Follow us on:

PENGOBATAN ALA NABI HANYA BERMANFAAT BAGI YANG YAKIN






by Syeh Abu Muhammad Herman -Hafizhahullah-

Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata:

Pengobatan ala Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bukanlah seperti pengobatan para dokter. Pengobatan ala Nabi adalah sesuatu yang yakin qath'iyun ilahiy yang BERSUMBER DARI WAHYU, misykat kenabian dan kesempurnaan akal.

Adapun pengobatan selainnya adalah kira-kira, praduga dan percobaan. Pengobatan ala Nabi hanya bermanfaat bagi orang yang mendapatkannya dengan PENERIMAAN dan KEYAKINAN atas kesembuhan dengannya serta kesempurnaan penerimaannya dengan KEIMANAN dan KETUNDUKKAN.

Penolakan manusia atas pengobatan ala Nabi ibarat penolakan terhadap penyembuhan lewat Al-Qur'an yang merupakan obat. Hal ini bukan dikarenakan lemahnya obat (dari pengobatan ala Nabi), tapi karena kebusukkan tabiat, kerusakan wadah dan tidak adanya (kurangnya) rasa penerimaannya. Wabillahit taufiq. [Diungkapkan oleh Ibnu Qayyim dalam kitab Az-Zaad (III/97-98)]

[Ash-Shahihah (I/434), Dikutip dari buku Ensiklopedi Fatwa Syaikh Albani, Pustaka As-Sunnah, Jakarta]

Semoga bermanfaat...

-Sahabatmu- Abu Muhammad Herman



TERAPI KURMA



Terapi kurma yaitu : kurma (tamr = kurma kering) berfungsi untuk menguatkan sel-sel usus dan dapat membantu melancarkan saluran kencing karena mengandung serabut-serabut yang bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim terutama ketika melahirkan.

Penelitian yang terbaru menyatakan bahwa buah ruthab (kurma basah) mempunyai pengaruh mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa systolenya (kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi). Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Maryam binti Imran untuk memakan buah kurma ketika akan melahirkan, dikarenakan buah kurma mengenyangkan juga membuat gerakan kontraksi rahim bertambah teratur, sehingga Maryam dengan mudah melahirkan anaknya. [Perkataan Dokter Muhammad Kamal Abdul Aziz dalam kitabnya Al-Ath’imah Al-Qur’aniyyah. Dicantumkan oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaly dalam Shahih Ath-Thibb An-Nabawy fi Dhau’il Ma’arif Ath-Thabiyyah wal Ilmiyyah Al-Haditsah (hal. 399), cet. Maktabah Al-Furqaan, th. 1424H]

Dr. David Conning, Direktur Jendral British Nutritient Foundation menyatakan:

"Kurma lebih unggul dari makanan lain yang mengandung gula. Hal ini juga didukung bukti, yaitu segelas air yang mengandung glukosa akan diserap tubuh dalam 20-30 menit, tetapi gula yang terkandung dalam kurma baru habis terserap dalam waktu 45-60 menit. Maka, orang yang makan cukup banyak kurma pada wakt sahur akan menjadi segar dan TAHAN LAPAR, sebab bahan ini juga kaya dengan serat." (Dikutip dari makalah kesehatan Pusat Kesehatan Universitas Utara Malaysia, diambil dari www.medic.uum.ed)

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah:

"Kurma termasuk buah yang paling banyak mengandung gizi YANG MENGENYANGKAN dan dibutuhkan tubuh karena kandungan unsur panas dan lembab. Bila dikunyah dan ditelan, bisa pula membunuh cacing. Selain panas, buah ini juga MEMILIKI ENERGI TAMBAHAN. Kurma adalah buah, makanan, obat, minuman, sekaligus gula-gula." (Ath-Thibbun Nabawi, edisi Indonesia: Metode Pengobatan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, penerbit Griya Ilmu, Jakarta).


Rasulullah صلى اللّه عليه و سلم bersabda :

"Sesungguhnya di dalam habbatussauda ( jintan hitam ) terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit, kecuali kematian. [ HR Bukhori & Muslim ]

Dan soal pengobatan bathiniyah ƴα̍nƍ bisa dilakukan diri sndr adalah merruqiyyah :

Ruqiyah

Imaam Ibn Qayyim Al-Jawziyyah (691 - 751 H) berkata:

Saya (Ibn Qayyim Al-Jawziyyah) pernah tinggal di Makkah selama beberapa waktu. Pada saat itu, saya terkena sejumlah penyakit tanpa bisa mendapatkan obat-obatan ataupun seorang thabib/dokter.

Akhirnya, saya mengobati diri sendiri dengan Al-Faatichach dan merasakan efeknya yang menakjubkan.

Pengalaman ini pun saya ceritakan kepada orang-orang yang tengah mengeluhkan penyakit yang mereka derita, hingga kemudian banyak dari mereka yang sembuh dalam waktu singkat.

Namun ada satu permasalahan yang harus difahami dan diperhatikan di sini. Dzikir-dzikir, ayat-ayat, do'a-do'a, ataupun obat-obatan yang dipergunakan untuk ruqyah dan penyembuhan, walaupun pada hakikatnya bermanfaat dan mampu menyembuhkan, namun tetap saja mempunyai ketergantungan terhadap keadaan tubuh penderita dan kuatnya pengaruh (orang) yang mengobati.

Apabila terjadi keterlambatan dalam penyembuhan, maka hal itu disebabkan oleh lemahnya pengaruh dan semangat dari fihak yang mengobati dan lemahnya tubuh (penderita), atau bisa jadi karena kuatnya faktor penghalang yang mencegah efek penyembuhan dari do'a tersebut.

(Kitab Ad-Daa' wa Ad-Dawaa' oleh Ibn Qayyim Al-Jawziyyah, Ed. Indonesia hal. 10)


Pengobatan ala Nabi ada BANYAK SEKALI, hanya saja TIDAK BANYAK yang diketahui orang. Di antaranya adalah pengobatan dengan menggunakan makanan/minuman:

1. Nasi.
2. Beras ketan.
3. Semangka.
4. Kurma.
5. Buah Tin.
6. Tajin gandum.
7. Es.
8. Bawang putih.
9. Roti gandum dengan kuah.
10. Jantung pokok kurma.
11. Keju.
12. Inai.
13. Habbatus Sauda' (jintan hitam).
14. Sutra.
15. Roti.
16. Cuka.
17. Lalat.
18. Emas dan perak.
19. Daun kemangi.
20. Buah delima.
21. Minyak zaitun.
22. Sari mentega.
23. Kismis.
24. Jahe.
25. Ikan.
26. Kacang kedelai.
27. Daging bakar.
28. Mayonais.
29. Tanah liat.
30. Pisang.
31. Anggur.
32. Madu.
33. Kayu cendana.
34. Mentimun.
35. Tebu.
36. Daun seledri.
37. Daging domba.
38. Daging: kambing muda, sapi, kuda, unta, kijang, kelinci, burung, dendeng, dll.
39. Air es dan air embun.
40. Air zamzam.
41. Kesturi.

Dan lain-lain... (lihat Ath-Thibbun Nabawi, edisi Indonesia: Metode Pengobatan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, penerbit Griya Ilmu, Jakarta).


semoga bermanfaat

photo by Abu Muhammad Herman