Follow us on:

MEMBACA AL QUR'AN DI SISI KUBUR

bismillaah,

by Al-Akhi Al-Fadhil De Blackdwarf -Hafizhahullah-



bismillaah,
bantahan untuk syubhat si ujun orang yang saya nilai secara dzahir 'tidak waras' yang sedang menebar syubhat di salah satu postingan orang yang saya nilai secara dzahir tidak perduli dengan postingannya sendiri

===

[Membaca Al Qur’an di Sisi Kubur]

Adapun membaca Al Qur’an terus menerus di sisi kubur, maka ini tidaklah pernah dikenal oleh para ulama salaf.

Para ulama pun berselisih pendapat mengenai masalah membaca Al Qur’an di kuburan. Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Ahmad (menurut kebanyakan pendapat dari beliau) melarang hal ini. Namun, Imam Ahmad memberikan keringanan dalam masalah ini dalam pendapat beliau yang terakhir. Yang menjadi dasar Imam Ahmad dari pendapatnya yang terakhir adalah bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar pernah mewasiatkan agar dibacakan bagian awal dan akhir surat Al Baqarah ketika pemakamannya. Begitu pula ada riwayat dari beberapa kaum Anshor bahwasanya Ibnu ‘Umar pernah mewasiatkan agar membaca surat Al Baqarah di kuburnya (sebelum pemakaman). Namun ingat, ini semua dilakukan sebelum pemakaman.

Adapun pembacaan Al Qur’an untuk mayit sesudah pemakaman, maka tidak ada satu riwayat pun dari salaf tentang hal ini. Oleh karena itu, pendapat ketiga ini membedakan antara membacakan Al Qur’an ketika pemakaman dan pembacaan Al Qur’an terus menerus sesudah pemakaman. Pembacaan Al Qur’an sesudah pemakaman adalah amalan yang tidak ada tuntunan dalam agama ini (baca: bid’ah). Amalan seperti ini tidak memiliki landasan dalil sama sekali.

[Mayit Mendapatkan Pahala karena Mendengar Al Qur’an yang Dibacakan padanya]

Sedangkan jika ada yang mengatakan bahwa bermanfaat bagi si mayit ketika dia diperdengarkan Al Qur’an dan dia akan mendapatkan pahala jika mendengarnya, maka pemahaman seperti ini sungguh keliru. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri pernah bersabda,

إذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika manusia itu mati, amalannya akan terputus kecuali melalui tiga perkara: [1] sedekah jariyah, [2] ilmu yang dimanfaatkan, atau [3] anak sholeh yang mendo’akan dirinya. ”

Oleh karena itu, setelah kematian si mayit tidak akan mendapatkan pahala melalui bacaan Al Qur’an yang dia dengar dan amalan lainnya. Walaupun memang si mayit mendengar suara sandal orang lain dan juga mendengar salam orang yang mengucapkan salam padanya dan mendengar suara selainnya. Namun ingat, amalan orang lain (seperti amalan membaca Al Qur’an, pen) tidak akan berpengaruh padanya.

diterjemahkan dari Majmu’ Al Fatawa, Abul ‘Abbas Ahmad bin Abdul Halim Al Haroni, 24/317-321, Darul Wafa’, cetakan ketiga, tahun 1426 H (oleh Muhammad Abduh Tuasikal)

===

dan untuk teman2 yang masih 'mau' menanggapi orang yang tidak waras itu, satu2nya kunci untuk mengalahkannya adalah :

kejar terus dia dengan perkataannya dimana dia mengklaim sebelumnya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda bahwa pahala amalan bacaan AL Quran (terutama Al Fatihah) akan sampai kepada mayit, minta haditsnya

--> selama dia tidak mampu menunjukkan haditsnya, maka argumen apapun yg dia lontarkan, dia akan tetap kalah dengan satu pertanyaan kunci ini

===

ps: kalau saya pribadi, saya sudah malas membagi ilmu dengan orang yang seperti itu, karena :

"membagi ilmu kepada orang yang tidak bersungguh-sungguh itu dzalim"

--> dzalim terhadap diri saya sendiri karena telah membuang-buang waktu saya untuk orang yang hanya bermain-main saja

===

end

***

bantahan syubhat dia berikutnya :

Benarkah bacaan al-Qur'an seperti surat al Fatihah tidak sampai pahalanya kepada mayit ? (4).

--> Ini JUDULNYA (ingat baik2), dan setelah di akhir saya membantah syubhat ini, maka silahkan anda temukan, apakah judul ini berkaitan dengan isi postingan ?? sungguh aneh orang yg membawakan syubhat ini apalagi penulis syubhat ini

Telah berkata Asy Syaikh Ibnul Qayyim, " Ada yang berkata : 'Sesungguhnya seorang Salaf tidak melakukan itu.'" Orang yang berkata demikian itu sebenarnya TIDAK MENGETAHUINYA.
Dan telah berkata Ibnul Qayyim, " DAN INI ADALAH PERBUATAN SELURUH MANUSIA TERMASUK ORANG-ORANG YANG MENGINGKARINYA SEPANJANG MASA DI SELURUH NEGERI TANPA BANTAHAN DARI PARA ULAMA DAN DIHUBUNGKAN KESAMPAIANNYA ITU PADA SEBAGIAN ORANG-ORANG SALAF."

--> Dua perkataan Ibnul Qayyim ini ditujukan dalam hal apa tidak dijelaskan dan dimananya pun tidak dijelaskan, jadi statement Ibnul Qayyim ini bersifat ‘ambigu’ (tidak jelas untuk menerangkan apa)

Asy Syaikh Taqiyyuddiin Abil-Abbas Ahmad bin Taimiyyah (Ibnu Taimiyyah, guru dari Ibnul Qayyim) telah berkata, " BARANGSIAPA YANG MEYAKINI BAHWA MANUSIA ITU TIDAK MENDAPAT MANFAAT KECUALI DENGAN AMALNYA SENDIRI, MAKA BERARTI IA TELAH MEROBEK-ROBEK KESEPAKATAN, DAN ITU ADALAH BATIL DI PANDANG DARI SEGALA SUDUT PANDANG.

--> Kita ‘anggap’ saja statement ini benar dari Ibnu Taimiyyah, lantas dimana letak pembolehan pengiriman al fatihahnya ? ada ? dan statement diatas hanya menjelaskan secara umum dan memang benar dan ada haditsnya bahwa mayit tidak akan mendapat tambahan pahala apa apa kecuali yang tiga point yg disebutkan dalam hadits, jadi, tidak ada yg bertentangan antara statement diatas dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tapi kembali ke pertanyaan semula, DIMANA LETAK pembolehannya kirim2 al fatihah ??

YANG PERTAMA, Bahwa manusia itu mendapat mafaat dengan do'a orang lain BERARTI MENDAPAT MANFAAT DENGAN AMAL ORANG LAIN.---------

YANG KEDUA, Bahwa Nabi Saw memberi syafaat kepada orang2 yg ada di mauqif (mahsyar) ketika diadakan hisab (pemeriksaan amal), kemudian untuk para penghuni surga ketika memasukinya, kemudian untuk orang2 yg mempunyai dosa besar ketika keluar dari neraka. DAN INI ADALAH KEMANFAATAN DENGAN AMAL ORANG LAIN.----------

YANG KETIGA, Bahwa semua Nabi as dan orang2 shalih mempunyai syafaat, dan itu adalah KEMANFAATAN DENGAN AMAL ORANG LAIN.----------

YANG KE-EMPAT, Bahwa para Malaikat mendo'akan dan memohonkan ampunan untuk yang ada bi bumi (manusia dan jin) dan itu KEMANFAATAN MURNI DENGAN AMAL ORANG LAIN.---------

YANG KE-LIMA, bahwa anak-anak kaum mukminin akan memasuki surga dengan amal-amal bapak mereka, DAN ITU KEMANFAATAN MURNI DENGAN AMAL ORANG LAIN. ----------

YANG KE-ENAM, Allah Ta'ala telah berfirman mengenai kisah dua orang anak yatim: "Sedang ayah mereka adalah orang yang shaleh." (QS.Al-Kahfi: 82). JADI MEREKA TELAH MEMPEROLEH MANFAAT DENGAN KESALEHAN BAPAK MEREKA, DAN KESALEHAN ITU BUKAN USAHANYA.----------

YANG KE-TUJUH, bahwa seorang mayit itu telah mendapat manfaat dari sedekah atas namanya dan juga dengan qurban atas namanya, sesuai nash As-Sunnah dan Ijma'. DAN ITU ADALAH DARI AMAL ORANG LAIN.----------

YANG KE-DELAPAN, bahwa ibadah haji yang wajib akan terbebas dari mayit, karena dihajikan oleh walinya sesuai nash As-Sunnah, DAN ITU ADALAH KEMANFAATAN DENGAN AMAL ORANG LAIN.------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

YANG KE-DUA PULUH, bahwa --------------Barangsiapa memperhatikan ilmu ini, ia akan mendapatkan BAHWA SESEORANG AKAN MEMPEROLEH KEMANFAATAN DENGAN AMAL ORANG LAIN, SEDANG IA TIDAK MENGAMALKANNYA DAN ITU HAMPIR-HAMPIR TAK TERHITUNG.

Bagaimana boleh ayat itu, "Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain yang telah diusahakannya." (QS. An Najm: 39) ditafsirkan bertentangan dengan ayat al-Qur'an, As-Sunnah, Ijma' umat dan tujuan insan secara umum.

--> Perhatikan semua yg saya ada diatas, diatas hanya menyebutkan yg akan sampai adalah do’a, sedekah, haji, dan apa apa yang memang ada haditsnya, tapi bagaimana dengan INTI DARI CATATAN ini ?? mana hadits mengenai kirim2 al fatihahnya ?? ada ??

==

Ini yang saya namakan si jaahil (bodoh) kuadrat sedang mencoba menjelaskan sesuatu yang dia sendiri TIDAK MENGERTI dengan apa yang dia sampaikan, jadi tidak salah jika saya mengatakan orang ini maaf.. ‘tidak waras’, karena bahkan dia sendiri pun TIDAK MEMAHAMI dan MUNGKIN tidak meneliti apa yang dia copas sendiri, sehingga yang terjadi adalah ‘dagelan komedi’, dimana dia saat ini sedang mempermalukan dirinya sendiri tanpa sadar dan dia menganggap dia berada dalam kebenaran,

Kasihan..

==

semoga kita dijauhkan dari orang-orang seperti ini dan ilmu yang tidak bermanfaat. aamiin

Blog Archive