Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam Adalah Orang yang Sangat Pemalu
Posted by
putschy
| Wednesday, October 10, 2012 at 9:59 AM
0
comments
Labels :
fiqh wanita
--------------------------
Rasulullaah Adalah Orang yang Sangat Pemalu
--------------------------
Dari Abu Sa’id, ia berkata,
كان النبي صلى الله عليه وسلم أشد حياء من العذراء[1] في خدرها، وكان إذا كره [شيئاً] عرفناه في وجهه
“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lebih pemalu dari pada perawan dalam pingitan. Jika beliau tidak menyukai [sesuatu], maka akan kami ketahui dari wajahnya."
(Shahih)-Mukhtashor Ash Shama-il (307): [Bukhari: 61-Kitab Al Manaqib, 23-Bab Shifatun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Muslim: 43-Kitab Al Fadhoil, hal. 67]
--------------------------
[1] Dalam kitab asli tercantum عذراء demikian pula pada kitab pensyarah. Saya mengoreksinya beracuan kepada kitab Shahih penulis (imam Bukhari) dan Shahih Muslim. Dan berdasarkan kedua acuan tersebut saya menyisipkan lafadz ”syaian” pada hadits di atas sebagaimana tertera dalam tanda kurung.
--------------------------
Apakah Sifat Malu Itu Tercela?
--------------------------
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ اللهَ حَيِيٌّ سَتِيرٌ يُحِبُّ الحَيَاءَ وَالسِّتْرَ
“Sesungguhnya Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai rasa malu dan perlindungan.” [HR. Abu Daud no. 4014, dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani]
--------------------------
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,
الإيمان بضع وستون- أو بضع وسبعون - شعبة؛ أفضلها لا إله إلا الله، وأدناها إماطة الأذى عن الطريق، والحياء شعبة من الإيمان
"Iman itu ada 60 lebih (atau 70 sekian) cabang. Iman yang paling utama adalah [ucapan] Laa ilaaha illallah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan,
sedangkan malu termasuk cabang dari iman."
(Shahih)-Ash Shahihah (1769). Lafazh “sab’un (70)” itu yang lebih tepat. [Bukhari: 2-Kitab Al Iman, 3-Bab Umurul Iman. Muslim: 1-Kitab Al Iman, hal. 57-58]
--------------------------
Dari Salim, dari ayahnya, ia menceritakan bahwa
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم مر برجل يعظ ( وفي رواية … يعاتب) أخاه في الحياء، [ حتى كأنه يقول : أضرّ بك] فقال: " دعهُ؛ فإن الحياء من الإيمان
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melewati seorang pria yang menasehati saudaranya karena ia begitu pemalu [dalam suatu riwayat disebutkan [pria itu mencelanya karena sifat malu yang dimilikinya] [bahkan pria itu berkata: “Saya dirugikan karena sifatmu itu.”]
Nabi lalu bersabda,
"Biarkanlah dia, karena malu merupakan ciri keimanan."
(Shahih)-Ar Roudh An Nadhir (513): [Bukhari: 2-Kitab Al Iman, 16-Bab Al Haya’. Muslim: 1-Kitab Al Iman, hal. 59]
--------------------------
Dari Abu Mas'ud, ia berkata bahwa Uqbah berkata,
“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إن مما أدرك الناس من كلام النبوة [الأولى/1316]: إذا لم تستحي فاصنع ما شئت
"Sesungguhnya di antara kalimat kenabian pertama yang sampai ke tengah-tengah manusia adalah:
“Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu”."
(Shahih)-Ash Shahihah (684), Al Irwa’ (2673): [Bukhari: 60-Kitab Al Anbiya’, 54-Bab Hadatsana Abul Yaman]
--------------------------
Sifat Malu Akan Menghiasi Pemiliknya
--------------------------
Dari Anas ibnu Malik, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,
ما كان الحياء في شيء إلا زانه، ولا كان الفحش في شيء إلا شانه
"Malu akan memperindah sesuatu,
sedangkan kekejian akan memperjelek sesuatu.”
(Shahih)-Takhrij Al Misykah (4854): [Tirmidzi: 25-Kitab Al Birr, 47-Bab Maa Jaa-a Fil Fahsyi wat Tafahusyi. Ibnu Majah: 37-Kitab Az Zuhd, 17-Bab Al Haya’, hal. 4185]
--------------------------
FENOMENA MENGHILANGNYA RASA MALU !
--------------------------
Fenomena mengerikan ikhwan dan akhwat yang bermudah-mudahan dalam berkomunikasi di blog/fb/twitter/chatting/
Kita BANYAK SEKALI dapati, seseorang ikhwan/akhwat, yang SANGAT BERMUDAH-MUDAHAN dalam berkomunikasi dengan AJNABIY/AJNABIYYAH TANPA ALASAN YANG DIBENARKAN SYARI’AT..
Ucapan-ucapan seperti: “assalamu ‘alaikum ya ukhti..” atau “apa kabar ukhti?” atau bahkan perkataan “ya ukhti, besok datang ke kajian nggak?” atau perkataan basa-basi yang tanpa ada rasa malu baik itu ikhwan atau akhwat.. apalagi SAMPAI berpuisi-puisi, menggambarkan perasaan hatinya kepada seorang akhwat yang ia tertarik padanya!?
Apakah kalian hendak melakukan Pe-De-Ka-Te ala kaum fasiq DENGAN cara-cara “islami”.. Ataukah kalian mengatakan “akh, ini kan ukhuwwah islamiy semata” kita katakan: “JUJURLAH PADA DIRIMU.. engkau ini sedang melakukan PEMBENARAN atau tidak?!” Lagian, komunikasimu dengan ajnabiyyah (sebagaimana dicontohkan diatas) juga TIDAK DIBENARKAN OLEH SYARI’AT..
--------------------------
Fatwa Ulama Tentang Hal Ini
--------------------------
Fatwa Lajnah Daa-imah
tentang pertemanan pria dan wanita (yang bukan mahram)
Pertanyaan,
“Apa hukum persahabatan atau perkawanan dengan lawan jenis menurut hukum syariat dengan pengertian ada seorang gadis yang memiliki sahabat laki-laki atau sebaliknya? Perlu diketahui bahwa jalinan persahabatan yang dibangun keduanya adalah persahabatan yang “sehat”. Semua orang mengetahui, bukan persahabatan yang dilakukan sembunyi-sembunyi.”
Jawaban Lajnah Daimah,
“Persahabatan dengan lawan jenis adalah termasuk perbuatan yang sangat haram dan kemungkaran yang sangat-sangat mengerikan. Tidak boleh bagi seorang perempuan untuk berkawan dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Demikian pula sebaliknya. Hal tersebut terlarang karena hal itu adalah sarana menuju pelanggaran terhadap berbagai aturan Allah yang mengatur etika hubungan dengan lawan jenis dan awal langkah menuju zina”.
Fatwa ini ditandatangani oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Abdullah bin Ghadayan, Shalih al Fauzan, Abdul Aziz Alu Syaikh dan Bakr Abu Zaid.
(Sumber: Fatawa Lajnah Daimah juz 17 hal 67-68; dikutip dari artikel ustadz aris)
--------------------------
Syaikh ibnul ‘Utsaimiin
tentang komunikasi ikhwan akhwat yang saling surat-menyurat
Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu berkata:
“Tidak boleh bagi seorang lelaki, siapapun dia, untuk surat-menyurat dengan wanita ajnabiyah. Karena hal itu akan menimbulkan fitnah. Terkadang orang yang melakukan perbuatan demikian menyangka bahwa tidak ada fitnah yang timbul. Akan tetapi setan terus menerus menyertainya, hingga membuatnya terpikat dengan si wanita dan si wanita terpikat dengannya.”
Asy-Syaikh rahimahullahu melanjutkan,
“Dalam surat-menyurat antara pemuda dan pemudi ada fitnah dan bahaya yang besar, sehingga wajib untuk menjauhi perbuatan tersebut, walaupun penanya mengatakan dalam surat menyurat tersebut tidak ada kata-kata keji dan rayuan cinta.”
(Fatawa Asy-Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin, 2/898; dinukil dari artikel “tidak ada pacaran islami”)
--------------------------
Syaikh Abu Said al Jazaa-iriy tentang batasan-batasan dialog terhadap lawan jenis (yang bukan mahram)
Pertanyaan,
“Apakah seorang mahasiswi dibolehkan untuk bertanya dan ngobrol dengan dosen laki-laki padahal dosen tersebut tidak mengajarnya? Apa tolak ukur interaksi lawan jenis yang diperbolehkan?”
Jawaban Syaikh Abu Said al Jazairi,
“Seorang mahasiswi diperbolehkan untuk bertanya kepada dosen laki-laki meski dosen tersebut tidak mengajarnya dengan beberapa syarat:
- Pertama, adanya kebutuhan untuk bertanya
- kedua, adanya jaminan aman dari godaan lawan jenis
- ketiga, menghindari sikap-sikap yang bisa menyebabkan orang lain berburuk sangka (misal, duduk berdua sambil mojok dll, pent)
- keempat, tidak ada KETAWA-TAWA DAN GUYONAN.
Seorang laki-laki diperbolehkan untuk berbicara dengan perempuan yang bukan mahramnya mana kala ada keperluan semisal jual beli, berobat, keperluan untuk persidangan atau persaksian di pengadilan dan semisalnya di samping ada jaminan aman dari godaan lawan jenis dan tidak berdua-duan.
Syarat-syarat di atas ditetapkan dalam rangka melindungi individu dan masyarakat dari kerusakan moral. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ما تركت بعدي فتنة أضر على الرجال من النسا
‘Tidaklah kutinggalkan setelahku suatu godaan yang lebih membahayakan laki-laki dibandingkan godaan wanita’ [HR Bukhari dan Muslim]”
(Sumber: http://www.abusaid.net/
--------------------------
Maka kita memohon taufiq kepada Allaah, agar dilapangkan hati untuk meniti jalan yang selamat, serta menjauhi syubuhat dan hal-hal yang haram. Aamiin.
Wahai ukhti muslimah, ketahuilah!
Bahwa wanita adalah FITNAH TERBESAR bagi lelaki!
Maka dimanakah Rasa Malu KAUM MUSLIMAH disaat ini!?
Tidakkah engkau melihat ratu-ratu dunia? Adakah sembarang orang yang menyentuhnya? Adakah sembarang orang yang dapat berbicara dengannya? TIDAK!
Ketahuilah Allah telah menjaga wanita muslimah LEBIH dari penjagaan manusia kepada ratu-ratu dunia!
Tidakkah engkau melihat berlian? Adakah engkau melihat berlian dijalan-jalan? bukankah tidak sembarang orang yang dapat melihatnya?
Ketahuilah Allah menjaga wanita dari kehinaan!
--------------------------
Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullahu berkata,
“Pertama:
seorang wanita tidak boleh berbicara dengan lelaki yang bukan mahramnya (ajnabi) kecuali bila dibutuhkan dan dengan suara yang tidak membangkitkan syahwat lelaki. Juga si wanita TIDAK BOLEH MEMPERLUAS PEMBICARAAN dengan lelaki ajnabi melebihi kebutuhan.
Kedua:
Melembutkan suara yang dilarang dalam Al-Qur’an adalah melunakkan suara dan membaguskannya sehingga dapat membangkitkan fitnah. Oleh karena itu, seorang wanita tidak boleh mengajak bicara lelaki ajnabi dengan suara yang lembut. Ia tidak boleh pula berbicara dengan lelaki ajnabi sebagaimana berbicara dengan suaminya, karena hal tersebut dapat menggoda, menggerakkan syahwat, dan terkadang menyeret kepada perbuatan keji. Sementara itu, telah dimaklumi bahwa syariat yang penuh hikmah ini datang untuk menutup segala jalan/perantara yang mengantarkan kepada hal yang dilarang.
Adapun perubahan suara si wanita karena malu tidaklah termasuk melembutkan suara. Wallahu a’lam.”
(Jaridah al-Muslimun no. 68, sebagaimana dinukil dalam Fatawa al-Mar’ah al-Muslimah, hal. 689-690; dari artikel majalah akhwat)
--------------------------
Tapi apa yang kita dapati dengan mereka terutama di dunia maya ini !!!?
Sehingga tidak ada jalan lain untuk mulia, melainkan dengan meniti jalanNya yang lurusataukah engkau malah hendak mengikuti kehinaan orang-orang kaafir dengan label “kebebasan”?!
Ketahuilah Allah berfirman tentang orang-orang kaafir,
إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَٰئِكَ فِي الْأَذَلِّينَ
"Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina." (Al-Mujaadila: 20)
Maka akankah engkau memilih jalan kemuliaan (yaitu Jalan yang telah Allah tetapkan)? ataukah malah engkau memilih jalan kehinaan (yaitu jalannya orang-orang kaafir)?
Tidak ada satupun orang berakal yang akan memilih jalan kehinaan kecuali orang-orang yang telah hilang akalnya, atau orang-orang yang hawa nafsunya menguasai akalnya, sehingga ia seperti layaknya orang yang hilang akal, bahkan lebih jelek daripada orang yang hilang akalnya!
Maka ambillah pelajaran wahai orang-orang berakal!
Jauhilah SEGALA HAL yang menjerumuskan kita kedalam zina.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’ [17] : 32)
Imam asy Syawkaniy dalam tafsirnya mengatakan bahwa berdasarkan ayat ini, segala hal yang menjadi perantara menuju PERZINAAN maka itu haram. Demikian juga dijelaskan syaikh as-sa’diy:
”Larangan (Allah) untuk mendekati zina lebih jelas/tegas daripada larangan perbuatan zina itu sendiri. Hal itu dikarenakan larangan tersebut juga meliputi larangan terhadap seluruh sebab yang menurus kepada zina dan faktor-faktor yang mendorong perbuatan zina” [Taisir Kariimir-Rahman]
Maka berdasarkan ayat ini:
- Komunikasi antara ikhwan dan akhwat TANPA ADA ALASAN YANG DIBENARKAN SYAR’I = Haram; apalagi sampai bercanda, atau bahkan sampai saling merayu!! Maka ini lebih parah lagi kemungkarannya!
- Apalagi kalau IKHTILATH (campur baur) TANPA ADA ALASAN YANG DIBENARKAN; maka inipun Haram. Atau bahkan, sengaja ber-ikhtilath dalam rangka menikmati ikhtilath ini; yaitu sengaja menjatuhkan diri padanya tanpa ada keperluan, atau bukan dalam kondisi darurat.. maka ini lebih parah lagi.
- Apalagi kalau sampai KHALWAT (berdua-duaan) baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung inilah yang kita dapati di internet..
Semoga Allah menunjuki kita semua diatas jalan yang benar, serta menjadikan hati kita lembut (tunduk kepada kebenaran dan tidak sombong), dengan menerima kebenaran dan menitinya.. aamiin
Semoga bermanfaat.
Sumber :
http://rumaysho.com/
http://rumaysho.com/
http://abuzuhriy.com/
photo & source
Subscribe to:
Post Comments (Atom)