hasan].

As-Suyûthî menjabarkan hadits di atas, “Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘dijadikan ketergantungannya ada padanya’ merupakan kiasan akan tidak adanya pertolongan dari Allah bagi orang tersebut.” [Syarh as-Suyûthî li Sunan an-Nasâ'î (VII/128 –Sunan an-Nasâ'î)].

Dinukil dr.
http://tunasilmu.com/benarkah-nabi-sulaiman-dan-nabi-musa-memakai-jimat-02.html



source

Belajar Angka Di Dalam Bahasa Arab

by Ukhti Cita Wening Tyas -hafizhahallah-

1 واحد Waahid

2 إثنين Ithnayn

3 ثلاثة Thalaathah

4 أربعة Arba'ah

5 خمسة Khamsah

6 ستة Sittah

7 سبعة Sab'ah

8 ثمانية Thamaniyah

9 تسعة Tis'ah

10 عشرة 'Asyarah

11 إحدى عشر Ihda 'Asyar

12 اثنا عشر Ithnaa 'Asyar

13 ثلاثة عشر Thalathata 'Asyar

14 اربعة عشر Arba'ata 'Asyar

15 خمسة عشر Khamsata 'Asyar

16 ستة عشر Sittata 'Asyar

17 سبعة عشر Sab'ata 'Asyar

18 ثمانية عشر Thamaniyata 'Asyar

19 تسعة عشر Tis'ata 'Asyar

20 عشرين 'Isyriin

30 ثلاثين Thalathin

40 اربعين Arba'iin

50 خمسين Khamsiin

60 ستين Sittiin

70 سبعين Sab'iin

80 ثمانين Thamaniin

90 تسعين Tis'iin

100 مائة Miyah

500 خمس مائة Khamsu miyah

1000 ألف Alf

2000 ألفين Alfain

3000 ثلاثة ألف Thalaathata Alf

4000 أربعة ألف Arba'ata Alf

5000 خمسة ألف Khamsata Alf

20000 عشرين ألف 'Isyriin Alf

50000 خمسين ألف Khamsiin Alf

100000 مائة ألف Miyat Alf


source 

TIDAK ADA KEBAIKAN DALAM UZLAHNYA ORANG-ORANG AWAM

by Syaikh abu Muhamad Herman -hafizhahullah-

bismillaah,

Uzlah yaitu mengasingkan diri dari pergaulan dengan manusia atau menyendiri (mengisolir diri). Setelah menyebutkan faidah-faidah uzlah, dalam kitab Minhajul Qashidin kemudian disebutkan: Uzlah tidak lepas dari beberapa kekurangan dan keburukan. Disebabkan bahwa tujuan agama dan keduniaan yang memang membutuhkan uluran orang lain, yang tidak akan tercapai kecuali dengan bergaul dan berhubungan dengan orang lain.

Adapun faidah bergaul dengan manusia adalah:

1. Belajar dan Mengajar

Keutamaan belajar dan mengajar sudah kami sebutkan dalam bab ilmu. Siapa yang sudah mempelajari hal-hal yang fardhu, lalu dia melihat tidak banyak manfaatnya lagi untuk menggali ilmu-ilmu yang lain, dan dia berkeinginan untuk banyak melakukan ibadah, maka bolehlah dia melakukan uzlah.

Tapi orang yang seharusnya mempelajari ilmu-ilmu syari'at, lalu melakukan uzlah sebelum mempelajarinya, maka itu adalah suatu kerugian besar. Karena itu ar-Rubayii' bin Khaitsam berkata:

"Belajarlah, lalu uzlah-lah, karena ilmu itu merupakan dasar agama. TIDAK ADA KEBAIKAN DALAM UZLAHNYA ORANG-ORANG AWAM."

Seorang ulama ditanya:

"Apa komentar anda tentang uzlah-nya orang jahil?"

Dia menjawab:

"Itu sama dengan kebinasaan dan bencana."

Ditanya lagi:

"Lalu bagaimana dengan uzlah-nya orang yang berilmu?"

Dia menjawab:

"Engkau tak perlu mempedulikannya. Biarkan saja uzlah-nya itu. Dia sendiri yang menanggung penderitaan dan kenistaannya. Dia menolak air minum yang segar, lalu hanya memakan dahan-dahan kering hingga bersua dengan Allah."

Sedangkan mengajarkan ilmu kepada orang lain ada pahala yang besar, SELAGI NIATNYA BENAR. Tapi jika niatnya untuk mendapatkan kedudukan yang terpandang dan agar dikatakan muridnya banyak, maka hal ini JUSTRU MERUSAK AGAMA. Masalah ini sudah kami uraikan dalam bab ilmu. Pada zaman sekarang banyak guru yang mempunyai tujuan kurang bagus. Jika memang begitu niatnya, ada baiknya dia melakukan uzlah. Tapi jika ada seseorang yang datang kepadanya untuk mencari ilmu karena Allah dan karena hendak mendekatkan diri kepada-Nya, dengan cara belajar darinya, tidak boleh ia menyembunyikan ilmunya.

2. Memberi dan Mengambil Manfaat

Mengambil manfaat dari orang lain bisa lewat pekerjaan dan mu'amalah. Orang yang memang membutuhkannya terpaksa harus meninggalkan uzlah. Tapi apabila kebutuhannya sudah terpenuhi DAN MERASA TIDAK MEMBUTUHKAN MANFAAT DARI ORANG LAIN, maka uzlah lebih baik baginya, kecuali jika ada manfaat yang lebih besar dalam pekerjaannya, maka hal itu lebih baik daripada uzlah.

Tentang memberi manfaat kepada manusia, bisa dengan hartanya atau tenaganya untuk membantu kebutuhan mereka (orang lain). Siapa yang mampu berbuat seperti itu dengan berdiri pada batasan-batasan syari'at, maka hal itu lebih baik daripada uzlah, asalkan uzlah-nya itu hanya sebatas melaksanakan shalat-shalat nafilah dan amal-amal fisik.

3. Melatih Diri Sendiri dan Membimbing Orang Lain

Maksudnya adalah melatih diri menghadapi kekerasan sifat manusia, sabar menghadapi gangguan mereka, dapat menata jiwa dan menundukkan nafsu. Hal ini lebih baik daripada uzlah, BAGI ORANG YANG AKHLAKNYA BELUM TERLATIH. Tapi harus dipahami bahwa latihan ini bukan untuk kepentingan diri sendiri seperti halnya melatih hewan, tapi maksudnya adalah bagaimana engkau membuat tunggangan yang bisa engkau pergunakan untuk memotong kompas. Di dalam perjalanan ini terdapat banyak nafsu, yang jika tidak engkau singkirkan bisa membuatmu terjerembab jatuh di tengah jalan. Siapa yang sibuk melatih diri sendiri sepanjang hidupnya, sama halnya dengan orang yang melatih hewan dan tidak sekalipun dia menungganginya dan tidak pula memanfaatkannya selain dari menghindari terjangan dan sepakannya. Memang hal itu bermanfaat, TAPI BUKAN ITU TUJUANNYA.

Sedangakn membimbing orang lain, sama halnya dengan mengajarkan ilmu kepada orang lain, dengan segala resiko dan kendalanya.

4. Mendapat Pahala dan Membuat Orang Lain Mendapat Pahala

Yang pertama seperti mengunjungi orang sakit, mendatangi jenazah, mendatangi undangan dan jamuan. Di sini terdapat pahala karena menyenangkan sesama orang Mukmin. Sedangkan yang kedua seperti membuka pintu rumahnya untuk kedatangan orang lain untuk berta'ziyah, mengucapkan selamat, atau mengunjunginya. Dengan begitu mereka bisa mendapat pahala.

5. Tawadhu

Sifat ini tidak akan terwujud jika seseorang menyendiri. Boleh jadi uzlah yang dia lakukan karena munculnya kesombongan dalam dirinya sehingga menghalanginya untuk bergaul dengan manusia. Dia tidak ingin jika jika kedatangan dan keberadaannya di tempat berkumpul tidak dihormati secara layak. Dia tidak ingin bergaul dengan mereka KARENA MERASA DIRINYA HEBAT (lebih baik).

Jika engkau sudah tahu faidah-faidah uzlah dan kekurangan-kekurangannya, maka ketetapan hukum tentang uzlah tidak bisa dikatakan lebih baik dan tidak bisa dikatakan salah. Masalah ini harus dilihat per individu dan per kasus, harus dilihat siapa yang dijadikan teman bergaul, apa faktor di belakang pergaulan itu, apa faidah yang tidak tercapai dari pergaulan itu, lalu ditimbang dengan faidah yang bisa diperoleh. Dengan begini bisa diketahui mana yang lebih benar dan mana yang lebih afdhal.

Asy-Syafi'i rahimahullah berkata:

"... Tempatkan dirimu di antara mengisolir dan membuka diri. Siapa yang mencari alternatif selain ini, maka dia adalah orang yang tidak benar dia hanya mau tahu terhadap dirinya sendiri dan dia tidak layak membuat ketetapan bagi orang lain."

Jika ada seseorang bertanya, "Lalu apakah adab-adab uzlah itu?"

Dapat kami jawab sebagai berikut, orang yang melakukan uzlah harus berniat karena:

1. Hendak menghentikan kejahatannya kepada orang lain.
2. Mencari keselamatan dari kejahatan orang-orang yang jahat.
3. Membebaskan diri dari keburukan karena tidak mampu memenuhi hak orang-orang Muslim.
4. Hasrat yang tulus hendak beribadah kepada Allah semata.

Dalam kesendiriannya itu, dia harus:

1. Aktif mendalami ilmu dan juga beramal.
2. Melakukan dzikir dan berpikir, sehingga dia benar-benar bisa memetik buah uzlah.
3. Berusaha agar manusia tidak sering mengunjunginya, agar dia bisa tekun.
4. Tidak banyak bertanya tentang keadaan mereka (orang lain), tidak mencari tahu kabar yang terjadi di dalam negeri dan apa saja yang dilakukan manusia. Sebab bagaimana pun juga hal itu akan mempengaruhi hatinya.
5. Sabar menghadapi gangguan manusia, tidak mempedulikan sanjungan karena uzlah-nya dan cacian karena dia tidak mau bergaul dengan mereka.

Uzlah tidak bisa menjadi sempurna kecuali dengan memutuskan ketamakan terhadap dunia. Ketamakan ini tidak bisa putus kecuali dengan memutuskan harapan kepadanya.

Dia harus mempunyai anggapan bahwa dia tidak bisa bertahan hidup hingga sore hari ketika berada di pagi hari, dan ketika di sore hari dia harus beranggapan tidak bisa bertahan hidup hingga pagi hari.

Dia harus BANYAK MENGINGAT KEMATIAN dan KESENDIRIAN DALAM KUBURAN, selagi hatinya merasa terusik karena kesendiriannya itu.

(Dikutip dengan sedikit diringkas dan penyesuaian dari kitab Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah, Bab: Manfaat Uzlah dan Keburukannya Serta Mengungkap Mana yang Lebih Benar)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Orang mukmin yang bergaul dengan manusia dan sabar menghadapi gangguan mereka, LEBIH BAIK daripada orang yang tidak mau bergaul dengan mereka dan tidak sabar menghadapi gangguan mereka." (Diriwayatkan at-Tirmidzi, Ahmad dan al-Bukhari di dalam Adabul Mufrad)

Semoga bermanfaat...



source


-nikah mut'ah-

Nikah Mut'ah - Perzinaan Ajaran Agama Syi'ah

"AGAMA SYI'AH MENGHALALKAN ZINA"

Jika kaum muslimin memiliki pandangan bahwa pernikahan yang sah menurut syariat Islam merupakan jalan untuk menjaga kesucian harga diri mereka, maka kaum Syi’ah Rafidhah memiliki pandangan lain. Perzinaan justru memiliki kedudukan tersendiri di dalam kehidupan masyarakat mereka. Bagaimana tidak, perzinaan tersebut mereka kemas dengan nama agama yaitu nikah mut’ah. Tentu saja mereka tidak ridha kalau nikah mut’ah disejajarkan dengan perzinaan yang memang benar-benar diharamkan Allah ‘azza wa jalla dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kenyataan-lah yang akan membuktikan hakekat nikah mut’ah ala Syi’ah Rafidhah.

Definisi Nikah Mut’ah

Nikah mut’ah adalah sebuah bentuk pernikahan yang dibatasi dengan perjanjian waktu dan upah tertentu tanpa memperhatikan perwalian dan saksi, untuk kemudian terjadi perceraian apabila telah habis masa kontraknya tanpa terkait hukum perceraian dan warisan. (Syarh Shahih Muslim hadits no. 1404 karya An-Nawawi dengan beberapa tambahan)

Hukum Nikah Mut’ah

Pada awal tegaknya agama Islam nikah mut’ah diperbolehkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam beberapa sabdanya, di antaranya hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu dan Salamah bin Al-Akwa’ radhiyallahu ‘anhu: “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemui kami kemudian mengizinkan kami untuk melakukan nikah mut’ah.” (HR. Muslim)

Al-Imam Al-Muzani rahimahullah berkata: “Telah sah bahwa nikah mut’ah dulu pernah diperbolehkan pada awal-awal Islam. Kemudian datang hadits-hadits yang shahih bahwa nikah tersebut tidak diperbolehkan lagi. Kesepakatan ulama telah menyatakan keharaman nikah tersebut.” (Syarh Shahih Muslim hadits no. 1404 karya An-Nawawi)

Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai manusia! Sesungguhnya aku dulu pernah mengizinkan kalian untuk melakukan nikah mut’ah. Namun sekarang Allah ‘azza wa jalla telah mengharamkan nikah tersebut sampai hari kiamat.” (HR. Muslim)

Adapun nikah mut’ah yang pernah dilakukan beberapa sahabat di zaman kekhalifahan Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu dan Umar radhiyallahu ‘anhu, maka hal itu disebabkan mereka belum mendengar berita tentang diharamkannya nikah mut’ah selama-lamanya. (Syarh Shahih Muslim hadits no. 1405 karya An-Nawawi)

Gambaran Nikah Mut’ah di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Di dalam beberapa riwayat yang sah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, jelas sekali gambaran nikah mut’ah yang dulu pernah dilakukan para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Gambaran tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. Dilakukan pada saat mengadakan safar (perjalanan) yang berat seperti perang, bukan ketika seseorang menetap pada suatu tempat. (HR. Muslim hadits no. 1404)

2. Tidak ada istri atau budak wanita yang ikut dalam perjalanan tersebut. (HR. Bukhari no. 5116 dan Muslim no. 1404)

3. Jangka waktu nikah mut’ah hanya 3 hari saja. (HR. Bukhari no. 5119 dan Muslim no. 1405)

4. Keadaan para pasukan sangat darurat untuk melakukan nikah tersebut sebagaimana mendesaknya seorang muslim memakan bangkai, darah dan daging babi untuk mempertahankan hidupnya. (HR. Muslim no. 1406)


Nikah Mut’ah menurut Tinjauan Syi’ah Rafidhah

Dua kesalahan besar telah dilakukan kaum Syi’ah Rafidhah ketika memberikan tinjauan tentang nikah mut’ah. Dua kesalahan tersebut adalah:

A. Penghalalan Nikah Mut’ah yang Telah Diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya

Bentuk penghalalan mereka nampak dari kedudukan nikah mut’ah itu sendiri di kalangan mereka. Ash-Shaduq di dalam kitab Man Laa Yahdhuruhul Faqih dari Ash-Shadiq berkata: “Sesungguhnya nikah mut’ah itu adalah agamaku dan agama pendahuluku. Barangsiapa mengamalkannya maka dia telah mengamalkan agama kami. Sedangkan barangsiapa mengingkarinya maka dia telah mengingkari agama kami dan meyakini selain agama kami.”

Di dalam halaman yang sama, Ash-Shaduq mengatakan bahwa Abu Abdillah pernah ditanya: “Apakah nikah mut’ah itu memiliki pahala?” Maka beliau menjawab: “Bila dia mengharapkan wajah Allah (ikhlas), maka tidaklah dia membicarakan keutamaan nikah tersebut kecuali Allah tulis baginya satu kebaikan. Apabila dia mulai mendekatinya maka Allah ampuni dosanya. Apabila dia telah mandi (dari berjima’ ketika nikah mut’ah, pen) maka Allah ampuni dosanya sebanyak air yang mengalir pada rambutnya.”

Bahkan As-Sayyid Fathullah Al Kasyaani di dalam Tafsir Manhajish Shadiqiin 2/493 melecehkan kedudukan para imam mereka sendiri ketika berdusta atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa melakukan nikah mut’ah satu kali maka derajatnya seperti Al-Husain, barangsiapa melakukannya dua kali maka derajatnya seperti Al-Hasan, barangsiapa melakukannya tiga kali maka derajatnya seperti Ali radhiyallahu ‘anhu, dan barangsiapa melakukannya sebanyak empat kali maka derajatnya seperti aku.”

B. Betapa Keji dan Kotor Gambaran Nikah Mut’ah Ala Syi’ah Rafidhah

1. Akad nikah

Di dalam Al Furu’ Minal Kafi 5/455 karya Al-Kulaini, dia menyatakan bahwa Ja’far Ash-Shadiq pernah ditanya seseorang: “Apa yang aku katakan kepada dia (wanita yang akan dinikahi, pen) bila aku telah berduaan dengannya?” Maka beliau menjawab: “Engkau katakan: Aku menikahimu secara mut’ah berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya, namun engkau tidak mendapatkan warisan dariku dan tidak pula memberikan warisan apapun kepadaku selama sehari atau setahun dengan upah senilai dirham demikian dan demikian.” Engkau sebutkan jumlah upah yang telah disepakati baik sedikit maupun banyak.” Apabila wanita tersebut mengatakan: “Ya” berarti dia telah ridha dan halal bagi si pria untuk menggaulinya. (Al-Mut’ah Wa Atsaruha Fil-Ishlahil Ijtima’i hal. 28-29 dan 31)

2. Tanpa disertai wali si wanita

Sebagaimana Ja’far Ash-Shadiq berkata: “Tidak apa-apa menikahi seorang wanita yang masih perawan bila dia ridha walaupun tanpa ijin kedua orang tuanya.” (Tahdzibul Ahkam 7/254)

3. Tanpa disertai saksi (Al-Furu’ Minal Kafi 5/249)

4. Dengan siapa saja nikah mut’ah boleh dilakukan?

Seorang pria boleh mengerjakan nikah mut’ah dengan:

- wanita Majusi. (Tahdzibul Ahkam 7/254)

- wanita Nashara dan Yahudi. (Kitabu Syara’i'il Islam hal. 184)

- wanita pelacur. (Tahdzibul Ahkam 7/253)

- wanita pezina. (Tahriirul Wasilah hal. 292 karya Al-Khumaini)

- wanita sepersusuan. (Tahriirul Wasilah 2/241 karya Al-Khumaini)

- wanita yang telah bersuami. (Tahdzibul Ahkam 7/253)

- istrinya sendiri atau budak wanitanya yang telah digauli. (Al-Ibtishar 3/144)

- wanita Hasyimiyah atau Ahlul Bait. (Tahdzibul Ahkam 7/272)

- sesama pria yang dikenal dengan homoseks. (Lillahi… Tsumma Lit-Tarikh hal. 54)


5. Batas usia wanita yang dimut’ah

Diperbolehkan bagi seorang pria untuk menjalani nikah mut’ah dengan seorang wanita walaupun masih berusia sepuluh tahun atau bahkan kurang dari itu. (Tahdzibul Ahkam 7/255 dan Lillahi… Tsumma Lit-Tarikh hal. 37)

6. Jumlah wanita yang dimut’ah

Kaum Rafidhah mengatakan dengan dusta atas nama Abu Ja’far bahwa beliau membolehkan seorang pria menikah walaupun dengan seribu wanita karena wanita-wanita tersebut adalah wanita-wanita upahan. (Al-Ibtishar 3/147)

7. Nilai upah

Adapun nilai upah ketika melakukan nikah mut’ah telah diriwayatkan dari Abu Ja’far dan putranya, Ja’far yaitu sebesar satu dirham atau lebih, gandum, makanan pokok, tepung, tepung gandum, atau kurma sebanyak satu telapak tangan. (Al-Furu’ Minal Kafi 5/457 dan Tahdzibul Ahkam 7/260)

8. Berapa kali seorang pria melakukan nikah mut’ah dengan seorang wanita?

Boleh bagi seorang pria untuk melakukan mut’ah dengan seorang wanita berkali-kali. (Al-Furu’ Minal Kafi 5/460-461)

9. Bolehkah seorang suami meminjamkan istri atau budak wanitanya kepada orang lain?

Kaum Syi’ah Rafidhah membolehkan adanya perbuatan tersebut dengan dua model:

a. Bila seorang suami ingin bepergian, maka dia menitipkan istri atau budak wanitanya kepada tetangga, kawannya, atau siapa saja yang dia pilih. Dia membolehkan istri atau budak wanitanya tersebut diperlakukan sekehendaknya selama suami tadi bepergian. Alasannya agar istri atau budak wanitanya tersebut tidak berzina sehingga dia tenang selama di perjalanan!!!

b. Bila seseorang kedatangan tamu maka orang tersebut bisa meminjamkan istri atau budak wanitanya kepada tamu tersebut untuk diperlakukan sekehendaknya selama bertamu. Itu semua dalam rangka memuliakan tamu!!! (Lillahi… Tsumma Lit-Tarikh hal. 47)

10. Nikah mut’ah hanya berlaku bagi wanita-wanita awam. Adapun wanita-wanita milik para pemimpin (sayyid) Syi’ah Rafidhah tidak boleh dinikahi secara mut’ah. (Lillahi Tsumma Lit-Tarikh hal. 37-38)

11. Diperbolehkan seorang pria menikahi seorang wanita bersama ibunya, saudara kandungnya, atau bibinya dalam keadaan pria tadi tidak mengetahui adanya hubungan kekerabatan di antara wanita tadi. (Lillahi… Tsumma Lit-Tarikh hal. 44)

12. Sebagaimana mereka membolehkan digaulinya seorang wanita oleh sekian orang pria secara bergiliran. Bahkan, di masa Al-’Allamah Al-Alusi ada pasar mut’ah, yang dipersiapkan padanya para wanita dengan didampingi para penjaganya (germo). (Lihat Kitab Shobbul Adzab hal. 239)


Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu Menentang Nikah Mut’ah

Para pembaca, bila kita renungkan secara seksama hakikat nikah mut’ah ini, maka tidaklah berbeda dengan praktek/transaksi yang terjadi di tempat-tempat lokalisasi. Oleh karena itu di dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim diriwayatkan tentang penentangan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu –yang ditahbiskan kaum Syi’ah Rafidhah sebagai imam mereka- terhadap nikah mut’ah. Beliau radhiyallahu ‘anhu mengatakan: “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang nikah mut’ah dan daging keledai piaraan pada saat perang Khaibar.” Beliau (Ali radhiyallahu ‘anhu) juga mengatakan bahwa hukum bolehnya nikah mut’ah telah dimansukh atau dihapus sebagaimana di dalam Shahih Al-Bukhari hadits no. 5119.

penganut syiah di indonesia juga banyak dan yayasan mereka juga menyebar dimana-mana, maka dari itu berhati-hatilah. Mengenai syiah secara ringkas, ukhti dpt membacanya melalui link berikut :

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=217038031684145&set=a.144058808982068.32660.100001338504700&type=3

yg lebih gilanya ulama syiah bernama ali al sistani membolehkan berjima dengan binatang.
http://www.forsanelhaq.com/showthread.php?t=122064.
dan video mut'ah nya si sistani dgn bnyk wanita juga tersebar melalui bluetooh, makin nampak kebobrokan syiah ketika dia bermut'ah dgn bnyk wanita.

syi'ah adalah agama tersendiri di luar Islam. Banyak pernyataan dari Ulama2 Besar Ahlus Sunnah yg menyatakan bahwasanya Syi'ah bukan ISLAM..

Syi'ah adalah ajaran yang sesat lagi menyesatkan. Diantara kesesatan ajaran mereka adalah menyatakan bahwa wanita dalam agama mereka (syi'ah) adalah senilai MAINAN.

Berikut ini pernyataan kitab2 dan boss2 mereka (syi'ah) tentang wanita :

Kulaini dalam Alkafi,

Volume 5 hal 510
عن أبي عبدالله (ع)قال: قال رسول الله (صلى الله عليه وآله): إنما المرأة لعبة، من اتخذها فلا يضيعها. ج 5 ص 510
Dari abi Abdullah (as) yang berkata: Nabi (saw) mengatakan: ". Sesungguhnya wanita adalah mainan / boneka, jadi siapapun yang membawa mereka tidak perlu membuang-buang mereka" (Volume 5, Halaman 510)

عن أبي عبدالله (ع) قال: لا بأس أن ينام الرجل بين أمتين والحرتين، إنما نساؤكم بمنزلة اللعب. ج 5 ص 560
Dari Abi Abdullah (as) yang berkata: "Ini tidak bermasalah bahwa orang tidur antara gadis-gadis budak dan perempuan merdeka, memang wanita mirip dengan mainan." (Volume 5, Halaman 560)

عن عبدالملك بن عمرو قال: سألت أبا عبدالله (ع)مايحل للرجل من المرأة وهي حائض؟ قال: كل شئ غير الفرج، قال: ثم قال: إنما المرأة لعبة الرجل.ج 5 ص 539
Dari Abd al Malik b. Amru yang berkata: Saya bertanya aba Abdullah (seperti) apa yang halal (dibolehkan / hukum) untuk pria wanita itu sementara ia sedang menstruasi? Imam (as) berkata: ". Segala sesuatu selain furuj" Dia (narator) berkata: Lalu dia [Imam (as)] berkata: "Sesungguhnya wanita adalah mainan pria ." (Volume 5, Halaman 539)

وسائل الشيعة: ج 20 ص ح 167 ب 86 25324

Wasail al Syiah oleh Syaikh Hurr Al Amili (ra), Volume 20, Halaman 167, Pasal 86, Hadis no. 25324

عن أبي عبدالله (ع) قال: قال رسول الله (صلى الله عليه وآله): إنما المرأة لعبة, من اتخذها فلا يضيعها

Dari abi Abdullah (as) yang berkata: Nabi (saw) mengatakan: ". Sesungguhnya wanita adalah mainan / boneka, jadi siapapun yang membawa mereka tidak perlu membuang-buang mereka"

----------

Lalu, masih adakah orang-orang yang menganggap syiah adalah bagian dari Islam??
Islam datang juga untuk memuliakan wanita. Bukan untuk menindas martabat wanita seperti syi'ah.

Na'udzubillahi minhum.
Semoga Allah membentengi aqidah kaum Muslimin dari kesesatan2 agama syi'ah..

Wallahul Musta'an.

http://www.voa-islam.com/islamia/tsaqofah/2010/04/03/4692/akibat-nikah-mutah-wanita-syiah-mengidap-gonore/

http://www.facebook.com/notes/marhaban-ya-ramadhan/nikah-mutah-zinah/282233218460791?ref=nf

http://www.voa-islam.com/islamia/tsaqofah/2010/04/03/4692/akibat-nikah-mutah-wanita-syiah-mengidap-gonore/

http://www.facebook.com/notes/marhaban-ya-ramadhan/nikah-mutah-zinah/282233218460791?ref=nf

http://www.facebook.com/note.php?note_id=241765725867416

http://www.facebook.com/note.php?note_id=243457082364947

By Jaser Leonheart

Semoga bermanfaat

Shalat Tarawih versi Syi'ah


by Al-Akhi Aditya Riko -hafizhahullah-

Belajar bid'ah dari Ja'far Subhani :

Shalat tarawih di dalam hadits رسول اللَّه صلى اللّه عليه و سلم :

Lihat hal 183

http://imamsadeq.org/ar.php/page,530BookAr8P7.html#183

Pertama :

فلا تجتمعوا ليلاً في شهر رمضان لصلاة الليل ولا تصلّوا صلاة الضحى، فإنّ تلك معصية

jangan shalat berjamaah malam ramadhan dan jangan shalat dhuha, karena itu ma'shiyat.

Kedua, ini yang menarik :

روى عبيد بن زرارة عن الاِمام الصادق ( عليه السلام ) قال: كان رسول اللّه ( عليه السلام ) يزيد في صلاته في شهر رمضان إذا صلّـى العتمة صلّـى بعدها، فيقوم الناس خلفه فيدخل ويدعهم ثم يخرج أيضاً فيجيئون ويقومون خلفه فيدعهم ويدخل مراراً

Intinya adalah Rasulullah صلى اللّه عليه و سلم menambah shalat di bulan Ramadhan, beliau shalat setelah al-atamah (isya), orang2 berdiri di belakangnya, kemudian beliau masuk dan meninggalkan mereka. Kemudian beliau keluar lagi dan orang2 datang dan berdiri di belakangnya kemudian beliau masuk dan meninggalkan mereka lagi.

Disebutkan sumbernya adalah al-kafi 4/154, ternyata ada kalimat yang tidak dikutip oleh Jafar Subhani, yaitu kalimat terakhir dalam riwayat tsb :

وقال: لا تصل بعد العتمة في غير شهر رمضان

jangan shalat setelah al-atamah (isya') selain bulan ramadhan.

http://www.al-shia.org/html/ara/books/lib-hadis/al-kafi-4/06.htm#11

Jadi, tarawih itu maksiyat, shalat dhuha itu maksiyat, dan tidak ada shalat setelah isya selain bulan ramadhan (tidak ada shalat tahajjud selain bulan ramadhan ?).

Dari sini kita semakin faham, bahwa syiah menjadikan imamnya ma'shum sehingga tidak perlunya sanad yang menyambungkan imam ma'shum dengan rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (sebagian besar imam syiah tidak pernah bertemu dengan rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam), tidak lain agar lebih mudah dalam memalsu hadits untuk membuat ajaran2 sendiri dan menjauhkan manusia dari ajaran yang haq.


Semoga bermanfaat


ADZAB

Adzab Pedih Bagi Pelaknat Sahabat Nabi Shalallahu alaihi wa salam

SABTU, AGUSTUS 04, 2012 LPPI MAKASSAR

Kisah nyata orang-orang yang diazab ketika semasa hidupnya pernah mencela atau melaknat sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

- Tidak Bisa Mengucapkan “La Ilaha Illallah” Di Akhir Hayatnya

Sebuah kisah terjadi di kota Kufah, tersebutlah seorang penjual kain kafan, ketika ada seseorang yang sedang sekarang ia dipanggil untuk menyediakan kain kafan, dia menemui orang yang sedang berada dalam sakaratul maut tersebut dan ternyata ia telah diselimuti, ia bernafas sejenak dan menyingkap kain yang ada di wajah yang sedang sekarat, ia berkata: Mereka membelahku, mereka membuatku celaka dengan azab neraka!, kami katakan kepadanya: katakanlah La Ilaaha Illa Allah, ia menjawab: Saya tidak mampu mengucapkannya, ia ditanya: mengapa?, ia menjawab: Karena celaan saya kepada Abu Bakar dan Umar. (Man ‘Aasya Ba’dal Maut/ yang hidup setelah mati, Ibnu Abi Ad-Dunya, hal 22 dan An-Nahyu ‘An Sabb Al-Ash-haab wa maa fiihi min al-istmi wa al-‘iqab, Dhiyauddin Al-Maqdisi, hal 41-42)

- Sudah Melihat Azabnya Yang Tersedia di Neraka Padahal Baru Saja Mati

Seseorang bernama Abul Khashib bercerita: Saya pernah menjadi seorang dan juga pernah menjadi orang yang kesulitan, saya tinggal di perkotaan Kisra, itu di zamannya Ibnu Bahirah. Seorang karyawanku mendatangiku, ia mengatakan bahwa di kota madain ada seorang laki-laki yang meninggal dan ia tidak memakai kafan, kemudian saya kesana, saya langsung menemuia seorang mayit yang telah diselimuti, di atas perutnya terdapat bata, teman-temannya berada disekitarnya, mereka kemudian menyebutkan ibadah dan keutamaannya, kemudian saya mengutus seseorang agar ia mencari kain kafan dan seorang lagi menggali kuburan, kemudian kami panaskan air untuk memandikannya, pada saat itulah tiba-tiba sang mayit terpental keatas dan bata itu jatuh dari perutnya dan mayat itu mengucapkan “Al-Wail, Ats-Tsubur dan An-Naar (nama-nama neraka)”, teman-temannya menghindar darinya, kemudian saya mendekat dan saya memegangnya dengan erat dan menggelengkannya, saya katakan padanya: bagaimana keadaanmu?, saya dulu berguru pada syaikh-syaikh di Kufah, mereka memasukkan saya pada agama mereka atau pada pandangan mereka untuk mencela Abu Bakar dan Umar serta berlepas diri dari keduanya, saya katakan: Istigfarlah kepada Allah dan jangan ulangi lagi, ia menjawabku: itu tidak bermanfaat lagi bagiku, saya telah masuk ke dalam tempatku di neraka dan saya telah melihatnya, kemudian ia berkata: kembalilah ke teman-temanmu, berceritalah pada mereka dengan apa yang saya lihat, kemudian kembalilah kepada keadaanmu semula!, belum selesai ia berucap sampai kematian menghentikannya, saya berkata: kemudian saya menunggu-nunggu sampai kain kafan itu tiba kemudian saya mengambilnya dan saya tidak akan mengafaninya, tidak memandikannya dan saya tidak akan menyalatinya, setelah itu saya beranjak, kemudian saya diberitahu bahwa teman-temannya yang tadi ada di situ memandikannya, menguburnya dan menyalatinya. Kemudian Abul Khashib ditanya: apakah kejadian ini anda saksikan sendiri: ia menjawab: mataku melihatnya, telingaku mendengarnya dan saya menyampaikannya kepada manusia. (Ibnu Asakir, Tarikh Dimasyq, 44/389-390 dan An-Nahyu ‘An Sabb Al-Ash-haab wa maa fiihi min al-istmi wa al-‘iqab, Dhiyauddin Al-Maqdisi, hal 42)

- Tangannya Berubah Menjadi Tangan Babi

Abul Muhayyah At-Taimi menceritakan bahwa pernah ada seorang muadzin masjid Ak (sebuah nama masjid yang diambil dari nama qabilah di yaman), ia berkata: saya pernah safar ke Mukran bersama pamanku, ada orang dalam rombongan kami yang mencela Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhuma, kami larang dia berbuat seperti itu namun ia tidak mendengar, kami katakan padanya: menjauhlah kamu dari kami, ia pun berpisah dengan kami. Ketika kami telah berpisah kami menyesal, saya berkata: Sendainya kita temani dia sampai kita pulang ke Kufah, kemudian kami bertemu dengan seseorang yang mengenalnya (atau budaknya), kami bertanya kepadanya: Kembalilah kepada tuanmu agar ia menemui kami, ia menjawab: Tuanku ditimpa kejadian yang besar, tangannya dirubah menjadi tangan babi!

Kemudian kami menemuinya dan berkata padanya: kembalilah pada kami, ia menjawab: Saya telah ditimpa musibah yang besar, ia memperlihatkan kedua pergelangannya, ternyata kedua pergelangannya telah berubah menjadi pergelangan tangan babi, kami temani dia sampai kami tiba di desa As-Sawad yang banyak babinya, ketika ia melihat babi-babi itu ia meraung dan meloncat, kemudian ia dirubah menjadi seekor babi, ia bersembunyi pada kami, kemudian kami bawa budaknya dan barang-barangnya ke Kufah. (Ibnu Asakir, Tarikh Dimasyq, 30/402 dan An-Nahyu ‘An Sabb Al-Ash-haab wa maa fiihi min al-istmi wa al-‘iqab, Dhiyauddin Al-Maqdisi, hal 43)

Insya Allah Bersambung…..

(lppimakassar.com)

By page : Inilah Bukti Kesesatan Syi'ah

Semoga bermanfaat

Semua Manusia Adalah Anak Zina Kecuali Orang Syiah!!!

Menurut orang Syiah, anda, saya dan seluruh manusia yang bukan orang Syiah adalah anak-anak zina…..

Bukan hanya Ahlus Sunnah, tapi seluruh manusia adalah anak-anak zina kata mereka.
Ini merupakan tuduhan kejam kepada kita, mereka menuduh kita seperti itu hanya karena kita bukan orang Syiah….wallahul musta’an

Berikut ini riwayatnya…

Dari Abu Hamzah, dari Abu Ja'far alaihis salam, ia berkata: saya katakan padanya: Sesungguhnya sebagian sahabat kita berdusta dan menuduh orang-orang yang menyelisihi mereka (maksudnya; menuduh mereka telah berzina), ia berkata kepadaku: menahan diri dari mereka lebih bagus, kemudian berkata: Demi Allah wahai Abu Hamzah, Sesungguhnya manusia seluruhnya adalah anak zina kecuali syiah kita..!!!

lihat Kitab Ar-Raudhah Min Al-Kafi, Juz 8, hal 285

Bagi yang ingin membuktikannya, silahkan membaca langsung hasil scan kitab ulama mereka di bawah ini....

(LPPIMakassar.blogspot.com)

source

Acara Ramah tamah se-syiah-sepermut'ah-an membahas "perburuan Rubah"

Bashar Al-Ashad adalah sunni alawiyin...yang di pengaruhi syion untuk kepentingan politik dajjal Iran

Kaum Syi’ah Bersatu Mendukung Rezim Biadab Syi’ah Nushairiyah Alawiyah Suriah

March 17, 2012 by alfanarku

Setelah Republik Syiah Iran dan milisi Syiah Hizbullah Libanon secara terang-terangan memberikan dukungan politik, ekonomi, militer dan intelijen kepada rezim Nushairiyah Bashar Al-Assad karena faktor kesamaan ideologi, kini dengan alasan yang sama, dukungan serupa juga disuarakan dan diberikan oleh kelompok pemberontak Syiah Houti di Yaman, salah satunya dengan mengirimkan petempurnya untuk membantu rezim Al-Assad dalam membantai ribuan Muslim Sunni di Suriah.

Sebagaimana dilansir Yemen Post (19/2/2012) seorang pengkhotbah dari kelompok pemberontak Syiah Houthi di Sana’a Yaman selama khotbah Jumat lalu telah menyerukan pengikutnya untuk mendukung rezim Al-Assad dengan uang dan senjata, seraya menyatakan bahwa rezim Bashar Al-Assad saat ini tengah memerangi Yahudi dan para pengkhianat sebagai refensi bagi Muslim Sunni.

Laporan-laporan berita Yaman mengatakan pada Ahad bahwa kelompok pemberontak Syiah Houthi mengirim puluhan petempurnya untuk berperang di Suriah di sisi rezim Al-Assad.

Mereka mengatakan para petempur Syiah tersebut dikirim bawah kerahasiaan yang ketat, menunjukkan bahwa kelompok Houthi mengadopsi pendekatan yang sama dengan milisi Syiah Hizbullah Libanon dan Iran yang khawatir dengan pemakzulan Bashar Al-Assad.

Sebuah surat kabar Kuwait, Alsyiasa menegaskan bahwa pemberontak Syiah Houthi merekrut warga Syiah Yaman dengan imbalan tiga ribu dolar AS per bulan.

Para analis Yaman mengatakan sikap Syiah Houthi mencerminkan posisi yang sama dengan Republik Syiah Iran yang berdiri disamping Al-Assad dalam membunuh Muslim Sunni di Suriah.

..kelompok pemberontak Syiah Houthi mengirim puluhan petempurnya untuk berperang di Suriah di sisi rezim Al-Assad..

Para agen dari Garda Revolusi Iran dan milisi Syiah Hizbullah tersebut membantu Presiden Suriah Bashar Assad dalam penumpasan brutal pengunjuk rasa yang menuntut pemecatan Bashar Assad yang melakukan pembantaian terhadap warga Muslim Sunni Suriah.

15.000 tentara Al-Quds dikirim Iran ke Suriah

Beberapa waktu lalu laporan media massa mengungkapkan bahwa Teheran telah mengirimkan 15.000 anggota brigade Al-Quds yang merupakan salah satu pasukan khusus dalam Garda Revolusi Iran.

Laporan itu mengutip dari seorang tokoh Dewan Nasional Suriah yang tidak ingin diungkapkan identitasnya bahwa komandan brigade Al-Quds Iran, Brigadir Jendral Qasim Sulaimani sejak beberapa waktu terakhir telah berkantor di Damaskus dan menjadi instruktur lapangan bagi tentara rezim Suriah, milisi Syi’ah Shabihah dan pasukan khusus Iran dalam membantai para demonstran sipil.

Sementara itu situs Ash-Shahafiyin al-Akhdhar Iran menulis, “Apa yang hari ini ramai dibicarakan tentang pengiriman pasukan khusus brigade Al-Quds sebenarnya telah berlangsung sejak sembilan bulan yang lalu. Kami telah mengisyaratkan hal itu dalam laporan kami dari para ahli pada tanggal 17 Mei 2011 dan kami telah membongkar fakta pemindahan salah satu markas Garda Revolusi ke Damaskus.”

Brigade Al-Quds Iran dilengkapi dengan persenjataan lengkap. Mereka diangkut dengan pesawat sipil Iran sesuai jadwal penerbangan rutin Teheran-Damaskus, untuk mengelabui para wartawan dan dunia internasional.

Beberapa waktu yang lalu Sebuah kelompok oposisi Suriah “Tentara Bebas Suriah” telah merilis sebuah video yang menunjukkan apa yang mereka katakan tujuh warga Iran, termasuk lima anggota Pengawal Revolusi, yang ditangkap di kota Homs.

Video itu menunjukkan dokumen perjalanan dari tawanan, beberapa di antaranya tampak berbicara dalam bahasa Persia.

Kelompok oposisi bersenjata Suriah, yang menyebut dirinya “Brigade Al-Faruq Tentara Bebas Suriah,” juga merilis pernyataan yang menyerukan pemimpin tertinggi Iran Ali Khamanei untuk mengakui dalam kata-kata secara eksplisit dan jelas bahwa adanya unsur Garda Revolusi Iran di Suriah dalam rangka untuk membantu rezim Assad menindak keras rakyat Suriah.

Iran Sumbang Rp. 9 Triliun untuk Suriah.

Untuk membantu Suriah dalam mengurangi tekanan dan sanksi dari negara-negara Barat, Iran memberikan US$ 1 miliar atau sekitar Rp 9 triliun kepada negara tersebut, belum lama ini. Menurut dokumen dari kantor Presiden Suriah, Iran dikabarkan membantu Suriah yang menghadapi tekanan embargo minyak internasional dan tindakan pembatasan lain tentang wisata dan perdagangan melalui bank sentral.

Posisi Suriah sangat penting bagi Iran, karena melalui rezim suriah ini Iran bisa memelihara dan membesarkan “anak”-nya, milisi Syi’ah yang bertengger di wilayah Lebanon selatan yaitu milisi Syi’ah Hizbullah yang sekarang hampir menguasai Lebanon untuk menjalankan misi proyek Syi’ah Safawid-nya, jika rezim Bashar Al-Assad yang syi’ah Alawite Nushairiyah ini jatuh dan kemudian dikuasai oleh kaum muslimin Ahlus Sunnah, maka akan bisa dipastikan pengaruh Syi’ah di wilayah tersebut akan meredup dan bahkan cepat atau lambat akan lenyap dari wilayah Syam. Inilah alasan mengapa mereka berusaha sekuat tenaga membantu rezim biadab Suriah ini agar tidak tumbang.

Wahai kaum muslimin segera bangunlah dari tidur kalian!, saat ini kaum muslimin Suriah sedang mengalami hari-hari yang sangat buruk, ditindas dan dibantai oleh rezim Bashar Al-Assad yang biadab, rezim syi’ah ekstrim yang dibantu dengan segala daya oleh berbagai komunitas Syi’ah internasional. Rezim ini telah melakukan pembantaian secara sistematik kepada rakyat muslimin di Suriah, begitu banyak bukti yang bisa kita dengar, baca dan bahkan kita tonton di media-media seperti televisi dan internet yang menggambarkan kekejaman rezim ini.

Mari kita terus berdo’a semoga Allah Azza wa Jalla memberikan kekuatan kepada kaum muslimin Suriah yang sedang terus berjuang, semoga Allah segera memberikan kemenangan. Amin.

Dari berbagai sumber.

http://alfanarku.wordpress.com/2012/03/17/kaum-syiah-bersatu-mendukung-rezim-biadab-syiah-nushairiyah-alawiyah-suriah/

Fatwa-fatwa 'Ulama Sunnah tentang Syi'ah :



Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, katanya : Saya mendengar Abu Abdulloh berkata, bahwa Imam Malik berkata : “Orang yang mencela sahabat-sahabat Nabi, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam” ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557 )

Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, ia berkata : “Saya bertanya kepada Abu Abdullah tentang orang yang mencela Abu Bakar, Umar dan Aisyah? Jawabnya, saya berpendapat bahwa dia bukan orang Islam” ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557)

Dalam kitab AS SUNNAH karya IMAM AHMAD halaman 82, disebutkan mengenai pendapat beliau tentang golongan Rofidhoh (Syiah) :
“Mereka itu adalah golongan yang menjauhkan diri dari sahabat Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan mencelanya, menghinanya serta mengkafirkannya, kecuali hanya empat orang saja yang tidak mereka kafirkan, yaitu Ali, Ammar, Migdad dan Salman. Golongan Rofidhoh (Syiah) ini sama sekali bukan Islam.

Iman Bukhori berkata : “Bagi saya sama saja, apakah aku sholat dibelakang Imam yang beraliran JAHM atau Rofidhoh (Syiah) atau aku sholat di belakang Imam Yahudi atau Nasrani. Dan seorang Muslim tidak boleh memberi salam pada mereka, dan tidak boleh mengunjungi mereka ketika sakit juga tidak boleh kawin dengan mereka dan tidak menjadikan mereka sebagai saksi, begitu pula tidak makan hewan yang disembelih oleh mereka. (Imam Bukhori / Kholgul Afail, halaman 125)

AHMAD BIN YUNUS
Beliau berkata : “Sekiranya seorang Yahudi menyembelih seekor binatang dan seorang Rofidhi (Syiah) juga menyembelih seekor binatang, niscaya saya hanya memakan sembelihan si Yahudi dan aku tidak mau makan sembelihan si Rofidhi (Syiah), sebab dia telah murtad dari Islam”(Ash Shariim Al Maslul, halaman 570)

Kebenaran itu sangat jelas terlihat..
Allah tidak pernah membuat kita sulit untuk melihatnya..
Setelah ini, masih adakah orang2 bodoh yang menolak kebenaran?

Allahul musta'an

Syi'ah Aneh Tapi Nyata

by Inilah Bukti Kesesatan Syi'ah -page-

Batasan aurat

Karaki berkata bila kamu menutup kemaluanmu maka benar-benar telah menutup aurat (Al Kaafi 6/501 Tahdzibul Ahkam 1/ 374), sedangkan pantat, yang diangap aurat adalah lobang dubur, bukan dua pantat, dan paha juga bukan termasuk aurat.

Shodiq AS berkata "paha tidak termasuk aurat", bahkan Imam AL Baqir As telah mengecat auratnya dan membalut lubang kemaluannya (Jamial Maqosid Lilkaraki 2 / 94. Al Mu'tabar karangan Al Hulli 1 / 222 Muntaha Tolab 1/39, Tahrirul Ahkam1/202,semuanya karangan Al Hulli Madarikul Ahkam 3/191)

Abu Hasan Al Madhi : "bahwa aurat itu hanya ada dua yaitu lubang depan dan lubang belakang, lubang belakang sudah ditutup oleh pantat, apabila kamu telah menutup keduanya maka berarti telah menutup auratnya, karena selain itu bukan tempat najis, maka bukanlah aurat, seperti betis".( Al Kaafi 6 / 51, Tahzibul Ahkam 1/374 Wasa'ilusyiah 1/365 Muntaha Tolab 4/269 Al Khilaf karangan Tusi 1/396).

Dari Abu Abdullah As berkata: " paha tidak termasuk aurat" (Tahdhibul Ahkam 1/ 374, Wasa'ilusyiah jilid 1 hal 365).

Kotoran para imam menyebabkan masuk surga

Kotoran dan air kencing para imam bukan sesuatu yang menjijikan dan tidak berbau busuk, bahkan keduanya bagaikan misik yang semerbak. Barang siapa yang meminum kencing,darah dan memakan kotoran mereka maka haram masuk neraka dan wajib masuk surga (Anwarul Wilayat Liayatillah Al Akhun Mulla Zaenal Abiding Al Kalba Yakani : th 1419 halaman 440).

Kentut dari imam bagaikan bau misik.

Abu Jafar berkata : "ciri-ciri Imam ada 10:

- Dilahirkan sudah dalam keadaan berkhitan.

- Begitu menginjakkan kaki di bumi ia mengumandangkan dua kalimat syahadat.

- Tidak pernah junub.

- Matanya tidur hatinya terbangun.

- Tidak pernah menguap

- Melihat apa yang di belakangnya seperti melihat apa yang di depannya.

- Bau kentut dan kotorannya bagaikan misik.

(Al Kaafi 1/319) Kitabul Hujjah Bab Maulidul Aimmah)

Khumaini memperbolehkan menyodomi istri-istri.

Dalam kitab Tahrirul Wasilah hal 241- masalah ke 11. Khumaini berkata : "pendapat yang kuat dan terkenal adalah diperbolehkan menyetubuhi istrinya lewat lubang belakang walaupun hal itu sangat dibenci", Rasulullah bersabda : terkutuklah orang yang menyetubuhi istrinya lewat belakang."

Meminjamkan istri

Diriwayatkan oleh Thusi dari Muhamad bin Abi Jafar berkata dihalalkan bagi saudaranya Farji istri-istrinya ia berkata boleh-boleh saja boleh bagi temannya seperti bolehbagi suami terhadap istri sendiri. (Kitabul Istibhsor 3/136)

Diperbolehkan menyetubuhi bayi.

Khumaini berkata : "Semua bentuk menikmati, seperti meraba dengan penuh syahwat, memeluk , dan adu paha boleh walaupun dengan bayi yang sedang menyusui". Tahrirul Wasilah 2/216.

Alkhui : ia memperbolehkan seorang laki-laki memegang-megang atau bermain dengan aurat laki-laki lain atau wanita bermain dengan alat kelamin wanita lain bila sebatas gurau dan canda sebatas tidak menimbulkan syahwat. Sirotunnajah fi Ajwibatil istifta'at jilid 3

Nasehat dari kami : hati-hati bergaul dengan para pengikut Khui yang suka bercanda.

Diperbolehkan melihat sesuatu yang diharamkan dari kaca

Mereka memperbolehkan melihat kelamin banci mana yang lebih menonjol untuk kepentingan warisan, mereka berkata ia boleh melihat dengan kaca , yang dilihat adalah bayangan , bukan kemaluannya. (Al Kaafi 7-158).

Muhammad Husein Fadhlullah memperbolehkan melihat wanita-wanita yang sedang telanjang.

Fadhlullah berkata pada kitab Anikah juz 1 hal 66

Seandainya wanita-wanita itu telah terbiasa keluar dengan berpakaian renang maka diperbolehkan melihatnya. Sama juga halnya melihat aurat yang dibuka sendiri oleh si perempuan, seperti di nude club atau kolam renang, pantai dan sebagainya.

Aku bertanya pada diriku sendiri : Agama apakah ini? Jika anda bertanya : Apakah boleh seorang laki-laki menyetubuhi seorang perempuan, lalu membiarkan perempuan itu pergi ke pelukan laki-laki lain hanya dengan sekedar mengucapkan beberapa kata tentang harga dan waktu atau tentang berapa kali, atau kaliamt " aku mut'ahkan diriku kepadamu" (matta'tuka nafsi) tanpa saksi atau wali? Tanpa perlu mempersoalkan apakah perempuan itu memiliki suami ataukah dia itu pelacur? pasti akan dijawab berdasar pada sumber yang terkuat dan terpercaya : boleh, silahkan lihat kitab Al Kafi jilid 5/540

Diperbolehkan mut'ah dan bercumbu dengan anak gadis bila sudah berumur 9 tahun –dalam riwayat lain 7 tahun- dengan syarat tidak memasukkan kemaluannya ke kemaluan anak perempuan itu karena ditakutkan menjadi aib bagi keluarganya(karena sudah tidak perawan lagi) Al Kafi jilid 5 hal 462. bukan karena haram dan bukan karena tidak sesuai dengan akhlak. Setelah membaca ini silahkan anda membayangkan masa depan akhlak dan perilaku anak perempuan yang dalam umur sekecil ini telah mendapat 'pengalaman sex" dengan melihat alat kelamin laki-laki dan melihat gerakan-gerakan sex laki-laki, sedang laki-laki itu telah melakukan segalanya kecuali jima' (coitus), jima' dimakruhkan dari depan saja, berarti diperbolehkan lewat belakang(anal sex).

Apakah ada orang normal yang memperbolehkan seseorang berbuat demikian pada anak perempuannya, atau saudaranya, bahkan pada seluruh anak perempuan? Coba bayangkan perasaan anda jika sekiranya hal itu terjadi pada anak perempuan anda! Anda hanya perlu membayangkan, tidak lebih dari itu. Hal ini tidak dapat diterima oleh setan sekalipun, bagaimana dikatakan bahwa yang demikian itu adalah perkataan para Imam Ahlul Bait?

Allah mengunjungi kuburan Husein

Kalian akan heran karena hakekat ini. Hakekat yang pahit

Diriwayatkan oleh Kulaini dan lainnya bahwa Abu Abdillah memarahi orang yang mengununginya tapi tidak mau berziarah kekuburan Ali. Dia berkat : "kalau kamu itu bukan orang Syiah aku tidak pernah akan melihatmu. Mengapa kamu tidak mau berziarah ke makam yang diziarahi oleh Allah, malaikat dan para nabi? (Alkafi 7/580 Tahzibul Ahkam 6/20, Wasa'ilusyi'ah 14/375 Biharul Anwar 25/361 Kamiluziyarot hal 38 kitabul Mazar hal 19).

Mendengar hal ini, salah seorang sahabat Abu Abdillah berkata demikian " demi Allah, saya berangan-angan seandainya saya menziarahi kubur Ali dan tidak pergi melaksanakan Ibadah Haji. Al Kafi jilid 4/583

Barang siapa haji maka telah dikunjungi Allah

Barang siapa telah haji lebih 50 kali maka setiap hari Jum'at dikunjungi oleh Allah. (Faqih man la Yahdhuruhul Faqih 2/217 Wasa'ilusyi'ah 11/127 ).

Meminta pertolongan dari para Nabi dan Malaikat dalam sholat

Ucapkan pada akhir sujudmu Ya Jibril Ya Muhammad(diulang-ulang)!! berikan saya kecukupan, sesungguhnya kalian berdua yang memberikan kecukupan dan jagalah saya dengan izin Allah karena kalian berdua menjaga saya. (Al kafi 2/406).

Berlindung pada makhluk dan berbuat dengan nama makhluk

Riwayat Al Kulaini. Dari Abi Abdillah ia berkata, Aku berlindung pada Rasulullah dari kejelekan dan kebaikan yang kamu ciptakan. (Al Kafi 2/391).

Dari Ali Jafar ia berkata : bila seseorang sedang sakit maka ucapkanlah (dengan nama Allah, dengan Allah, dengan utusan Allah). (Al Kafi 2/412).

Imamah menurut Syiah Rafidhoh

Imamah adalah sebuah jabatan yang ditentukan dari Allah. Allah telah memilih seorang Nabi dan menentukannya, begitu juga Allah memilih seorang Imam dan mengangkatnya. (Ashlus Syiah wa ushuluha hal. 58).

Allah memilih Ali akan tetapi Ali berkata : "tinggalkan saya dan cari selain saya, cukup aku menjadi wakil/pembantumu itu lebih baik daripada menjadi Imam/Khalifah." Allah memilih Hasan tapi Hasan menyerahkan kepemimpinan/imamah pada musuh bebuyutan syiah, yaitu Muawiyah. Dengan itu maka Ali dan Hasan telah merontokkan prinsip Imamah dari pondasinya.


arahmah.com


source

SYI'AH BERKATA : ASYAA'IRAH MUJASIMMAH, MUSYRIKIN, MAJUSI UMMAT INI

by Al Ustadz Abu Asma Andre -hafizhahullah-

on Monday, April 30, 2012 at 11:01am ·

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.

يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مّسْلِمُونَ

يَآ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْراً وَنِسَآءً وَاتَّقُوْا اللَّهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْباً

يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ وَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماًً

أما بعد: فإن أصدق الكلام كلام الله وخير الهدي هدي محمد وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.

Pendahuluan :

Belakangan ini kita melihat sebuah adegan " kemesraan " yang sedang diperagakan di negeri ini oleh tokoh - tokoh asya'irah dengan tokoh - tokoh syiah rafidhah, saya sendiri agak kesulitan untuk menerka sudah masuk " scene " berapakah adegan mereka dan apa " skenario " yang sedang dimainkan dan bagaimanakah " ending " dagelan ini.

Akan tetapi dari hal ini - kita ( minimal saya ) - mengetahui bahwasanya para pembela kehormatan agama Islam dari tuduhan Syi'ah - berdiri sendiri menghadapi berbagai macam kelompok yang ada, dan hanya Allah subhanahu wa ta'ala yang mampu mengokohkan kaki - kaki mereka dari kepungan di setiap sisinya.

Makalah ringkas ini, sengaja saya buat - untuk menjelaskan bagaimana sebenarnya keyakinan syi'ah rafidhah terhadap ummat Islam pada umumnya dan kaum asya'irah pada khususnya, walaupun antara ummat Islam terjadi perbedaan pendapat didalamnya, sebagaimana yang pernah disinyalir oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam - antara asya'irah dengan salafiyyah yang mana saya - insyaAllah berada didalamnya - akan tetapi sebagaimana saya meminta kepada Allah subhanahu wa ta'ala agar diberi hidayah kepada pemahaman yang benar - begitu juga saya meminta kepada-Nya agar saudara - saudara saya dari kalangan asya'irah juga diberikan hidayah.

Ringkas kata : saya hendak mengatakan : bahwa Syi'ah Rafidhah bukan ummat Islam dan musuh ummat Islam.

Syi'ah Berkata : Asyaa'irah Mujasimmah Musyrikin Majusi Ummat Ini

" هذا العالم الشيعي الكبير "المازندراني" يعتقد أنَّ الأشاعرة هم مجوس الأمة، فقد روى هذا العالم حديثاً منسوباً إلى النبي صلى الله عليه وآله وسلم، وهو قوله: القدرية مجوس هذه الأمة). ثم علق عليه، فقال: هم الأشاعرة)

Inilah salah seorang alim besar dari kalangan Syi'ah yang bernama Al Maazandaraani yang memiliki aqidah bahwasanya Al Asya'irah adalah Majusinya ummat ini, dan telah diriwayatkan dari dia ( Al Maazandaraani ) ucapan yang mansub sampai kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam :

القدرية مجوس هذه الأمة

" Al Qadariyyah adalah majusi ummat ini. " - kemudian Al Maazandaraani memu'alaqkan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam : " Merekalah ( Majusi ummat ini ) kaum asya'irah. "(1)

Ulama - ulama dari kalangan Syi'ah mensifati asya'irah dengan kesyirikan, mujasimmah dengan sebab kaum asya'irah menetapkan sebagian sifat, perhatikan nukilan dibawah ini :

يقول العالم الإمامي الشيعي المازندراني: (الأشاعرة يثبتون له تعالى صفات الجسم ولوازم الجسمية ويتبرؤن من التجسيم.. وهذا تناقض يلتزمون به ولا يبالون

وهذا يدل على عدم تفطنهم لكثير من اللوازم البينة أيضاً، وعندنا هو عين التجسيم)

Berkata alim syiah yang bernama Al Maazandaraani : " Al Asya'irah menetapkan bagi Allah subhanahu wa ta'ala jisim* yang dengan sebab itu melazimkan bagi mereka al jismiyyah - dan mereka berlepas diri dari apa yang namanya tajsim...ini adalah pertentangan...dan disisi kami merekalah at tajsim ( kaum mujasimmah )(2)

وقد نسبَ نصير الدين الطوسي، وعلامتهم الحليّ، و محمد حسن ترحيني إلى الأشاعرة الشرك والتعدد في ذات الله

Dan telah dinisbatkan kepada asyairah oleh Nashiruddin Ath Thusi dan Muhammad bin Hassan ( kedua orang ini adalah alim disisi syiah ): bahwasanya asyairah syirik dengan sebab menetapkan berbilang dzat Allah subhanahu wa ta'ala(3), berikut diantara nukilannya :

وهذا حافظهم "رجب البرسي" -أحد علماء الإمامية- يقول: (وأما الإمامية الإثناعشرية، فإنهم أثبتوا لله الوحدانية، ونفوا عنه الاثنينية، وقالوا للأشعرية إن ربنا الذي نعبده ونؤمن به ليس هو ربكم...

Rajab Al Barisi - salah seorang Al Hafidz dan ulama Imamiyyah - berkata : " Adapun Imamiyyah Itsna Asyariyyah ( Syiah ) - mereka menetapkan bahwa Allah adalah satu, dan menafikan dari-Nya ada yang dua, kami katakan kepada Asya'irah : Adapun Tuhan kami yang kaimi sembah dan kami imani bukanlah tuhan kalian....' (4)

وذهب العالم الشيعي "نعمة الله الجزائري" إلى الحكم على الأشعرية بالكفر، وأنهم مخلدون في النار، بل وجعلهم في درجة أسوء من المشركين الأصليـين

يقول: (الأشاعرة لم يعرفوا ربهم بوجه صحيح،

وقال: (الأشاعرة ومتابعوهم أسوء حالاً في باب معرفة الصانع من المشركين والنصارى)

Dan berkata ulama syiah yang bernama Ni'matullah Al Jazaa'iri : Sesungguhnya hukuman kami atas asya'irah adalah kafir, dan mereka masuk kedalam neraka, bahkan mereka lebih buruk derajatnya dari kaum musyrikin yang asalnya sudah musyrik, asya'irah tidaklah diampuni oleh Rabb mereka menurut pendapat yang shahih...

Berkata pula Ni'matullah Al Jazaa'iri : " Asya'irah dan yang mengikuti mereka berada didalam keadaan yang lebih buruk dari kaum musyrikin dan nashrani...(5)

Penutup :

Inilah sedikit gambaran tentang bagaimana Syiah Rafidhah mengkafirkan Asya'irah - lalu apakah dengan sebab ini masih terbuka kemungkinan bermesraannya antara tokoh - tokoh asya'irah di negeri ini dengan syiah rafidhah.

Kalau syiah di negeri ini mengatakan - kami tidak berkeyakinan seperti itu - katakanlah : itu dusta, kitab - kitab dan nukilan diatas telah berbicara lebih dari cukup, yang menyebabkan mereka ( syiah ) berkata seperti itu tidak lain adalah sikap pengecutnya yang dibungkus dengan aqidah palsu bernama taqiyyah.

Abu Asma Andre

Ciangsana - Cileungsi

9 Jumadil Akhir 1433 H


سبحانك اللهم وبحمدك اشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك


===###===

Catatan Kaki :

1. Syarah Ushulul Kafi - Muhammad Shalih Al Maazandaarani 5/11

2. Syarah Ushulul Kafi - Muhammad Shalih Al Maazandaarani 3/202

3. Lihat Syarah Al Isyarat Wal Tanbihat hal 50 - 51 karya Mahmud Al Mar'asy, juga Al Ihkam Fi Ilmi Kalam hal 25 karya As Sayyid Muhammad Hassan dan lain - lain

4. Masyariq Anwar Al Yaqin hal 337 - Al Barisy, dengan penelitian Ali Asyura - diterbitkan pertama kali pada tahun 1419 H di Beirut.

5. Tafsir Al Qur-an 1/103 karya As Sayyid Musthafa Al Khumaini, Anwarul An Nu'maaniyyah 2/278 karya Ni'matullah Al Jazaairi.

* Perhatikan kaum syiah menuduh asyairah dengan mujasimmah - sungguh menakjubkan Note : bagi para ikhwan dan akhwat yang menyebarkan tulisan ini - maka ana minta dengan sangat untuk tidak merubah sedikitpun dari isi yang ada, disebabkan perkara ini adalah perkara yang sensitif - sehingga mungkin akan muncul tuduhan bahwasanya ada pihak - pihak yang ingin mengadu domba.

semoga bermanfaat


SUJUD SYI'AH

bismillah,

Sujud Aneh Orang Syi'ah pada Tanah

1. Sujud mestinya bukan hanya Kening

Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhuma dia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Aku diperintahkan utk sujud di atas tujuh tulang (anggota sujud); Kening -dan beliau menunjuk hidungnya- kedua telapak tangan, kedua lutut, dan jari jemari dari kedua kaki. [HR. Bukhari dan Muslim]

2. Membawa Tanah Khusus

Salah satu kebiasaan orang Syi’ah di mana mereka melakukan perbuatan yang sangat aneh, mereka dapati tanah di tanah Karbala’, lalu mereka kumpulkan dan ketika shalat tanah tersebut dijadikan sebagai tempat sujud.

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz, mufti di Kerajaan Saudi Arabia di masa silam ditanya, “Bolehkah shalat di tanah dan apa faedahnya di saat shalat?”

Syaikh rahimahullah menjawab,

Sepertinya si penanya memaksudkan tanah yang biasa jadi kebiasaan orang syi’ah yaitu yang diklaim berasal dari Karbala’, lalu mereka sujud pada tanah tersebut. Perlu diketahui bahwa perbuatan semacam ini tidak ada tuntunannya dalam Islam (baca: bid’ah) dan tidak boleh shalat pada tanah tersebut. Akan tetapi, shalat yang dilakukan tidaklah batal. Jika ia meletakkan dahi dan hidungnya pada tanah tersebut, shalatnya tidaklah batal. Perbuatan tersebut sekali lagi adalah bid’ah, tidak boleh dilakukan. Inilah di antara amalan yang mengada-ada dari orang Syi’ah dan mereka terlalu berlebih-lebihan dalam hal itu. Semoga Allah memberi kita petunjuk dan melindungi kita dari godaan setan yang akan menjerumuskan kita dalam bid’ah semacam ini.

Perlu diketahui bahwa seorang mukmin tidak perlu capek-capek memindahkan tanah dari satu tempat ke tempat lain. Hendaklah seorang mukmin shalat sesuai kemudahan yang ia dapati. Jika didapati kulit, maka ia shalat di atasnya. Jika didapati pasir, hendaklah ia shalat di atas pasir. Jika di masjid terdapat karpet, hendaklah ia shalat di atas karpet tersebut dan tidak perlu bersusah payah membawa batu, tanah, potongan kayu atau selainnya. Bersusah payah sujud di atas benda-benda tadi adalah bagian dari bid’ah yang tidak ada asal-usulnya.

http://rumaysho.com/belajar-islam/aqidah/3624-sujud-aneh-orang-syiah-pada-tanah-dari-karbala.html

[Diterjemahkan dari web resmi Syaikh Ibnu Baz: http://www.binbaz.org.sa/mat/14698]

semoga bermanfaat
Dari Group JYL, postingan seorang Ikhwan
_________________________________

Berikut adalah poin-poin sebagian kebiadaban syi'ah la'tanullah di Suriah, yg disebutkan oleh seorang ulama Doktor bidang aqidah asli suriah melalui Radio Rodja dan diterjemahkan oleh Ust.Firanda Hafizhahullah...:
-pasukan syiah mengumpulkan anak-anak dan mencabuti kuku-kuku anak-anak tsb didepan orangtua2 mereka, seraya berkata: "jika kalian tidak bisa memberikan keturunan yg bagus, hayo datangkan istri-istri kalian biar kami setubuhi...
- memasukkan racun ke saluran PAM
- membom perkampungan ahlussunnah
- memperkosa gadis 8 tahun
- memperkosa wanita, kemudian mencincang tubuhnya, ada juga yg dipanggang
- mencabut bulu kemaluan wanita di depan suaminya, hingga suami gila tak tahan dihinakan
- menembaki para pemuda, memotong tubuhnya, meletakannya di depan rumah keluarganya, lantas meminta ongkos pelurunya
- mensodomi para pemuda
- ahlussunah dipaksa sujud dan menyembah pada foto bashar
- -seorang ibu dipaksa mengganti nama anaknya dari abdulloh menjadi abdulbashar
-Tahanan kehausan disuruh mangap, trus mulutnya dikencingi...
-Al-Quran dibolongin dg dicolok-colok pake rokok..
-Al-Quran juga jadi target latihan nembak tentara
-Ketika disiksa ada yg teriak "Allahu Akbar" maka mereka membentak dengan mengatakan "Rabbmu sudah lama mati, "ucapkan Basharu Akbar"

Masih banyak lagi kebiadaban syiah la'natullah yg tidak bisa disebutkan semuanya.
 
Sumber: CHM offline Rumaysho
____________________
APAKAH SYIAH ITU KAFIR?

Bismillah ... Alhamdulillah, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Perlu dipahami bahwa tidaklah semua orang yang bersaksi laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), wa anna Muhammadar Rosulullah (bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya) disebut sebagai seorang muslim. Orang munafik pun mengaku demikian, namun itu tidak cukup. Allah Ta’ala menyifati mereka,

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS. An Nisa’: 145). Seseorang bisa disebut bukan muslim jika ia melakukan pembatal keislaman semacam kesyirikan, kemunafikan dan mencaci maki diinul Islam. Nah, sekarang saatnya kita meninjau golongan Rafidhah yang ma’ruf dengan Syi’ah, apakah mereka termasuk muslim?

Mufti Kerajaan Saudi Arabia di masa silam, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz ditanya, “Kami sangat butuh penjelasan mengenai beberapa kelompok Syi’ah. Kami mohon bisa dijelaskan mengenai aqidah mereka?”

Jawaban beliau rahimahullah,

Perlu diketahui bahwa Syi’ah terdiri dari berbagai macam kelompok, tidak bisa kita menjabarkan satu per satu di waktu yang singkat ini.

Ringkasnya, di antara mereka ada yang kafir, yaitu yang menyembah ‘Ali (bin Abi Tholib) dan mereka menyembah ‘Ali. Ada juga di antara mereka yang menyembah Fatimah, Husain dan selainnya. Di antara kelompok Syi’ah ada yang berpendapat bahwa Jibril ‘alaihis salam telah berkhianat. Kata mereka, seharusnya kenabian diserahkan kepada ‘Ali dan bukan pada Muhammad. Ada juga kelompok yang disebut Imamiyyah atau dikenal dengan Rafidhah Itsna ‘Asyariyah, yaitu ‘ubad ‘Ali, di mana mereka berkata bahwa imam mereka lebih mulia dari para malaikat dan para nabi.

Syi’ah memiliki golongan yang banyak, ada yang kafir dan ada yang tidak kafir. Golongan yang kesesatannya tidak separah lainnya yaitu yang mengatakan bahwa ‘Ali lebih utama dari Abu Bakr, ‘Umar dan ‘Utsman. Keyakinan seperti ini jelas keliru dan telah menyelisihi ijma’ (kesepakatan para sahabat). Akan tetapi, golongan ini tidaklah kafir. Intinya, kesesatan kelompok Syi’ah bertingkat-tingkat. Siapa saja yang ingin mengetahui secara jelas tentang mereka, silakan merujuk pada kalam para ulama semisal dalam kitab Al Khuthuth Al ‘Aridhoh karya Muhyiddin Al Khotib dan Minhajus Sunnah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Buku lainnya lagi seperti Syi’ah was Sunnah karya Ihsan Ilahi Zhohir dan berbagai kita lainnya yang amat banyak yang telah mengulas kesesatan dan kejelekan mereka. Semoga Allah memberikan kita keselamatan.

Golongan yang paling sesat dari mereka di antaranya adalah Imamiyyah Itsna ‘Asyariyyah An Nashiriyyah, yang disebut Rafidhah. Mereka bisa disebut Rafidhah (artinya: menolak) karena mereka menolak Zaid bin ‘Ali ketika Zaid menolak berlepas diri dari Abu Bakr dan ‘Umar. Lantas Rafidhah menyelisihi dan menolak Zaid.

Jika di antara orang Syi’ah ada yang mengklaim dirinya sebagai muslim, maka mereka adalah muslim. Namun perlu dibuktikan klaim mereka. Siapa saja yang beribadah pada Allah semata (tidak berbuat syirik, pen), membenarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beriman pada wahyu yang diturunkan pada beliau, ia adalah muslim. Jika ia mengklaim dirinya muslim, namun ia menyembah Husain, menyembah Fatimah, menyembah Badawi, menyembah ‘Aidarus dan selainnya, maka jelas ia bukan muslim. Kita mohon pada Allah keselamatan.

Begitu pula jika di antara mereka ada yang mencela Islam atau meninggalkan shalat, walau ia mengatakan bahwa ia muslim, hakekatnya ia bukan muslim. Atau di antara mereka ada yang mengolok-olok Islam, mengolok-olok ajaran shalat, zakat, puasa atau mengolok-olok Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mendustakan beliau, atau mengatakan bahwa beliau itu bodoh, atau menyatakan bahwa risalah Muhammad belumlah sempurna atau beliau tidak menyampaikan ajaran Islam dengan jelas, maka itu semua menunjukkan kekufuran.

Nas-alullah al ‘aafiyah, kita mohon kepada Allah keselamatan.

[Diterjemahkan dari website resmi Syaikh Ibnu Baz: http://www.binbaz.org.sa/mat/4170]

Alhamdulillahilladzi bin ni’matihi tatimmush sholihaat. Allahumma innaa nas-aluka ‘ilman naafi’a. Segala puji bagi Allah yang dengan segala nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat.

@ Ummul Hamam, Riyadh, KSA

Yauma tasu’a, 9 Muharram 1433 H
 
aneh suraneh...

>_<

Kalau Anda mampir ke masjid Syiah, Trus Anda menemukan jemah sholat yang hanya memakai celana dalam / sempak, maka Anda jangan heran, karena aurat dalam agama syiah hanya disekita selangkangan yaitu kemaluan depan bela

kang, kalau Anda sudah menutup qubul dan dubur maka Anda telah menutup aurat .... Langsung ke tkp Seorang Syiah sholat di sebuah masjid hanya dengan menggunakan celana dalam ... : D ini Fiqih Orang Sesat Bisa Sholat Di MAsjid Dengan Hanya Memakai Celana Dalam ...

http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3D9clZpkmamX4%26feature%3Drelated&h=lAQFrPH43AQF23F9MGf7EKuhcH_4qPT8GnB0j8qsIuYAjwQ

10 JURUS PENANGKAL KESESATAN SYI'AH


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ

INILAH 10 JURUS PENANGKAL KESESATAN SYI'AH, DARI LEVEL AWWAM HINGGA ULAMA.

Bismillah,
Alhamdulillahirabbil ‘alamin atas segala nikmat dan karunia Allah. Dengan segala nikmat-Nya kita senantiasa diberi petunjuk dan kekuatan untuk meniti jalan istiqamah, alhamdulillah. Tanpa karunia dan perlindungan Allah, kita tak ada apa-apanya.

Berikut ini adalah “10 Jurus Penangkal Kesesatan Syi’ah” yang berisi sepuluh logika dasar untuk mematahkan akidah sesat Syi’ah. Logika-logika ini bisa diajukan sebagai bahan diskusi ke kalangan Syi’ah dari level awam, sampai level ulama. Setidaknya, logika ini bisa dipakai sebagai “anti virus” untuk menangkal propaganda dai-dai Syi’ah yang ingin menyesatkan umat Islam dari jalan yang lurus.

Kalau Anda berbicara dengan orang Syi’ah, atau ingin mengajak orang Syi’ah bertaubat dari kesesatan, atau diajak berdebat oleh orang Syi’ah, atau Anda mulai dipengaruhi dai-dai Syi’ah; coba kemukakan 10 logika dasar di bawah ini. Tentu saja, kemukakan satu per satu. Insya Allah, kaum Syi’ah akan kesulitan menjawab logika-logika ini, sehingga kemudian kita bisa membuktikan, bahwa ajaran mereka sesat dan tidak boleh diikuti.

JURUS 1: “NABI DAN AHLUL BAIT”
Tanyakan kepada orang Syi’ah: “Apakah Anda mencintai dan memuliakan Ahlul Bait Nabi?” Dia pasti akan menjawab: “Ya! Bahkan mencintai Ahlul Bait merupakan pokok-pokok akidah kami.” Kemudian tanyakan lagi: “Benarkah Anda sungguh-sungguh mencintai Ahlul Bait Nabi?” Dia tentu akan menjawab: “Ya, demi Allah!”

Kalau Syi’ah benar-benar mencintai Ahlul Bait, seharusnya mereka lebih mendahulukan Sunnah Nabi, bukan sunnah dari Ahlul Bait beliau...

Lalu katakan kepada dia: “Ahlul Bait Nabi adalah anggota keluarga Nabi. Kalau orang Syi’ah mengaku sangat mencintai Ahlul Bait Nabi, seharusnya mereka lebih mencintai sosok Nabi sendiri? Bukankah sosok Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lebih utama daripada Ahlul Bait-nya? Mengapa kaum Syi’ah sering membawa-bawa nama Ahlul Bait, tetapi kemudian melupakan Nabi?”

Faktanya, ajaran Syi’ah sangat didominasi oleh perkataan-perkataan yang katanya bersumber dari Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak keturunan mereka. Kalau Syi’ah benar-benar mencintai Ahlul Bait, seharusnya mereka lebih mendahulukan Sunnah Nabi, bukan sunnah dari Ahlul Bait beliau. Syi’ah memuliakan Ahlul Bait karena mereka memiliki hubungan dekat dengan Nabi. Kenyataan ini kalau digambarkan seperti: “Lebih memilih kulit rambutan daripada daging buahnya.”


JURUS 2: “AHLUL BAIT DAN ISTERI NABI”
Tanyakan kepada orang Syi’ah: “Siapa saja yang termasuk golongan Ahlul Bait Nabi?” Nanti dia akan menjawab: “Ahlul Bait Nabi adalah Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak-cucu mereka.” Lalu tanyakan lagi: “Bagaimana dengan isteri-isteri Nabi seperti Khadijah, Saudah, Aisyah, Hafshah, Zainab, Ummu Salamah, dan lain-lain? Mereka termasuk Ahlul Bait atau bukan?” Dia akan mengemukakan dalil, bahwa Ahlul Bait Nabi hanyalah Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak-cucu mereka.

...Bagaimana bisa cucu-cucu Ali yang tidak pernah melihat Rasulullah dimasukkan Ahlul Bait, sementara istri-istri yang biasa tidur seranjang bersama Nabi tidak dianggap Ahlul Bait?...

Kemudian tanyakan kepada orang itu: “Bagaimana bisa Anda memasukkan keponakan Nabi (Ali) sebagai bagian dari Ahlul Bait, sementara istri-istri Nabi tidak dianggap Ahlul Bait? Bagaimana bisa cucu-cucu Ali yang tidak pernah melihat Rasulullah dimasukkan Ahlul Bait, sementara istri-istri yang biasa tidur seranjang bersama Nabi tidak dianggap Ahlul Bait? Bagaimana bisa Fathimah lahir ke dunia, jika tidak melalui istri Nabi, yaitu Khadijah Radhiyallahu ‘Anha? Bagaimana bisa Hasan dan Husein lahir ke dunia, kalau tidak melalui istri Ali, yaitu Fathimah? Tanpa keberadaan para istri shalihah ini, tidak akan ada yang disebut Ahlul Bait Nabi.”

Faktanya, dalam Surat Al Ahzab ayat 33 disebutkan: “Innama yuridullahu li yudzhiba ‘ankumul rijsa ahlal baiti wa yuthah-hirakum that-hira” (bahwasanya Allah menginginkan menghilangkan dosa dari kalian, para ahlul bait, dan menyucikan kalian sesuci-sucinya). Dalam ayat ini istri-istri Nabi masuk kategori Ahlul Bait, menurut Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bahkan selama hidupnya, mereka mendapat sebutan Ummul Mu’minin (ibunda orang-orang Mukmin) Radhiyallahu ‘Anhunna.

JURUS 3: “ISLAM DAN SAHABAT”
Tanyakan kepada orang Syi’ah: “Apakah Anda beragama Islam?” Maka dia akan menjawab dengan penuh keyakinan: “Tentu saja, kami adalah Islam. Kami ini Muslim.” Lalu tanyakan lagi ke dia: “Bagaimana cara Islam sampai Anda, sehingga Anda menjadi seorang Muslim?” Maka orang itu akan menerangkan tentang silsilah dakwah Islam. Dimulai dari Rasulullah, lalu para Shahabatnya, lalu dilanjutkan para Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in, lalu dilanjutkan para ulama Salafus Shalih, lalu disebarkan oleh para dai ke seluruh dunia, hingga sampai kepada kita di Indonesia.”

Kemudian tanyakan ke dia: “Jika Anda mempercayai silsilah dakwah Islam itu, mengapa Anda sangat membenci para Shahabat, mengutuk mereka, atau menghina mereka secara keji? Bukankah Anda mengaku Islam, sedangkan Islam diturunkan kepada kita melewati tangan para Shahabat itu. Tidak mungkin kita menjadi Muslim, tanpa peranan Shahabat. Jika demikian, mengapa orang Syi’ah suka mengutuk, melaknat, dan mencaci-maki para Shahabat?”

...Kaum Syi’ah mencaci-maki para Shahabat dengan sangat keji. Tetapi mereka masih mengaku sebagai Muslim. Kalau memang benci Shahabat, seharusnya mereka tidak lagi memakai label Muslim...

Faktanya, kaum Syi’ah sangat membingungkan. Mereka mencaci-maki para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum dengan sangat keji. Tetapi di sisi lain, mereka masih mengaku sebagai Muslim. Kalau memang benci Shahabat, seharusnya mereka tidak lagi memakai label Muslim. Sebuah adagium yang harus selalu diingat: “Tidak ada Islam, tanpa peranan para Shahabat!”

JURUS 4: “SEPUTAR IMAM SYI’AH”
Tanyakan kepada orang Syi’ah: “Apakah Anda meyakini adanya imam dalam agama?” Dia pasti akan menjawab: “Ya! Bahkan imamah menjadi salah satu rukun keimanan kami.” Lalu tanyakan lagi: “Siapa saja imam-imam yang Anda yakini sebagai panutan dalam agama?” Maka mereka akan menyebutkan nama-nama 12 imam Syi’ah. Ada juga yang menyebut 7 nama imam (versi Ja’fariyyah).

Lalu tanyakan kepada orang Syi’ah itu: “Mengapa dari ke-12 imam Syi’ah itu tidak tercantum nama Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbali? Mengapa nama empat imam itu tidak masuk dalam deretan 12 imam Syi’ah? Apakah orang Syi’ah meragukan keilmuan empat imam mazhab tersebut? Apakah ilmu dan ketakwaan empat imam mazhab tidak sepadan dengan 12 imam Syi’ah?”

...Mengapa dari ke-12 imam Syi’ah itu tidak tercantum nama Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbali?...

Faktanya, kaum Syi’ah tidak mengakui empat imam madzhab sebagai bagian dari imam-imam mereka. Kaum Syi’ah memiliki silsilah keimaman sendiri. Terkenal dengan sebutan “Imam 12” atau Imamah Itsna Asyari. Hal ini merupakan bukti besar, bahwa Syi’ah bukan Ahlus Sunnah. Semua Ahlus Sunnah di muka bumi sudah sepakat tentang keimaman empat Imam tersebut. Para ahli ilmu sudah mafhum, jika disebut Al Imam Al Arba’ah, maka yang dimaksud adalah empat imam mazhab rahimahumullah.

JURUS 5: “ALLAH DAN IMAM SYI’AH”
Tanyakan kepada orang Syi’ah: “Siapa yang lebih Anda taati, Allah Ta’ala atau imam Syi’ah?” Tentu dia akan menjawab: “Jelas kami lebih taat kepada Allah.” Lalu tanyakan lagi: “Mengapa Anda lebih taat kepada Allah?” Mungkin dia akan menjawab: “Allah adalah Tuhan kita, juga Tuhan imam-imam kita. Maka sudah sepantasnya kita mengabdi kepada Allah yang telah menciptakan imam-imam itu.”

...sikap ideologis kaum Syi’ah lebih dekat kemusyrikan karena lebih mengutamakan pendapat imam-imam Syi’ah daripada ayat-ayat Allah...

Kemudian tanyakan ke orang itu: “Mengapa dalam kehidupan orang Syi’ah, dalam kitab-kitab Syi’ah, dalam pengajian-pengajian Syi’ah; mengapa Anda lebih sering mengutip pendapat imam-imam daripada pendapat Allah (dari Al Qur’an)? Mengapa orang Syi’ah jarang mengutip dalil-dalil dari Kitab Allah? Mengapa orang Syi’ah lebih mengutamakan perkataan imam melebihi Al Qur’an?”

Faktanya, sikap ideologis kaum Syi’ah lebih dekat ke kemusyrikan, karena mereka lebih mengutamakan pendapat manusia (imam-imam Syi’ah) daripada ayat-ayat Allah. Padahal dalam Surat An Nisaa’ ayat 59 disebutkan, jika terjadi satu saja perselisihan, kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah sikap Islami, bukan melebihkan pendapat imam di atas perkataan Allah.

JURUS 6: “ALI DAN JABATAN KHALIFAH”
Tanyakan kepada orang Syi’ah: “Menurut Anda, siapa yang lebih berhak mewarisi jabatan Khalifah setelah Rasulullah wafat?” Dia pasti akan menjawab: “Ali bin Abi Thalib lebih berhak menjadi Khalifah.” Lalu tanyakan lagi: “Mengapa bukan Abu Bakar, Umar, dan Ustman?” Maka kemungkinan dia akan menjawab lagi: “Menurut riwayat saat peristiwa Ghadir Khum, Rasulullah mengatakan bahwa Ali adalah pewaris sah Kekhalifahan.”

...Mengapa ketika sudah menjadi Khalifah, Ali tidak pernah menghujat Khalifah Abu Bakar, Umar, dan Utsman, padahal dia memiliki kekuasaan?...

Kemudian katakan kepada orang Syi’ah itu: “Jika memang Ali bin Abi Thalib paling berhak atas jabatan Khalifah, mengapa selama hidupnya beliau tidak pernah menggugat kepemimpinan Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, dan Khalifah Utsman? Mengapa beliau tidak pernah menggalang kekuatan untuk merebut jabatan Khalifah? Mengapa ketika sudah menjadi Khalifah, Ali tidak pernah menghujat Khalifah Abu Bakar, Umar, dan Utsman, padahal dia memiliki kekuasaan? Kalau menggugat jabatan Khalifah merupakan kebenaran, tentu Ali bin Abi Thalib akan menjadi orang pertama yang melakukan hal itu.”

Faktanya, sosok Husein bin Ali Radhiyallahu ‘Anhuma berani menggugat kepemimpinan Dinasti Umayyah di masa Yazid bin Muawiyah, sehingga kemudian terjadi Peristiwa Karbala. Kalau putra Ali berani memperjuangkan apa yang diyakininya benar, tentu Ali radhiyallahu ‘anhu lebih berani melakukan hal itu.
JURUS 7: “ALI DAN HUSEIN”
Tanyakan ke orang Syi’ah: “Menurut Anda, mana yang lebih utama, Ali atau Husein?” Maka dia akan menjawab: “Tentu saja Ali bin Abi Thalib lebih utama. Ali adalah ayah Husein, dia lebih dulu masuk Islam, terlibat dalam banyak perang di zaman Nabi, juga pernah menjadi Khalifah yang memimpin Ummat Islam.” Atau bisa saja, ada pendapat di kalangan Syi’ah bahwa kedudukan Ali sama tingginya dengan Husein.

Kemudian tanyakan ke dia: “Jika Ali memang dianggap lebih mulia, mengapa kaum Syi’ah membuat peringatan khusus untuk mengenang kematian Husein saat Hari Asyura pada setiap tanggal 10 Muharram? Mengapa mereka tidak membuat peringatan yang lebih megah untuk memperingati kematian Ali bin Abi Thalib? Bukankah Ali juga mati syahid di tangan manusia durjana? Bahkan beliau wafat saat mengemban tugas sebagai Khalifah.”

Faktanya, peringatan Hari Asyura sudah seperti “Idul Fithri” bagi kaum Syi’ah. Hal itu untuk memperingati kematian Husein bin Ali. Kalau orang Syi’ah konsisten, seharusnya mereka memperingati kematian Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu lebih dahsyat lagi.

...Kalau orang Syi’ah konsisten, seharusnya mereka memperingati kematian Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu lebih dahsyat lagi...

JURUS 8: “SYI’AH DAN WANITA”
Tanyakan ke orang Syi’ah: “Apakah dalam keyakinan Syi’ah diajarkan untuk memuliakan wanita?” Dia akan menjawab tanpa keraguan: “Tentu saja. Kami diajari memuliakan wanita, menghormati mereka, dan tidak menzalimi hak-hak mereka?” Lalu tanyakan lagi: “Benarkah ajaran Syi’ah memberi tempat terhormat bagi kaum wanita Muslimah?” Orang itu pasti akan menegaskan kembali.

Kemudian katakan ke orang Syi’ah itu: “Jika Syi’ah memuliakan wanita, mengapa mereka menghalalkan nikah mut’ah? Bukankah nikah mut’ah itu sangat menzalimi hak-hak wanita? Dalam nikah mut’ah, seorang wanita hanya dipandang sebagai pemuas seks belaka. Dia tidak diberi hak-hak nafkah secara baik. Dia tidak memiliki hak mewarisi harta suami. Bahkan kalau wanita itu hamil, dia tidak bisa menggugat suaminya jika ikatan kontraknya sudah habis. Posisi wanita dalam ajaran Syi’ah, lebih buruk dari posisi hewan ternak. Hewan ternak yang hamil dipelihara baik-baik oleh para peternak. Sedangkan wanita Syi’ah yang hamil setelah nikah mut’ah, disuruh memikul resiko sendiri.”

...kaum Syi’ah tidak memberi tempat terhormat bagi kaum wanita. Praktik nikah mut’ah marak sebagai ganti seks bebas dan pelacuran...

Faktanya, kaum Syi’ah sama sekali tidak memberi tempat terhormat bagi kaum wanita. Hal ini berbeda sekali dengan ajaran Sunni. Di negara-negara seperti Iran, Irak, Libanon, dll, praktik nikah mut’ah marak sebagai ganti seks bebas dan pelacuran. Padahal esensinya sama, yaitu menghamba seks, menindas kaum wanita, dan menyebarkan pintu-pintu kekejian. Semua itu dilakukan atas nama agama. Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik.

JURUS 9: “SYI’AH DAN POLITIK”
Tanyakan ke orang Syi’ah: “Dalam pandangan Anda, mana yang lebih utama, agama atau politik?” Tentu dia akan berkata: “Agama yang lebih penting. Politik hanya bagian dari agama.” Lalu tanyakan lagi: “Bagaimana kalau politik akhirnya mendominasi ajaran agama?” Mungkin dia akan menjawab: “Ya tidak bisa. Agama harus mendominasi politik, bukan politik mendominasi agama.”

Lalu katakan ke orang Syi’ah itu: “Kalau perkataan Anda benar, mengapa dalam ajaran Syi’ah tidak pernah sedikit pun melepaskan diri dari masalah hak Kekhalifahan Ali, tragedi yang menimpa Husein di Karbala, dan kebencian mutlak kepada Muawiyah dan anak-cucunya? Mengapa hal-hal itu sangat mendominasi akal orang Syi’ah, melebihi pentingnya urusan akidah, ibadah, fiqih, muamalah, akhlak, tazkiyatun nafs, ilmu, dll. yang merupakan pokok-pokok ajaran agama? Mengapa ajaran Syi’ah menjadikan masalah dendam politik sebagai menu utama akidah mereka melebihi keyakinan kepada Sifat-Sifat Allah?”

...Ajaran Syi’ah terjadi ketika agama dicaplok (dianeksasi) oleh pemikiran-pemikiran politik. Akidah Syi’ah mirip dengan konsep Holocaust Zionis internasional...

Faktanya, ajaran Syi’ah merupakan contoh telanjang ketika agama dicaplok (dianeksasi) oleh pemikiran-pemikiran politik. Bahkan substansi politiknya terfokus pada sikap kebencian mutlak kepada pihak-pihak tertentu yang dianggap merampas hak-hak imam Syi’ah. Dalam hal ini akidah Syi’ah mirip sekali dengan konsep Holocaust yang dikembangkan Zionis internasional, dalam rangka memusuhi Nazi sampai ke akar-akarnya. (Bukan berarti pro Nazi, tetapi disana ada sisi-sisi kesamaan pemikiran).

JURUS 10: “SYI’AH DAN SUNNI”
Tanyakan kepada orang Syi’ah: “Mengapa kaum Syi’ah sangat memusuhi kaum Sunni? Mengapa kebencian kaum Syi’ah kepada Sunni, melebihi kebencian mereka kepada orang kafir (non Muslim)?” Dia tentu akan menjawab: “Tidak, tidak. Kami bersaudara dengan orang Sunni. Kami mencintai mereka dalam rangka Ukhuwah Islamiyah. Kita semua bersaudara, karena kita sama-sama mengerjakan Shalat menghadap Kiblat di Makkah. Kita ini sama-sama Ahlul Qiblat.”

Kemudian katakan ke dia: “Kalau Syi’ah benar-benar mau ukhuwah, mau bersaudara, mau bersatu dengan Sunni; mengapa mereka menyerang tokoh-tokoh panutan Ahlus Sunnah, seperti Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, Khalifah Utsman, istri-istri Nabi (khususnya Aisyah dan Hafshah), Abu Hurairah, Zubair, Thalhah, dan lain-lain? Mencela, memaki, menghina, atau mengutuk tokoh-tokoh itu sama saja dengan memusuhi kaum Sunni. Tidak pernah ada ukhuwah atau perdamaian antara Sunni dan Syi’ah, sebelum Syi’ah berhenti menista para Shahabat Nabi, selaku panutan kaum Sunni.”

...Kalau Syi’ah benar-benar mau bersaudara dengan Sunni, mengapa mereka menyerang tokoh panutan Ahlus Sunnah, seperti Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, Khalifah Utsman dan istri-istri Nabi?...

Fakta yang perlu disebut, banyak terjadi pembunuhan, pengusiran, dan kezaliman terhadap kaum Sunni di Iran, Irak, Suriah, Yaman, Libanon, Pakistan, Afghanistan, dll. Hal itu menjadi bukti besar bahwa Syi’ah sangat memusuhi kaum Sunni. Hingga anak-anak Muslim asal Palestina yang mengungsi di Irak, mereka pun tidak luput dibunuhi kaum Syi’ah.

Hal ini pula yang membuat Syaikh Qardhawi berubah pikiran tentang Syi’ah. Jika semula beliau bersikap lunak, akhirnya mengakui bahwa perbedaan antara Sunni dan Syi’ah sangat sulit disatukan.

PENUTUP :
Demikianlah “10 Jurus Dasar Penangkal Kesesatan Syi’ah” yang bisa kita gunakan untuk mematahkan pemikiran-pemikiran kaum Syi’ah. Insya Allah tulisan ini bisa dimanfaatkan untuk secara praktis melindungi diri, keluarga, dan umat Islam dari propaganda-propaganda Syi’ah. Wallahu a’lam bis-shawaab. []

Penulis : AM. Waskito

[Lihat juga “Ensiklopedi Sunnah-Syi’ah,” karya Prof Dr Ali Ahmad As-Salus, Penerbit Pustaka Al Kautsar, Jakarta].

Sumber : http://www.voa-islam.com/counter/liberalism/2012/02/02/17590/inilah-10-jurus-penangkal-kesesatan-syiah-level-awam-hingga-ulama/


 Syiah secara etimologi bahasa berarti pengikut, sekte dan golongan. Sedangkan dalam istilah Syara’, Syi’ah adalah suatu aliran yang timbul sejak pemerintahan Utsman bin Affan yang dikomandoi oleh Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi dari Yaman.

Setelah terbunuhnya Utsman bin Affan, lalu Abdullah bin Saba’ mengintrodusir ajarannya secara terang-terangan dan menggalang massa untuk memproklamirkan bahwa kepemimpinan (baca: imamah) sesudah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebenarnya ke tangan Ali bin Abi Thalib karena suatu nash (teks) Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Namun, menurut Abdullah bin Saba’, Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman telah mengambil alih kedudukan tersebut.

Keyakinan itu berkembang sampai kepada menuhankan Ali bin Abi Thalib. Berhubung hal itu suatu kebohongan, maka diambil tindakan oleh Ali bin Abi Thalib, yaitu mereka dibakar, lalu sebagian mereka melarikan diri ke Madain.

baarakallahufiikum

wajazaakumullahu khayran


Semoga bermanfaat.

⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴┈̥-̶̯͡⌣̊


Blog Archive