Follow us on:

^13 GOLONGAN FAHAM SESAT BERATAS NAMA TASAWUF (SUFI)^




Kutipan dari kitab “Tuhfah Al-Raghibin Fi Bayan Haqiqatu Iman Al-Mu’minin” oleh ‘Alim Al-Fadhil Muhammad Arshad

Perkataan tasawuf dan ahli sufi sering kita dengar di masyarakat, akan tetapi bagaimana mengenal ahli taswauf/sufi yang sebenarnya? Kita tidak tahu. Oleh sebab itu kita lihat banyak orang terjebak dengan ajaran sesat yang berlindung dibalik nama tasawuf atau ahli sufi.

Ajaran sesat yang berlindung dibalik nama tasawuf ini telah timbul sebelum Imam Al-Ghazali. Sejak agama Islam tersebar luas keseluruh pelosok dunia dan bukan saja disekitar negara arab tapi mencakupi disekitar Roma dan Persia. berbagai budaya telah menyerap masuk kedalam Islam. Hasilnya juga faham yang berasal dari budaya lain telah menyerap masuk kedalam masyarakat Islam. Kesempatan inilah yang telah diambil oleh musuh Islam untuk merusak Islam dengan orang Islam sendiri.

Dalam kitab “Tuhfah Al-Raghibin Fi Bayan Haqiqatu Iman Al-Mu’minin” oleh ‘Alim Al-Fadhil Muhmammad Arshad telah menyatakan terdapat tiga belas golongan faham sesat yang berlindung dibalik nama sufi atau ahli tasawuf. Golongan ini layak digelar sebagai kafir atau fasiq. Kerana ajaran-ajaran mereka bertentangan dengan ajaran Islam yang berpandukan Al-Quran dan sunnah Rasulullah s.a.w. Golongan tersebut ialah:

Pertama: Habibiyyah, :

1. Apabila seseorang itu telah sampai kepada martabat kasih kepada Allah, maka terlepas dari taklif syara’. Segala yang haram menjadi halal . Sholat fardu, puasa dan sebagainya adalah tidak harus bagi mereka untuk mengerjakannya .
2. Golongan mereka tidak perlu menutup aurat.
3. Apabila samPAI ketahap yang paling tinggi sekali kasih kepada Allah segala dosa besar seperti zina, minum arak dan sebagainya boleh dilakukan dan tidak mendapat azab daripada Allah.
4. Segala ibadat zahir tidak perlu dilakukan dan mereka hanya perlu bertafakkur saja untuk beribadat.
5. Harus bagi mereka untuk bersetubuh dengan segala perempuan.
6. Segala harta didunia ini adalah milik anak Adam. Dan kita semua adalah dari keturunan anak Adam, jadi kita berhak segala harta yang berada di muka bumi ini.

Kedua: Auliyaiyyah, :

Apabila seseorang itu sampai kepada darjat wilayah, mereka bebas dari segala perintah dan larangan dan martabat wali lebih mulia dari martabat nabi.

Ketiga: Thamrakhiyyah.

Golongan ini antara lain, bahwa tidak lagi terikat dengan perintah dan larangan Allah. Golongan ini mengharuskan menyanyi dan segala alat musik. Mereka diharuskan untuk berzina dan sebagainya. Golongan ini diasaskan oleh Abdullah Thamrakhiyyah.

Keempat: Ibahiyyah, :

1. Kita tidak perlu melakukan kerja-kerja mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran kerana kita sendiri tidak mampu melakukan kerja-kerja tersebut apalagi untuk mengajak orang lain.
2. Golongan ini mengharuskan zina dan tidak berdosa.

Kelima: Haliyah.

1. Diharuskan menari dan bertepuk tangan sambil menyanyi sehingga pingsan.
2. Kata mereka bahwa “Sheikh kami berada dalam suatu hal”.

Keenam: Huriyyah.

Iktiqad golongan ini hampir sama dengan iktiqad golongan Haliyah, cuma mereka menambah waktu pingsan ketika menyanyi, ketika itu seolah merasa didatangi oleh bidadari daripada syurga lalu kami jima’ dengan mereka dan setelah sadar kami mandi junub.

Ketujuh: Waqi’iyyah.

Iktiqad golongan ini ialah bahwa kita tidak perlu kenal Allah Taala. Ini karena kita ini lemah sebagai seorang hamba. Jadi kita tidak perlu mengenal Allah.

Kelapan: Mutajahiliyyah/Mutahalliyyah.

Golongan ini memakai pakaian-pakaian yang bagus dan melakukan pekerjaan fasiq. Antara kata mereka bahwa: Kami tidak dapat lari dari melakukan zina.

Kesembilan: Mutakasilah.

Golongan ini malas bekerja. Kerja mereka hanyalah meminta-minta atas nama zakat atau sedekah.

Kesepuluh: Ilhamiyyah.

Iktiqad golongan ini sama seperti al-Dahriyyah. Golongan ini malas belajar dan membaca Al-Quran. Dalam pandangan mereka, Al-Quran itu hanya merupakan hijab untuk mengenal Allah. Karana itu mereka hanya mempelajari syair-syair dan kata hikmah saja sebagai tarikat mereka.

Kesebelas: Hululiyyah.:

1. Bahwa setiap makhluk bersatu dengan Allah Taala.
2. Harus kita memandang kepada perempuan yang cantik dan boleh menari dan memeluknya. Kerana sifat cantik itu adalah sifat Allah yang dianugerahkan kepada kita semua.
3. Apabila seseorang itu hilang dari hawa nafsu dan ikhlas kepada Allah, maka gugurlah segala amal syariat. Segala ibadah seperti sembahyang, puasa, zakat dan sebagainya.

Keduabelas: Kaum Wujudiyyah.

Iktiqad golongan ini berdasarkan kepada tafsir kalimah “La Ilaha IllaLlah” iaitu: Tidak wujud melainkan wujud Allah. Dan pandangan mereka bahwa tidak maujud melainkan dalam kandungan ujud segala makhluk. yaitu setiap makhluk terdapat wujud Allah. Allah dan makhluk adalah dari satu jenis dan sebangsa. Golongan ini juga beriktiqad bahwa tuhan memiliki ruang dan waktu.

Ketigabelas: Mujassimah. Iktiqad golongan ini ialah:

1. Allah mempunyai anggota seperti tangan, kaki, berdaging dan sebagainya.
2. Allah Taala itu berupa tetapi tidak tahu bagaimana rupanya.
3. Allah Taala bergerak naik atau turun. Dan tempat kediaman Allah Ta'ala ialah diatas ‘Arash.

Itulah antara faham-faham yang tersebar dikalangan umat Islam sejak dahulu. Faham-faham ini tersebar dari satu generasi ke satu generasi sehingga sampai kehari ini. Faham ini mendapat pengaruh umat Islam di seluruh dunia. Oleh itu kita harus benar-benar bisa melihat dan menyeleksi faham-faham seperti ini.

Coba saudara nilai sendiri, ajaran sai baba(Bhagavan Sri Sathya Sai Baba) dari india itu masuk ke golongan mana? Karena sai baba dari india itu konon katanya Inkarnasi Sai Baba dari Shirdi seorang mistikus sufi sesat..

posted AL-FIRQAH AN-NAJIYAH (Jalan Golongan Yang Selamat)

semoga bermanfaat



^AKU ADALAH ALLAH, TUHANMU! (PENGAKUAN JIN SUFI)^

Diposting oleh Team Ihya As-Sunnah di 1:46 AM

Marak sekali wirid-wirid bid’ah yang tidak ada dalil dari Hadits dan Al Qur’an sekarang beredar. Bahkan perguruan beladiri yang memakai tenaga dalam dengan merapal wirid-wirid tertentu. Kadang berbahasa Arab, bahkan tak pelak kata Allah sering disangkut pautkan kedalam wirid-wirid mereka. Ini sebuah kisah nyata, seorang anak muda yang "katanya" sudah memiliki ilmu paling tinggi dalam Thariqah.

Pada suatu kali datang di ruqyah massal, niatnya sih baik. Yaitu mau ikut membantu para peruqyah untuk menyembuhkan orang-orang yang sedang terganggu oleh para Jin Jahil. Saat sesi taujih (ceramah/nasehat) semuanya duduk diam mendengarkan seorang ustad yang memberikan taujih tentang dunia para jin. Dan tentang orang-orang yang diganggu jin. "Jangan menganggap orang yang tidak shalat saja yang terganggu oleh Jin. Bahkan orang-orang yang biasanya memakai wirid atau dzikir yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah apalagi niatnya juga salah, mereka malah yang lebih mudah diganggu oleh Jin". Tetapi pemuda tersebut kayaknya tidak ingin mendengarkan taujih yang di sampaikan ustad yang sedang mengisi taujih. Saya diajak berbincang-bincang terus oleh pemuda itu. Mulai dari macam-macam thariqah, ilmu laduni, dan banyak hal. Dia menjelaskan layaknya seorang ustad!

Ketika sudah memasuki sesi terapi ruqyah. Suara seorang ustad menggelegar di microphone "HAI KALIAN JIN-JIN JAHIL YANG SEDANG MENGANGGU MANUSIA, DEMI ALLAH. PERGILAH, SEBELUM KAMI BACAKAN AYAT-AYAT ALLAH YANG AKAN MEMBAKAR KALIAN" Beberapa orang langsung sedikit bereaksi. Macam-macam reaksinya, ada yang ngomel-ngomel, ada yang bernyanyi, dan yang paling "menggelikan" si Ustad thariqah disamping saya ini tangannya langsung gemetar, dan matanya melotot tajam kearah peruqyah. Saya yang ada disampingnya sudah merasa kalau pemuda ini sudah mulai bereaksi, tetapi saya diamkan saja. Menunggu sampai ustad yang meruqyah didepan untuk membacakan ayat-ayat Allah.

Tak pelak ketika sudah dibacakan ayat-ayat Allah, pemuda ini langsung berdiri sambil berteriak "SAMPEYAN NANTANG AKU (KAMU MENANTANG SAYA)". Saya sendiri kaget. Tidak seberapa lama, si Pemuda itu berteriak sambil merapal do’a-do’a Arab. Saya nggak tahu itu do’a apa karena belum pernah mendengarnya. Langsung saja saya dekap pemuda itu, beberapa teman-teman peruqyah juga mendekapnya. Setelah kami telentangkan, kami membacakan ayat ayat Allah. Dan dia juga merapalkan wirid-wiridnya. Tapi anehnya, kalau wirid itu benar dari Rasulullah kenapa dia harus merasakan kepanasan saat kami membacakan ayat-ayat Allah. Saya dan beberapa teman-teman peruqyah mengintensifkan kepada si pemuda itu, dan beberapa peruqyah yang lain memfokuskan kepada peserta yang lain.

Setelah jin yang ada ditubuh si pemuda itu tenang, kami menanyakan siapa dia. Apa alasan dia masuk kedalam tubuh si pemuda itu "Aku Allah, aku yang menguasai langit dan bumi. Dan pemuda ini yang aku pilih karena dia terus memanggilku" ucapnya sambil menatap tajam. "Mana mungkin kamu Allah, lah wong dibacakan ayat-ayat Allah saja kamu kepanasan" ucap salah satu peruqyah. "Aku Allah, Tuhanmu" itu yang hanya terucap oleh si Jin. "Yo wes, terserah kamu. Pokoknya sekarang kamu keluar dari tubuh ini" perintah peruqyah. "Gak, aku nggak gelem metu teko awak’e arek iki (Tidak, aku tidak mau keluar dari tubuh anak ini)". "Kalau kamu nggak keluar, tak bacakan lagi ayat-ayat Allah biar tubuhmu kepanasan dan mati!" perintah si peruqyah lagi.

Akhirnya dibacakan lagi ayat-ayat Allah. Dan jin yang berada dipemuda itu terlihat menggelepar-gelepar. Berteriak-teriak tidak karuan, dan akhirnya si pemuda lemas, pingsan. Tidak seberapa lama si pemuda sadar, dan kami-pun bertanya tentang beberapa hal. Pemuda itu menjelaskan hikmah tentang amalan-amalannya, tentang wirid-wiridnya, bahwa itu semua dari kyai thariqahnya. Setelah kami menjelaskan tentang wirid-wirid yang tidak sesuai dengan Rasulullah, si pemuda ini tetap keukeuh kalau wirid-wiridnya itu bagus. Bahkan masih tetap menceramahi kami, tim peruqyah!

Yah manusia memang seperti itu, ketika dijelaskan tentang kesalahannya mereka tidak akan mau menerima kesalahannya. Kecuali orang-orang yang beriman yang selalu memperbaiki dirinya dengan meminta diingatkan atas kesalahan-kesalahannya.

Kita, Mau milih yang mana? Terserah deh mau milih yang mana, pokoknya siap-siap menerima segala apa yang kita pilih sajalah.

source :

http://www.facebook.com/groups/132093920201459?view=permalink&id=150368711707313


TAREKAT-TAREKAT SUFI DAN WIRID-WIRIDNYA

Pertanyaan
Al-Lajnah Ad-Da'imah Lil Bufiuts Al-'Ilmiyah Wal lfta ditanya : Bagaimana hukum tarekat-tarekat sufi dan wirid-wirid yang mereka susun dan mereka dengungkan sebelum shalat Shubuh dan se
telah shalat Maghrib. Apa pula hukum orang yang mengaku bahwa ia melihat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan terjaga dengan mengu-capkan, 'semoga kesejahteraan diliimpahkan atasmu wahai matanya semua mata dan ruhnya semua ruh.'?

Jawaban:
Segala puji bagi Allah semata. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada RasulNya, keluarganya dan para sahabatnya. Amma ba 'du,

Tarekat-tarekat dan wirid-wirid yang anda sebutkan itu adalah bid'ah, di antaranya adalah Tarekat Tijaniyah dan Kitaniyah. Dari wirid-wirid mereka itu tidak ada yang disyari'atkan kecuali yang sesuai dengan Al-Kitab dan As-Sunnah yang shahih.

Adapun yang disebutkan dalam pertanyaan ini, bahwa ada seseorang yang menganut faham Kitani lalu ia melihat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan inderanya dalam keadaan jaga dan mengatakan, 'semoga kesejahteraan dilimpahkan atasmu wahai matanya semua mata .. dst.' adalah suatu kebatilan yang tidak ada asalnya. Karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak akan pernah terlihat oleh seseorang dalam keadaan terjaga (tidak dalam keadaan tidur) setelah beliau wafat, dan beliau tidak akan keluar dari kuburnya kecuali pada Hari Kiamat nanti, sebagaimana yang difirmankan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di Hari Kiamat. " [Al-Mukminun: 15-16]

Dan sebagaimana disabdakan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam

"Artinya : Aku adalah pemimpin anak adam pada hari kiamat dan yang pertama kali dibukakan kuburnya. [2]

Hanya Allah lah yang kuasa memberi petunjuk. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.

[Fatawa Al-Lajnah Ad-Da' imah lil Buhuts Al-'Ilmiyah wal Ifta', 2/184]

[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masa'il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, Penyusun Khalid Al-Juraisiy, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penerjemah Musthofa Aini dkk, Penerbit Darul Haq]
_________
Foote Note
[1]. Ada bab tersendiri yang membahas tentang tijaniyah dan bid'ah-bid'ahnya. Sebaiknya merujuk fatwa Lajnah Da'imah mengenai hal ini.
[2]. Imam Muslim meriwayatkan seperti itu dalam Al-Fadha'il(2278)..
 
***